Review Razer DeathStalker Chroma: Ada Pelangi di Senjatamu!

Reading time:
February 3, 2016
Razer Deathstalker Chroma
Razer DeathStalker Chroma

Keyboard harus diakui merupakan salah satu elemen peripheral terpenting ketika tengah menikmati sesi gaming di PC, apalagi  jika Anda termasuk gamer yang senang dengan begitu banyak produk gaming yang lebih menjual aura kompetitif di dalamnya. Bagaimana tidak? Ia bisa disebut sebagai “pintu gerbang” Anda untuk membangun interaktivitas dengan dunia virtual yang tengah berada di hadapan Anda ini. Semua yang ingin Anda lakukan dan perintah semuanya ditempuh melalui objek yang satu ini. Di ranah game kompetitif, kemampuannya untuk mentranslasikan semua perintah dengan cepat, tepat, dan efektif akan menjadi penentu apakah Anda akan tampil sebaik yang Anda harapkan atau berujung jadi beban untuk rekan Anda yang lain. Keyboard akan menentukan seberapa baik dan nyaman sesi gaming yang Anda cicipi.

Jika kita membicarakan keyboard gaming, maka di pikiran pertama yang muncul adalah variasi keyboard berbasis switch mekanikal yang selalu diasosiasikan dengan sensasi gaming yang lebih baik. Tidak mengherankan jika melihat banyak varian produk yang bertebaran di pasaran saat ini, asosiasi ini melekat kuat di pikiran banyak gamer PC, termasuk di Indonesia. Padahal, tidak semua gamer yang mencicipi sensasi switch seperti ini berakhir jatuh hati dengannya dan mulai meninggalkan keyboard membran konvensional. Tidak sedikit yang merasa bahwa jari mereka lebih bebas menari di atas keyboard membran dan berharap ia hadir dengan fungsi dan fitur yang jauh lebih baik. Hal inilah yang berusaha ditawarkan oleh pabrikan peripheral raksasa – Razer lewat DeathStalker Chroma mereka.

Desain dan Fitur

Mendengar nama
Mendengar nama “Chroma” saja sudah cukup untuk membuat Anda yang cukup familiar dengan produk Razer, apa yang bisa Anda antisipasi darinya.

Maka seperti strategi yang ia usung di beberap produk yang lain, DeathStalker adalah sebuah lineup produk keyboard gaming berbasis switch membran yang berusaha ditawarkan oleh Razer, terutama untuk gamer PC yang mungkin tak pernah bisa jatuh hati dengan produk berbasiskan switch mekanikal. “Chroma” berarti merepresentasikan varian kedua teratas dari versi terbaik – Ultimate yang lebih berfokus pada presentasi sisi kosmetik yang lebih mumpuni. Chroma berarti kesempatan untuk membangun “pelangi” di tangan Anda yang menari ketika berjuang untuk menyelesaikan petualangan virtual Anda. Hal sama jugalah yang membuat kami memilih judul di atas.

Seperti menari di atas pelangi, setiap key ini diperkuat dengan LED yang mampu menyediakan variasi jutaan warna.
Seperti menari di atas pelangi, setiap key ini diperkuat dengan LED yang mampu menyediakan variasi jutaan warna.
Sayangnya, logo Razer di bagian terbawah keyboard ini justru tak mendapatkan perlakuan
Sayangnya, logo Razer di bagian terbawah keyboard ini justru tak mendapatkan perlakuan “spesial” ini.

Dari sisi kosmetik, nama Chroma yang diusung produk yang satu ini tampaknya tak perlu lagi diragukan. Dengan LED yang dibangun di semua key dengan variasi warna yang mampu menawarkan lebih dari 16 juta varian, Anda bisa membangun kombinasi dan beragam efek pencahayaan yang Anda inginkan. Sayangnya, salah satu hal yang menurut kami seharusnya jadi fokus – logo Razer di bagian terbawah keyboard ini justru tak mendepatkan perlakuan yang satu ini. Dari sisi desain, terlihat kokoh, keras, dan tangguh lewat kualitas build yang pantas untuk diacungi jempol. Palm rest menyatu dan tak bisa dipisahkan, membuat ukurannya memang terhitung cukup besar untuk sebuah keyboard gaming.

