Review Red Dead Redemption 2: Simulasi Kualitas Tinggi!

Reading time:
November 14, 2018

Sebuah Simulasi

Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 166 1
Secara mengejutkan, RDR 2 ternyata punya pace permainan yang lambat.

Berbeda dengan banyak game open-world, termasuk GTA sekalipun, yang bergerak cepat, memotong proses animasi untuk ragam aktivitas seperti looting dan memanen sesuatu misalnya agar memungkinkan gamer melakukan segala sesuatunya dengan cepat dan tepat, Rockstar Games justru memosisikan Red Dead Redemption 2 di arah yang sebaliknya. Ia secara mengejutkan, tampil sebagai game open-world dengan pace yang lambat. Ada animasi untuk segala sesuatunya, ada jarak yang harus Anda tempuh untuk sekedar bergerak ke tempat yang Anda inginkan, ada management inventory yang harus Anda atur dengan kuda Anda. Ada banyak “kerepotan” yang di game open-world yang lain mungkin akan berakhir dimaki-maki. Namun untuk Red Dead Redemption 2, semua hal ini bergerak pelan untuk membentuk satu pengalaman bermain jelas – sebuah sensasi dunia barat yang sesungguhnya.

Bahwa pace permainan yang lambat dengan jarak icon fast travel yang jauh satu sama lain atau sekedar animasi menguliti binatang buruan yang tidak bisa dilewati begitu saja mungkin terdengar menjengkelkan. Namun begitu menyatu dengan semua hal yang hendak ditawarkan Rockstar di sini, ia seolah memperkuat sensasi bahwa hidup yang Anda jalankan di sini adalah hidup seorang Arthur Morgan yang seharusnya – sang koboi yang kebetulan jadi tangan kanan Dutch. Ia bukan sekedar game open-world yang berfokus pada aksi tembak-menembak atau berjalan dari satu misi ke misi yang lain saja untuk diselesaikan. Jarak dan waktu yang perlu Anda habiskan di jalan akan mempertebal rasa apresiasi Anda pada dunia yang hendak ditawarkan RDR 2. Bukan hanya dari sisi visual atau sinematik saja, tetapi juga hidup para NPC, kesibukan yang ada, hingga interaksi yang bisa muncul mulai dari dirampok Bandit hingga menemukan event acak lainnya.

Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 162 1
Intinya adalah berusaha mensimulasikan hidup seorang koboi yang seharusnya lewat kisah Arthur Morgan.
Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 16
Ada apresiasi yang bisa Anda bangun dari detail yang disuntikkan Rockstar di sini karena lambatnya pace permainan yang ada.

Sulit untuk membayangkan bahwa rasa kenikmatan Anda mencicipi RDR 2 akan bisa maksimal jika segala sesuatunya berjalan cepat misalnya, seperti apa yang dilakukan Ubisoft dengan AC Odyssey yang proses looting dan skinningnya tanpa animasi sama sekali. Jika menempuh proses yang serupa, RDR 2 tidak akan terasa serealistis yang diinginkan Rockstar atau yang Anda rasakan langsung. Gerak lambat seperti pergerakan di dalam camp membuat Anda punya waktu lebih untuk melihat dan memerhatikan apa yang terjadi di sekitar Anda, terutama dari interaksi NPC yang ada. Lewatnya, Anda bisa melihat bagaimana para NPC berbincang, kadang punya konflik mengikuti cerita yang ada, atau sekedar bersantai bersama. Ini membuat dunia RDR 2 terasa lebih hidup. Anda terkadang bahkan bisa ikut bereaksi dan ikut campur untuk apapun yang terjadi. Sekarang bayangkan betapa tidak imersifnya dunia dan cerita Arthur Morgan jika Anda bisa melakukan fast travel secepat mungkin di ikon terdekat, melewatkan semua detail-detail kecil ini.

