Review 7554: Menjajal Game FPS Komersial Buatan Vietnam!
Kurang Sempurna – Tetapi Pantas Diapresiasi Tinggi!
Satu hal yang patut diapresiasi dari 7554 ini adalah keberanian dan ketangguhan sang developer – Emobi Games yang akhirnya mampu menghasilkan sebuah hasil karya game, yang tidak hanya akan berfungsi sebagai sebuah media untuk melepas stress dan sarana pembelajaran sejarah yang menarik untuk muda-mudi Vietnam, tetapi juga sebuah kebanggaan untuk negara. Bagaimana tidak? Untuk sebuah negara dengan ideologi yang tertutup dan pendapatan kapita yang tidak terlalu tinggi, ini tentu menjadi kebanggaan, mengingat ini merupakan pencapaian yang belum mampu diraih oleh negara kawasan Asia Tenggara yang lain, termasuk Indonesia. Sayang seribu sayang, game ini datang dengan kualitas rata-rata.
Pemilihan Vision Engine 8 sebagai engine utama memang memberikan Emobi Games keleluasaan untuk membangun 7554, namun dengan berbagai kelemahan yang cukup kentara. Model tiga dimensi yang ditawarkan tentu tidak dapat disejajarkan dengan game-game FPS kualitas superb dari para developer besar seperti Crytek atau Infinity Ward. Walaupun demikian, 7554 masih menawarkan kualitas visualisasi yang masih pantas untuk dinikmati. Salah satu kekuatan ada pada desain dan visualisasi settingnya yang boleh terhitung menawan. Emobi Games juga tampaknya tidak ingin setengah-setengah untuk menangkap cerita heroik Binh dan teman-temannya ini. Orisinalitas muncul dari penggunaan bahasa Vietnam secara penuh di dalam cerita, menciptakan atmosfer yang tepat seusai dengan tema yang berusaha diusung.
Sementara di sisi gameplay, hampir tidak ada yang istimewa. Sebagai sebuah game FPS bertema perang di dunia nyata, kevakuman inovasi yang ditawarkan oleh Emobi Games untuk 7554 ini memang menjadi sesuatu yang dimaklumi. Anda akan merasakan desain gameplay yang menyerupai sebagian besar game FPS yang diriis di industri game belakangan ini – khususnya COD: World At War. Mekanisme gameplay sederhana ini dibungkus dengan sedikit adegan “sinematik” (yang sayangnya, tidak begitu kuat) untuk menciptakan atmosfer pertempuran yang lebih epik. Di balik perasaan monoton yang mungkin muncul, desain senjata lawas dan sistem bidik yang cukup realistis menjadi kekuatan utama yang pantas untuk dicermati. Di luar itu semua? 7554 adalah sebuah game shooting arcade dengan kualitas gameplay yang standar.
Secara umum, presentasi keseluruhan semua elemen di dalam 7554 memang harus diakui kurang sempurna. Selama beberapa jam awal permainan saja, Anda akan menemukan beberapa hal yang cukup dirasakan mengganggu. Anda akan menemukan AI teman yang sama sekali tidak berkontribusi, indikator health yang tidak jelas, minimnya pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan dengan misi yang harus Anda jalani, bug dan glitch, AI scripted yang akan terus muncul hingga Anda menyelesaikan objektif utama, hingga adegan sinematik yang terpotong tanpa alasan yang jelas. Kekurangan-kekurangan seperti ini memang membuat 7554 tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah game FPS yang wah atau HARUS dimainkan, tetapi satu yang pasti: ini menjadi sebuah karya yang pantas untuk diapresiasi.
Wake-Up Call untuk Pengembang Game Indonesia!
Merasakan sebuah game-game “berat” yang lahir dari tangan developer lokal masing-masing negara tentu saja menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi para gamer, apalagi jika prestasi ini belum mampu dicapai sebelumnya. Oleh karena itu, tidak berlebihan rasanya bagi kami untuk melihat kehadiran 7554 ini tidak hanya sebagai sebuah kebanggaan untuk Vietnam, tetapi juga sebuah wake-up call bagi para pekerja kreatif dan para developer game Indonesia. Harus diakui, Indonesia memiliki kondisi yang harus diakui, lebih mendukung untuk menghasilkan sebuah karya kreatif sekelas atau lebih baik dibandingkan 7554. Sebagai negara dengan pendapatan kapita yang lebih besar dan kondisi politik yang lebih “bebas”, ada seribu satu alasan yang sebenarnya jauh lebih mendukung kemunculan game seperti ini, mengingat potensi pasar yang juga masih terbuka luas. Masalahnya mungkin ada pada minimnya dukungan pemerintah dan pasar penuh “bajakan” yang mengancam dan menakutkan. Sementara soal ide? Kami bahkan sudah melontarkannya sejak setahun yang lalu. Ayo developer Indonesia, kamu bisa!