Warna hitam matte dan lekuk yang unik, Deathstalker Chroma terlihat elegan dan kokoh.
Warna hitam matte dan lekuk yang unik, DeathStalker Chroma terlihat elegan dan kokoh.
Tidak ada tombol multimedia khusus
Tidak ada tombol multimedia khusus

Dipadukan dengan warna hitam matte yang elegan, keyboard ini mungkin tak terlihat begitu istimewa jika tidak terhubung dengan perangkat PC apapun. Berbeda dengan keyboard gaming umumnya yang biasanya berjuang untuk menambahkan ekstra tombol untuk mengakomodasi fungsi makro, DeathStalker Chroma hadir dengan konfigurasi yang konvensional, termasuk bagian numpad yang tetap disertakan. Ia justru kehilangan satu fitur – tombol ekstra di sisi kanan atas yang biasanya digunakan oleh produk kompetitor lain untuk menyematkan ekstra tombol multimedia atau untuk mengatur tingkat pencahayaan pada keyboard. Untuk dua urusan terakhir ini, Anda harus mengakses fungsinya lewat shortcut tombol Fn + F(x) seperti fungsi yang mungkin Anda temukan di notebook. Ia juga tidak memuat ekstra slot USB atau port jack untuk audio sama sekali.

Lantas, apa yang ditawarkan oleh Razer DeathStalker Chroma ini? Berikut adalah beragam fitur utama yang jadi nilai jualnya:

  • Chiclet key caps
  • Chroma lighting with 16.8 million customizable color options
  • Razer Synapse enabled
  • 1000Hz Ultrapolling
  • Fully programmable keys with on the fly macro recording
  • Dedicated Gaming Mode
  • Anti-ghosting capability for up to 10 simultaneous key presses
  • Fixed wrist rest

Razer DeathStalker Chroma, Seberapa Nyaman?

Razer Deathstalker, seberapa nyaman?
Razer DeathStalker, seberapa nyaman?

Dari impresi kami menggunakan keyboard ini untuk beberapa minggu terakhir ini, satu-satunya alasan untuk melirik DeathStalker Chroma sebagai peripheral utama Anda adalah jika Anda memang sudah menjajal keyboard mekanikal dan tak pernah suka dengan sensasi yang ia tawarkan di ujung jari Anda atau sekedar tak tahan dengan suara sekecil apapun yang mungkin ia hasilkan. Desain membran yang ditawarkan oleh Deathstalker Chroma menjadi jawaban yang valid untuk dua masalah utama ini. Anda yang terbiasa bekerja dan bermain dengan keyboard membran akan langsung beraksi dengan kecepatan penuh sejak pertama Anda mencicipinya dengan tingkat kebisingan yang sangat rendah.

Jujur saja, berangkat dari persepktif seorang gamer PC yang sudah membiasakan diri dengan keyboard mekanikal switch biru kami, ada kekhawatiran dan sedikit rasa skeptis bahwa DeathStalker Chroma ini bisa berakhir membuat aktivitas kami, gaming ataupun pekerjaan sehari-hari bisa berakhir jadi sebuah pengalaman yang nyaman. Ini mungkin jadi sebuah kekhawatiran yang bisa terbukti kalau kita berbicara soal keyboard membran murahan yang bisa Anda dapatkan dengna harga super terjangkau di pasaran. Namun Razer, sebagai perusahaan raksasa dengan reputasi yang tak bisa lagi disangkal, akan berakhir “bunuh diri” jika mereka tak mampu menabrak citra tersebut dengan DeathStalker ini di tangan kami. Rasa skeptis tersebut langsung hilang ketika pertama kali mencicipinya.

Sebagai gamer yang sudah terbiasa dengan switch mekanikal, ada rasa skeptis di awal sebelum mencicipi Deathstalker ini untuk pertama kalinya.
Sebagai gamer yang sudah terbiasa dengan switch mekanikal, ada rasa skeptis di awal sebelum mencicipi DeathStalker ini untuk pertama kalinya.
Tapi untungnya, ia menawarkan sensasi yang positif. Nyaman dan akurat.
Tapi untungnya, ia menawarkan sensasi yang positif. Nyaman dan akurat.

