Dunia Interaktif

Sebagai sebuah game RPG dengan sudut pandang isometrik yang memungkinkan Anda untuk mendekatkan sudut pandang kamera cukup dekat, maka Anda bisa menebak bahwa Divinity: Original Sin 2 bukanlah sebuah game yang menjadikan detail visual dan kualitas grafis sebagai nilai jual utama. Ini bukan game seperti Dragon Age: Inquisition yang berbasis Frostbite, engine yang memang dikenal karena kemampuan visualnya yang mumpuni. Walaupun demikian, di tengah keterbatasannya tersebut, “dunia” Divinity: Original Sin 2 menawarkan sesuatu yang jauh lebih fantastis. Level interaktif yang akan mengingatkan Anda pada game-game RPG berkualitas yang bisa dibilang, jarang Anda temukan di pasaran.
Di tengah dunia yang dibagi ke dalam beberapa chapter dengan desain dan tema yang berbeda, Anda memang masih akan menikmati beberapa detail yang ada. Seperti rerumputan yang indah ketika Anda melakukan zoom atau sekedar penempatan beragam objek yang akan memperkuat atmosfer bahwa Anda tengah “masuk” ke dalam dunia yang tak pernah Anda perkirakan sebelumnya. Karakter-karakter NPC yang Anda temukan akan beraktivitas dengan cukup hidup, walaupun tak bisa terbilang dinamis. Mengingat game ini tidak punya sistem siang-malam, maka dunia yang Anda hadapi akan tampil secara konstan. Pergerakan dan aktivitas NPC yang “hidup”di Divinity: Original Sin 2 tidak akan banyak berbeda dari setiap menit Anda menemui mereka.


Walaupun secara visual tak terlalu menarik, Divinity: Original Sin 2 menawarkan sesuatu yang menggoda di dunia yang ia racik. Benar sekali, seperti sub judul yang kami pilih, adalah interaktivitas beragam elemen dari dunia yang ia usung. Anda bisa melakukan banyak hal yang akan mempengaruhi dunia itu sendiri. Sebagai contoh? Dari hal sederhana seperti hujan dan api, misalnya. Melemparkan summon api ke atas padang rumput akan membakar dan menjadikan mereka menjadi abu, sementara Spell bertema air dan hujan akan menimbulkan genangan air di beberapa titik. Walaupun ia lebih kental untuk strategi pertempuran, namun aksi Anda ini akan menghasilkan konsekuensi pada lingkungan.


Anda juga diberi kebebasan yang nyaris mutlak untuk mempengaruhi elemen yang lain, sesuatu yang menjadi daya tarik Divinity: Original Sin 2 itu sendiri. NPC misalnya, memang memainkan peran penting, namun Anda selalu punya kesempatan untuk membunuh mereka tanpa alasan yang rasional sama sekali. Mereka yang terbunuh akan selamanya tewas, dan Anda tidak akan bisa mengakses percakapan ataupun fungsi mereka selamanya. Anda juga berkesempatan untuk bertemu dengan peti ataupun pintu yang terkunci saat berkelana. Namun berbeda dengan game RPG lain yang mungkin akan “menuntut” Anda untuk mencari kunci yang tepat, sebagian besar pintu ataupun peti ini bisa Anda hancurkan dengan brute force, menggunakan serangan fisik Anda. Bahkan, dengan hanya menahan tombol Alt + Klik, Anda bisa menyerang apapun, siapapun, kapanpun hal yang ingin Anda serang. Sebagai contoh? Jika Anda ingin memenuhi tanah dengan racun misalnya, menggunakan sebuah tongkat sihir. Anda bisa menyerang tanah dengan elemen yang sama, dimanapun Anda inginkan. Divinity: Original Sin 2 menawarkan kebebasan seperti itu.

