-
Dynasty Warriors 9
Koei Tecmo dan Omega Force mengerti bahwa mereka harus melakukan sesuatu yang ekstrim dengan franchise Dynasty Warriors untuk membuat game musou ini tetap terasa relevan. Jawaban yang mereka pilih? Mengadaptasikan konsep open-world di dalamnya. Berita buruknya? Tidak seperti banyak developer lain yang biasanya akan meminta bantuan developer ketiga yang lebih berpengalaman mengembangkan genre tersebut, mereka memutuskan untuk “mewujudkan” ide kreatif mereka sendiri. Hasilnya? Berantakan. Secara mekanik gameplay, ia terasa seperti game Dynasty Warriors yang seharusnya. Namun sisi open-world yang seharusnya menjadi identitas utama justru tidak berkontribusi apapun pada pengalaman seri terbaru ini. Kosong, tanpa banyak hal yang bisa dieksplorasi, tidak menawarkan reward pantas untuk mendorong Anda berkelana, hingga pertarungan yang bisa dilewatkan dengan sekedar melawan boss saja untuk melanjutkan cerita membuatnya terlihat menyedihkan.
-
Seven Deadly Sins – Knights of Britannia
Bagi kami pribadi, tidak ada game yang lebih mengecewakan lagi selain melihat Seven Deadly Sins – Knights of Britannia berujung menjadi game yang seolah tidak mengerti apa yang membuat anime / manga-nya begitu dicintai. Alih-alih mengembangkan genre yang sesuai dengan daya tarik sumber materinya, yang notabene berisikan karakter-karakter overpowered dengan kemampuan yang super destruktif, mereka justru memutuskan untuk melebur semuanya ke dalam satu ruang dengan pendekatan yang setengah hati. Ada sistem pertarungan tiga dimensi yang tidak cukup halus dan nyaman untuk dinikmati, sesi semi open-world setengah hati dengan jumlah musuh terbatas dan repetitif, sistem upgrade skill yang juga berujung setengah hati tanpa banyak bisa mengubah gaya bertarung dan bermain secara signifikan, hingga keputusan penyajian cerita yang alih-alih menggunakan versi anime-nya dalam definisi tinggi atau mereka ulangnya dalam bentuk cut-scene, berujung dalam bentuk dialog dan potongan gambar saja. Sebuah game yang seharusnya bisa tampil memukau dan memuaskan rasa haus fans untuk adaptasi yang pantas berujung jadi proyek mengecewakan dimana sang developer seolah tidak pernah membaca manga atau menonton anime-nya sama sekali.
Di atas adalah 10 game paling mengecewakan di tahun 2018 kemarin menurut kacamata JagatPlay. Game-game yang sebenarnya masih bisa dinikmati dan punya basis fans yang cukup besar, namun bagi kami, gagal untuk tampil dengan kualitas yang memenuhi harapan. Entah karena kacaunya proses pengembangan yang berakhir pada produk akhir yang ternyata tampil tidak menjanjikan, atau justru karena hype terlalu tinggi lewat beragam informasi, klaim, screenshot, dan trailer yang ada dan berakhir bertolak belakang dengan apa yang selama ini dijanjikan.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari semua game yang Anda harapkan dan nikmati di tahun 2018 kemarin, game mana yang menurut Anda paling mengecewakan? Game yang ternyata berakhir jauh di bawah harapan Anda selama ini? Feel free to comment and share your opinion!
Tags: toplist