Review Dragon Ball Xenoverse: Melelahkan!

Reading time:
March 18, 2015

Multiplayer adalah Solusi?

Multiplayer adalah solusi?
Multiplayer adalah solusi?

Untuk mempermudah proses grinding yang ada, Anda memang bisa menjadikan mode multiplayer yang tampaknya diposisikan Bandai Namco sebagai tulang punggung komunitas DB Xenoverse itu sendiri. Lewat sebuah portal sederhana di dalam Toki Toki City, Anda bisa mencari-mencari tim mana saja yang butuh bantuan untuk menyelesaikan Parallel Quest tertentu. Tentu saja, menyelesaikan Parallel Quest ditemani dengan ekstra 2 user manusia lain yang mampu beraksi lebih efektif daripada AI akan membantu Anda menyelesaikan pertempuran lebih cepat, apalagi jika salah satu dari mereka adalah veteran yang memang sudah mengerti apa yang harus dilakukan. Tapi apakah multiplayer adalah solusi untuk grinding DB Xenoverse?

Untuk meningkatkan toleransi terhadap potensi grinding yang repetitif, iya.
Untuk meningkatkan toleransi terhadap potensi grinding yang repetitif, iya.
Namun dengan minimnya interaksi sosial yang bisa dilakukan, multiplayer juga terasa kosong dan hampa.
Namun dengan minimnya interaksi sosial yang bisa dilakukan, multiplayer juga terasa kosong dan hampa.

Sejauh ini, ia memang merupakan jawaban yang lebih rasional. Didukung dengan voice chat, apalagi jika Anda punya teman fisik yang juga memainkan game yang sama, setidaknya gameplay repetitif ini bisa ditoleransi lebih jauh. Namun untuk Anda yang memainkan game ini sendiri tanpa teman di dunia nyata, mode multiplayer Xenoverse, seperti halnya Destiny, bisa terasa hampa. Tidak ada kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain, selain bermain-main dengan segudang emoticon dan fixed reaction yang sudah ditentukan sebelumnya. Anda tidak bisa berbicara langsung, tidak ada sistem auction house untuk bertukar loot dengan efektif, dan sistem trading yang ditawarkan juga sangat terbatas. Semuanya hampa.

Jangan berharap masuk  ke dalam ranah Battle jika karakter Anda belum siap.
Jangan berharap masuk ke dalam ranah Battle jika karakter Anda belum siap.

Bagaimana jika Anda termasuk gamer yang lebih senang dengan mode kompetitif? Anda bisa bertempur dalam format 1 vs 1 atau 3 vs 3 melawan user lain dari belahan dunia berbeda. Namun sejauh pengamatan yang ada, mode yang satu ini tampaknya hanya didesain untuk gamer yang memang sudah dibekali dengan equipment super kuat dan kombinasi serangan yang tidak kalah mematikan. Anda level rendah yang ingin sekedar bersenang-senang? Anda akan berhadapan dengan mimpi buruk.

Kesimpulan

Dragon Ball Xenoverse - part 1 jagatplay
Apakah Anda harus memainkan Dragon Ball Xenoverse saat ini? Membayar harga penuh untuknya tidak kami rekomendasikan, kecuali Anda memang gamer yang tidak terlalu berkeberatan dengan gameplay repetitif dan proses grinding yang melelahkan. Namun bagi gamer yang tidak, atau setidaknya lebih mencintai sensasi game Dragon Ball lawas yang lebih lugas dan sinematik, DB Xenoverse jadi mimpi buruk yang harus Anda hindari.

 

Dragon Ball Xenoverse berakhir menjadi produk yang mengecewakan di mata kami. Peralihan menuju ke platform generasi terbaru membuka banyak harapan dan antisipasi, namun Bandai Namco dan Dimps seolah gagal untuk mengeksekusi hal-hal inti yang seharusnya menjadi fokus mereka. Setidaknya, kita masih mendapatkan kualitas cerita yang pantas diacungi jempol, setidaknya keberanian untuk memodifikasi sebuah plot yang sudah kita kenal sejak belasan tahun yang lalu. Kesempatan untuk menciptakan karakter Anda sendiri seperti halnya game RPG dan berfokus menjadikannya lebih kuat juga jadi pendekatan yang disambut dengan sangat baik. Namun di luar kedua hal ini, Dragon Ball Xenoverse adalah sebuah mimpi buruk.

Grinding yang jadi keharusan, kualitas visualisasi yang tidak fantastis, tidak ada sistem damage pada lingkungan, variasi misi yang repetitif, tingkat kesulitan yang mengada-ngada, sistem checkpoint yang menjengkelkan, hingga voice acts yang datar jadi catatan tersendiri. Seolah semua pengalamann yang kami dapatkan dari Destiny dan semua rasa frustrasi yang mengitarinya kembali lagi di Xenoverse, namun dalam porsi yang lebih buruk di beberapa titik. Fakta bahwa Anda tidak akan bisa menyelesaikan cerita utama tanpa melakukan proses grinding terlebih dahulu ada tamparan keras yang sangat disayangkan.

Lantas, apakah Anda harus memainkan Dragon Ball Xenoverse saat ini? Membayar harga penuh untuknya tidak kami rekomendasikan, kecuali Anda memang gamer yang tidak terlalu berkeberatan dengan gameplay repetitif dan proses grinding yang melelahkan. Namun bagi gamer yang tidak, atau setidaknya lebih mencintai sensasi game Dragon Ball lawas yang lebih lugas dan sinematik, DB Xenoverse jadi mimpi buruk yang harus Anda hindari.

Kelebihan

Eksplorasi cerita yang cukup
Eksplorasi cerita yang cukup “gila” membuatnya menarik untuk diikuti.
  • Kesempatan menciptakan karakter sendiri
  • Super Saiyan 4 Vegeta!
  • Modifikasi cerita yang cukup “gila”
  • Mekanisme pertempuran yang cukup menyenangkan

Kekurangan

“Jangan mati, Gohan! Kita masih harus Grinding!!”
  • Grinding, grinding, dan grinding
  • Tingkat kesulitan yang terasa mengada-ngada
  • Sistem checkpoint yang menjengkelkan
  • Game gagal menginformasikan soal elemen krusial dalam game, seperti Atribut, misalnya
  • Voice acts yang tidak hidup
  • Misi sangat repetitif
  • Multiplayer yang hampa

Cocok untuk gamer: yang tidak bermasalah dengan grinding atau gameplay repetitif, sekedar penasaran dengan cerita yang ditawarkan

Tidak cocok untuk gamer: yang mudah bosan, benci grinding

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

April 11, 2024 - 0

Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon’s Dogma 2? Mengapa kami…
March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…