Interaktivitas seperti inilah yang membuat dunia Divinity: Original Sin 2 itu sendiri menjadi begitu istimewa. Bahwa tidak seperti game RPG kebanyakan yang mengunci apa yang bisa Anda atau tidak bisa Anda lakukan sesuai dengan naratif yang ia usung, Divinity: Original Sin 2 menawarkan kebebasan bagi Anda untuk mempengaruhi lingkungan permainan yang ada, sesuai dengan apa yang Anda inginkan.
Bermain Peran

Salah satu daya tarik utama Divinity: Original Sin 2 sebagai sebuah game RPG adalah fokusnya pada aspek role-playing itu sendiri. Untuk Anda yang tak terlalu familiar, gameplay-nya sendiri sebenarnya tidak banyak berbeda dengan game RPG isometrik dengan elemen strategi yang kental, sesuatu yang akan kita bicarakan nanti. Karena di mata kami, dan mungkin banyak gamer penggemar seri lainnya di seluruh dunia, daya tarik utama Divinity: Original Sin 2 memang pada permainan peran karakter Anda sendiri. Bahwa Anda menentukan seperti apa kisah yang hendak Anda racik, sesuatu yang difasilitasi dengan sangat fantastis oleh tim developer – Larian Studios yang pantas untuk diacungi jempol.
Tidak perlu jauh menyelam, bahkan hal ini sudah akan Anda temukan sejak awal permainan. Benar sekali, tidak seperti game RPG kebanyakan yang akan menuntut Anda harus bertemu beberapa karakter utama dan kemudian membangun cerita dari interaksi mereka, Divinity: Original Sin 2 tidak memjadikannya sebagai sebuah keharusan. Percaya atau tidak, Anda bisa memainkan game ini sebagai petualang penyendiri (Lone Wolf) atau membangun party berisikan 3 orang ekstra lainnya yang juga, bisa dibangun dari begitu banyak opsi dari yang tersedia. Ini kita masih baru berbicara di awal permainan. Seiring dengan perjalanan Anda menjelajahi petualangan yang disediakan oleh Divinity: Original Sin 2 ini, maka semakin paham pula Anda pada kompleksitas yang menawarkan pada Anda, permainan peran yang sesungguhnya.


Setiap karakter yang Anda pilih, akan datang dari sebuah ras khusus, apakah ia manusia, elf, undead, ataupun dwarf misalnya. Bahkan pilihan ras ini saja sudah akan bisa memancing beberapa opsi percakapan khusus pada saat cerita atau misi sampingan, yang mungkin tak akan Anda temukan di ras lainnya. Sebagai contoh? Ada sebuah misi teka-teki yang meminta Anda untuk menjawab sebuah pertanyaan filosofis dari seorang filsuf Undead yang tiba-tiba terbangun dari “tidur panjangnya”. Jika Anda tidak punya ras Undead di party Anda, satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan filosifis ini adalah dengan membaca setidaknya tiga buah buku spesifik di sebuah rumah. Namun jika party Anda memiliki ras Undead? Sesama Undead sepertinya mengerti permasalahan filosifis ini, dan Anda akan bisa melewatinya lebih mudah. Ingat, kita baru bicara soal satu misi sampingan saja.
Dengan begitu banyak misi sampingan dan misi utama yang biasanya juga akan menuntut percakapan dengan beragam respon yang menghasilkan konsekuensi berbeda, maka Anda bisa membayangkan potensi cerita seperti apa yang bisa Anda dapatkan. Hingga pada batas, menurut kami, sangat rasional bagi gamer Divinity: Original Sin 2 yang satu untuk menjalani petualangan yang berbeda dengan gamer yang lain, walaupun berakhir pada satu garis yang sama. Karena segila yang dibayangkan, sang developer bahkan menyuntikkan “Alternatif jalan” untuk cerita utama itu sendiri. Seperti di pulau pertama – Fort Joy, misalnya. Gamer yang tertarik mungkin bisa berpindah dari pulau ini ke pulau selanjutnya dalam 5-6 jam gameplay, dimana Anda bisa bertemu dan membebaskan seorang anak yang siap untuk mendayung perahu untuk segera pergi atau sekedar mengikuti quest salah satu seorang pria yang menuntut Anda berperan sebagai Lone Wolf. Namun untuk Anda yang ingin menyelaminya, Anda bahkan bisa “tertahan” di pulau yang sama selama 30 jam, dan masih belum menemukan semua rahasia itu. Semoga itu bisa memberikan Anda gambaran lebih jelas soal konten peran Divinity: Original Sin 2 itu sendiri.