Berita baiknya? Seperti yang kami bahas sebelumnya, Rockstar menawarkan cukup banyak konten untuk “menemani” Anda selama menikmati pace gameplay yang lambat ini terutama dari sisi perjalanan. Ada banyak momen acak yang akan menawarkan kesempatan mendulang Moral Points dengan membantu NPC yang tiba-tiba meminta bantuan misalnya, karena tergigit ular atau mungkin tengah dirampok oleh bandit yang lain. Terkadang Anda menemukan asap kemah menjulang tinggi di angkasa dan rasa penasaran Anda mengunjungi mereka bisa berujung dengan interaksi, damai ataupun agresif, yang bisa berujung pada reward tertentu. Anda terkadang bisa menemukan Wagon berharga atau mungkin kereta yang tengah “terdampar” di tengah rel, yang bisa berakhir menggelitik naluri Anda sebagai perampok. Ada banyak momen bersinar Red Dead Redemption 2 yang justru mengalir dari pace yang lambat ini.

Kerennya lagi? Terkadang konsekuensi dari aksi Anda tidak hanya menghadiahi Anda Moral Points saja. Ada konsekuensi tertentu yang bisa muncul bergantung pada pilihan yang Anda ambil. Salah satu favorit kami? Menemukan seseorang yang beteriak minta tolong dan sekarat kareena gigitan ular berbisa. Atas nama hati nurani kami menolong dengan memberikannya sebuah Health Tonic yang bisa menetralisir racun tersebut secara instan. Sang NPC berterima kasih dan kamipun pergi dengan ekstra Moral Points positif sebagai penghargaan. Namun siapa yang mengira bahwa “cerita” NPC ini tidak berhenti sampai di sana. NPC yang sama tiba-tiba memanggil kami saat singgah di kota dan berterima kasih untuk kejadian tempo hari. Sebagai gantinya, ia siap membayar salah satu item senjata yang kami pilih, bebas dari toko senjata terdekat. Sebuah “penutup kisah acak” yang memuaskan di mata kami. Bayangkan jika RDR 2 punya sistem fast travel yang dekat satu sama lain atau bisa Anda akses kapanpun Anda inginkan. Apakah momen ini akan bisa Anda nikmati?

Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 92
Aksi “jalan-jalan lambat” kami membuka kisah tentang seorang pemilik toko senjata yang menahan laki-laki muda di basement untuk eksploitasi seksual, lengkap dengan pakaian anak-anaknya. Ini akan jadi pengalaman yang mudah terlewatkan jika Anda ingin menyelesaikan segala sesuatunya dengan cepat.
Red Dead Redemption 2 jagatplay part 1 159
Ada begitu banyak momen acak yang hadir untuk membantu Anda teralihkan dari perjalanan panjang Anda dari titik A ke titik B.

Pace lambat ini juga memberikan ruang bagi Rockstar untuk menyuntikkan sebuah mekanisme unik terkait hubungan Arthur dan sang kuda (yang namanya bebas untuk Anda tentukan sendiri). Alih-alih menjadikannya sekedar sebagai moda transportasi yang hanya membawa Anda bergerak dari titik A ke titik B, ada lapisan gameplay baru di sini. Untuk membuatnya terasa personal, Rockstar menyuntikkan sistem hubungan antara Arthur dengan sang kuda yang akan tumbuh seiring dengan frekuensi Anda membawanya berkendara sekaligus merawatnya dengan ekstra makanan dan belaian. Semakin tinggi level hubungan Anda, semakin responsif pula kuda pada panggilan Anda dan kepercayaan yang lebih tinggi untuk tetap tenang ketika Anda beraksi menembak. Level hubungan yang tinggi juga memungkinkan beragam aksi baru untuk dieksekusi.

Pentingnya kuda di sini didesain untuk pelan tapi pasti, membangun hubungan emosional dengan Anda sebagai Arthur Morgan. Mengingat jika mereka berujung tewas, Anda akan berakhir dengan usaha untuk membangun kedekatan kembali dari awal dengan kuda yang baru. Akan ada dorongan untuk terus menjaga dan memastikan mereka tetap sehat dan prima sebaik mungkin. Apalagi dua buah slot senjata berat Anda, baik dari golongan Repeater, Rifle, ataupun Shotgun akan tersimpan di kuda dan tidak bisa Anda bawa sesuka hati. Sayangnya, ini juga jadi sumber masalah menjengkelkan dimana Arthur punya animasi untuk menyimpan kedua senjata ini di kuda secara otomatis. Situasi yang terkadang membuat Anda tiba-tiba membawa Anda masuk ke pertempuran cerita utama atau sampingan dengan hanya bersenjatakan Revolver saja.

Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 28
Pace ini juga membuat mekanik hubungan personal dengan kuda yang Anda tunggangi menjadi mungkin dilakukan.
Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 209
Pendekatan lambat seperti ini mungkin akan menjadi pengalaman unik dan berbeda untuk gamer “veteran” open-world sekalipun.

Pace lambat yang ditawarkan Red Dead Redemption 2 mungkin tidak akan terasa sesuai untuk selera banyak gamer, bahkan untuk mereka yang tergolong “Veteran” game-game open-world sekalipun. Namun untuk mereka yang memahami, mengerti, dan menyelami alasan mengapa desain seperti ini diambil, ada rasa apresiasi tertentu di sana. Tanpa pace seperti ini dan usaha untuk mensimulasikan hidup Arthur Morgan sebaik dan serealistis mungkin, tidak akan ada apresiasi terhadap semua detail dunia, interaksi, dan konten apapun yang disuntikkan Rockstar Games di dalamnya. Mendorongnya ala AC: Odyssey misalnya, justru mencederai sensasi bermain yang seharusnya.

Karakter yang Tumbuh

Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 131
Karakter yang tumbuh? KIta tentu tidak sekedar bicara soal rambut dan janggut Arthur yang bisa memanjang.

Mustahil rasanya untuk membicarakan Red Dead Redemption 2 tanpa membicarakan cerita yang ia usung. Cerita yang menurut kami pantas mendapatkan porsi diskusi tersendiri tanpa harus menuliskan spoiler tentu saja. Pertumbuhan karakter yang tentu saja tidak berakhir dengan sekedar fakta bahwa rambut dan jenggot Arthur bisa memanjang dan kemudian Anda potong untuk gaya tertentu.

Seperti yang sudah Anda tahu, RDR 2 merupakan prekuel dari RDR 1. Bagi gamer yang sudah mencicipi RDR 1 dan menyelami interaksi John Marston dengan anggota Dutch Gang yang ia temukan di sana, Anda sepertinya sudah memahami bagaimana akhir kisah Dutch Gang di RDR 2 ini akan terjadi. Beberapa dari Anda mungkin penasaran dengan nasib Arthur Morgan dan mengapa John Marston tidak pernah sekalipun membicarakannya di RDR 1, atau mungkin ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi dengan John dan Dutch. Tidak semua kondisi tersebut akan mendapatkan jawaban yang eksplisit memang, tapi Anda akan mendapatkan benang merah yang selama ini Anda cari.

Dengan 100 jam / minggu untuk proses penulisan naskah, Rockstar Games memang pantas dipuji untuk cara mereka meracik cerita Red Dead Redemption 2. Ia memang tidak mengusung sistem tiga karakter ala GTA V untuk variasi kisah. Anda hanya bertemu dengan Arthur Morgan sebagai satu-satunya karakter protagonis utama di cerita utama. Namun yang ditawarkan di sini adalah pengembangan karakter yang bahkan melebihi sebuah film aksi berbudget besar sekalipun. Bahwa setiap karakter yang Anda temukan di RDR 2 bukanlah karakter satu dimensi saja. Ada begitu banyak motivasi, ada begitu banyak konflik, ada begitu banyak situasi yang memaksa seseorang harus mengambil keputusan sulit, ada banyak kisah soal kesetiaan, ada banyak kisah soal kebohongan, dan pada akhirnya – kemunafikan.

Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 202
Alih-alih hanya berfokus pada sosok Arthur, RDR 2 juga menyediakan ruang bagi karakter pendukung yang lain untuk tumbuh dan “bersinar”.
Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 154
Karakter dicitrakan multi-dimesional, dengan konflik personal, kepribadian yang bisa berubah, hingga nilai moralnya sendiri. Sesuatu yang sangat manusiawi.