DeathStalker menawarkan semua hal yang Anda butuhkan dari sebuah keyboard gaming. Desain bentuk key yang unik terasa nyaman di jari dengan posisi dan tata letak yang juga akan terasa familiar di memori otot Anda tak akan membuat Anda butuh waktu lama untuk terbiasa dengannya. Salah satu kesalahan yang paling sering kami lakukan ketika mengetik artikel review ini misalnya, hanyalah bersinggungan dengan tombol “Backspace” nya yang menurut kami cukup kecil dan terlalu berdekatan dengan tombol F12, sehingga cukup sering terjadi kekeliruan tekan. Namun mengingat Backspace bukanlah tombol yang sering digunakan untuk aktivitas gaming, ini tak akan jadi masalah ketika Anda mencicipi game yang kompetitif misalnya.

Anti-ghosting memungkinkan keyboard ini untuk mentranslasikan bahkan 10 key yang ditekan bersamaan.
Anti-ghosting memungkinkan keyboard ini untuk mentranslasikan bahkan 10 key yang ditekan bersamaan.

Sensasinya tentu saja berbeda dengan switch mekanikal, namun berarti DeathStalker akan menghalangi aktivitas apapun yang Anda cicipi. Ia berhasil mentranslasikan setiap perintah kami dengan sama cepat dan efektifnya, tanpa ada masalah ketika terlibat dalam aktivitas yang lebih produktif. Kerennya lagi? Ia juga diperkuat dengan fitur anti-ghosting yang memungkinkannya untuk memasukkan perintah hingga 10 tekanan key sekaligus. Fitur seperti ini meminimalisir kemungkinan bahwa ada perintah yang Anda input dalam sekuens cepat berakhir tidak ditranslasikan dengan tepat di game apapun yang tengah Anda cicipi. Mencicipi game kompetitif yang intens yang menuntut Anda untuk secara aktif menekan keyboard secara berulang atau dalam sekuens yang cepat tak akan jadi sesuatu yang harus dikhawatirkan dengan DeathStalker.

Dengan beragam fitur seperti ini, DeathStalker akan berfungsi sebagai “senjata” yang sama ampuhnya untuk memfasilitasi apapun genre gaming Anda. Kami menjajalnya dengan DOTA 2 selama dua minggu terakhir dengan ia memperlihatkan performa yang pantas diacungi jempol. Kerennya lagi? Sesi kami dengan Rise of the Tomb Raider yang baru dirilis di pasaran ketika review ini ditulis ternyata memuat sbeuah fitur eksklusif bernama “Chroma Effect” yang memang ditujukan untuk perangkat line-up Razer seperti DeathStalker yang kami uji ini. Mengaktifkan fitur tersebut di perangkat lunak Razer dan Rise of the Tomb Raider membuat sistem tata pencahayaan yang adaptif terhadap aktivitas gaming Anda.

“Chroma Effects”
Ia membuat LED Deathstalker ini menyesuaikan dengan game yang tengah Anda cicipi, dengan efek uniknya sendiri.
Ia membuat LED DeathStalker ini menyesuaikan dengan game yang tengah Anda cicipi, dengan efek uniknya sendiri.

Sebagai contoh? Ketika berada dalam waktu loading, sistem tata cahaya ini akan bergerak dalam format wave untuk memvisualisasikan waktu loading Anda. Ketika Lara Croft masuk ke dalam gua gelap dan mengaktifkan sumber penerangan orange-nya misalnya, warna keyboard akan terbagi menjadi warna orang di sekitar tombol utama gerak yang kini berada dalam warna hijau. Begitu ia diserang, lokasi warna orange ini akan berubah menjadi merah untuk ekstra dramatisasi. Sebuah fitur “gimmick” memang, namun melihat bahwa Razer punya “konten” eksklusif seperti ini tentu jadi sesuatu yang pantas untuk diacungi jempol. Sayangnya, harapan kami untuk melihat implementasi fitur kosmetik ini lebih jauh, terutama ketika melakukan eksplorasi dengan santai harus berakhir dengan kekecewaan.

Pages: 1 2
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

April 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Kim Hyung-Tae dan Lee Dong-Gi (Stellar Blade)!

Kami berkesempatan ngobrol dengan dua pentolan Stellar Blade - Kim…
April 24, 2024 - 0

Review Stellar Blade: Tak Hanya Soal Bokong dan Dada!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Stellar Blade ini? Mengapa kami…
April 22, 2024 - 0

Review Eiyuden Chronicle – Hundred Heroes: Rasa Rindu yang Terobati!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes ini?…
April 11, 2024 - 0

Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon’s Dogma 2? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…