Menariknya lagi? Bertarung tidak pernah menjadi satu-satunya solusi untuk semua konflik yang ada. Seperti game RPG ala DnD, misalnya, karakterisasi karakter Anda juga akan sangat berpengaruh pada gaya build Anda. Sistem level-up akan memberikan Anda kemampuan untuk mengalokasikan beragam skill point ke status, skill, dan talenta, yang masing-masing akan mempengaruhi cara Anda untuk berhadapan dengan konflik spesifik yang muncul. Ada percakapan yang bisa Anda “selesaikan” jika mempunyai angka Finesse tinggi, atau mungkin pertarungan yang bisa terhindarkan jika Anda punya Strength di atas rata-rata, hingga kepingan informasi baru jika Anda bisa menggoda NPC dengan status Wits Anda yang tinggi. Begitu juga dengan talenta yang Anda dapatkan. Ada talent seperti “Pet Pal” yang membuat Anda bisa berbicara dengan binatang, yang terkadang memberikan informasi, jalan rahasia, hingga misi sampingan baru. Wow!
Kemampuannya untuk membuat perjalanan ini sebagai kisah personal karakter Anda juga pantas diacungi jempol. Setelah Anda membiasakan diri dengan apa itu Divinity: Original Sin 2, Anda mulai akan menerima bahwa hampir mustahil untuk mendapatkan sebuah playthrough super sempurna dari perspektif RPG “casual” yang biasanya mendorong Anda untuk menyelesaikan setiap misi sampingan yang ada. Bertarung karena Anda salah bicara dengan salah satu NPC? Anggap saja, itu memang menjadi bagian dari perjalanan Anda menyelamatkan dunia. Kehilangan kesempatan menggali informasi? Anda mulai akan mengembangkan rasa optimisme bahwa akan ada cara lain untuk mendapatkannya, dan biasanya, akan terpenuhi baik lewat NPC lain atau sekedar surat / dokumen yang Anda temukan secara acak. Atau Anda harus menerima, bahwa Anda tidak bisa bicara dengan binatang karena talent yang kurang, dan berakhir membuat Anda harus bertarung dengan monster tertentu.

Menghapus pengetahuan Anda soal game RPG “tertutup” yang selama ini Anda kenal sepertinya akan membuka pintu yang begitu menggoda dan masif untuk sebuah konsep RPG ala Divinity: Original Sin 2 yang menjadikan permainan peran menjadi fokus. Ini bukan soal game yang menuntut Anda untuk menjalani cerita yang ada dengan sebaik mungkin, namun justru membangun jalur cerita Anda sendiri lewat gaya bermain dan karakter yang Anda racik sendiri. Bahkan percaya atau tidak, di playthrough kami, kami bahkan berakhir membunuh salah satu karakter yang sepertinya penting (setelah kami Google) tanpa konsekuensi fatal untuk progress cerita yang kami racik. Alasannya kami membunuh? Sederhana, karena ia terlihat mencurigakan. Kami terdengar seperti sekelompok party berengsek? Percaya atau tidak, permainan peran itulah yang esensial dari Divinity: Original Sin 2.
Ingin menggunakan kekerasan sebagai solusi semua masalah? Silakan. Atau Anda ingin mengambil jalur diplomasi saja? Silakan. Anda lebih tertarik untuk memihak salah satu faksi di semesta game ini? Silakan. Anda ingin melihat semua faksi adalah musuh dan ingin memastikan lebih banyak mayat jatuh ke tanah? Anda selalu punya opsi untuk itu. Semuanya dibalut dengan sebuah rasa pasti dan aman, bahwa selalu ada alternatif “solusi” yang bisa Anda temukan dan kejar jika ia berakhir berhubungan dengan garis cerita utama Anda.
Tags: divinity: original sin 2, larian studios, pc, review, RPG, steam