RDR 2 memang kisah dari perspektif seorang Arthur Morgan. Namun cara Rockstar Games meraciknya adalah dengan memberikan kesempatan bagi semua karakter di dalam Dutch Gang itu sendiri untuk punya porsi ceritanya sendiri, menjadi bintang untuk kisah yang berbeda-beda. Baik ketika Anda menikmatinya dalam misi utama, sampingan, atau sekedar aktivitas tambahan di dalam camp. Menemukan sebuah game open-world yang memberikan porsi besar bagi karakter sampingan seperti ini untuk tumbuh dan mengembangkan kepribadian yang lebih kompleks seiring dengan progress permainan adalah sebuah pengalaman yang fantastis. Ada rasa bangga, senang, menakutkan, sekaligus keterikatan emosional yang kuat ketika hal ini mulai terjadi. Apalagi di beberapa kesempatan Anda juga diberikan kesempatan untuk bereaksi dan berhadapan dengan konsekuensi yang ada.

Dari melihat sosok seperti Sadie Adler yang tumbuh dari sekedar seorang ibu rumah tangga yang keluarganya berujung dibantai, menjadi seorang outlaw wanita yang bisa berdiri untuk mempertahankan dirinya sendiri. Membuat aksi berburu kepala kriminal atau aksi Dutch Gang menjadi sebuah “pekerjaan” yang ia gemari. Melihatnya tumbuh dari sosok yang lemah menjadi kuat di akhir adalah sesuatu yang menyentuh dan menakutkan di saat yang sama. Atau ambil contoh yang lain seperti sosok rentenir dalam gang – Leopold Strauss yang mengumpulkan buang besar dari uang pinjaman untuk menunjang hidup Dutch’s Gang itu sendiri. Meminta Anda untuk mengumpulkan uang dan bunga dari satu korban ke korban lainnya akan membuat Anda berhadapan dengan situasi moral yang dilematis. Kondisi seperti ini membuat Anda mengembangkan standar moral bagi Arthur secara tidak langsung, tetapi juga mengenal sosok Strauss di kesempatan yang sama. Perkembangan karakter juga akan bisa Anda nikmati dari sosok John Marston sendiri sebelum ia tumbuh menjadi sosok yang Anda kenal di Red Dead Redemption 1.

Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 30 1
Sisi manusiawi yang begitu mengakar ini membuat tumbuhnya konflik dan pergesekan kepentingan menjadi seusatu yang rasional.
Red Dead Redemption 2 jagatplay part 2 49 1
Dengan voice acting yang natural pula, cerita dan karakter menguat.

Hal lain yang pantas dipuji adalah karakterisasi setiap tokoh yang terasa manusiawi. Bahwa setiap dari mereka bukanlah sekedar manusia yang berdiri jika tidak di hitam, maka di putih. Banyak karakter yang tumbuh di wilayah abu-abu dengan ketidaksempurnaan mereka sendiri. Bahwa ada banyak alasan mengapa kepribadian mereka berubah, motivasi mereka terdikstraksi, mengapa nilai moral dan apa yang penting terdistorsi dari apa yang Anda kenal di awal, dan bagaimana Anda bisa melihat bahwa pergeseran nilai-nilai seperti ini menghasilkan konflik yang intens. Dipadukan dengan voice acting yang juga berkualitas, Anda akan menikmati dan percaya bahwa situasi yang serupa juga bisa terjadi di dunia. Karakter yang Anda cintai di awal, bisa berakhir tidak lagi Anda cintai di akhir.

Dengan durasi permainan puluhan jam yang tentu saja lebih panjang daripada film Hollywood serupa di pasaran, Rockstar Games punya keunggulan dan kesempatan untuk mengubah dan meracik pertumbuhan dan perubahan karakter ini sedetail mungkin. Pergeseran bergerak pelan, rasional, dan bisa dimengerti mengingat tidak ada batasan waktu tayang layaknya di bioskop. Digabungkan dengan pace permainan yang lambat, Anda akan jatuh cinta pada bagaimana setiap karakter dipresentasikan dan kemudian bergerak dinamis layaknya manusia yang seharusnya.

Pages: 1 2 3 4 5
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…
March 19, 2024 - 0

Review Unicorn Overlord: Kuda, Tahta, Wanita!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Unicorn Overlord ini? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…