Review Fire Emblem – Three Houses: Darah, Takhta, Wanita!

Reading time:
August 23, 2019

Kesimpulan

Fire Emblem Three Houses jagatplay PART 1 214 1
sulit rasanya untuk tidak menyebut Fire Emblem: Three Houses sebagai salah satu pengalaman game taktikal / strategi RPG terbaik yang pernah kami cicipi selama beberapa tahun terakhir ini. Bahwa pada akhirnya, ini tidak pernah selalu soal darah, takhta, dan wanita. Bahwa ini juga soal saudara, cinta, dan cerita.

Seperti sebuah rasa rindu yang terobati, tentu melegakan dan menyenangkan di saat yang sama untuk melihat nama Fire Emblem kembali ke platform yang lebih kuat dibandingkan performa handheld yang sudah berusia begitu uzur. Dan sejauh yang kami lihat, dengar, dan mainkan, Nintendo bersama dengan Intelligent System dan Koei Tecmo harus diakui, melakukan tugas yang baik dengannya. Bahwa mereka tampaknya mengerti apa yang diinginkan oleh para fans Fire Emblem dari seri ini, sembari tetap menawarkan konten yang cukup menarik untuk gamer pendatang baru di atasnya. Pada akhirnya, harus diakui, daya tarik utama tetap terletak pada karakter-karakter dengan desain dan kepribadian yang menarik dan mudah membangun kedekatan emosional dengan Anda, apalagi jika Anda memilih untuk menggunakan sistem permanent death yang ditawarkan sebagai opsi di sini. I

Namun tentu saja, Fire Emblem Three Houses tidak bisa dibilang sebagai game yang sempurna. Rasa kecewa yang tidak bisa ditanggalkan begitu saja menyangkut potensi menyelami kisah, budaya, dan politik Tiga Kerajaan yang terbengkalai memang terlalu besar untuk tidak dibicarakan. Sangat disayangkan bahwa semua aksi di sebagian besar skenario berpusat pada eksistensi Church of Serios sebagai sentral ini. Salah satu keluhan lain yang cukup menyebalkan? Sistem inventory miliknya. Ada begitu banyak langkah dan menu yang harus Anda pilih hanya untuk bertukar item, memilih senjata, menggunakanaksesoris, atau sekedar berbelanja dan memasangkan item tertentu ke karakter spesifik. Langkah-langkah menyebalkan yang seharusnya tidak lagi terjadi di game modern seperti ini. Opsi percakapan yang tidak banyak berpengaruh pada jalan cerita juga jadi catatan tersendiri.

Tetapi di luar semua itu, sulit rasanya untuk tidak menyebut Fire Emblem: Three Houses sebagai salah satu pengalaman game taktikal / strategi RPG terbaik yang pernah kami cicipi selama beberapa tahun terakhir ini. Bahwa pada akhirnya, ini tidak pernah selalu soal darah, takhta, dan wanita. Bahwa ini juga soal saudara, cinta, dan cerita.

Kelebihan

Fire Emblem Three Houses jagatplay PART 1 169
Hidup itu sempurna ketika mendengar “ara-ara” dari Mercedes.
  • Desain karakter memanjakan mata
  • Karakter-karakter pendukung yang unik dan berbeda
  • Mercedes
  • Status “Guru” diimplementasikan ke dalam gameplay
  • Sistem permanent death yang tetap membuat pertarungan menjadi intens
  • Sistem pertarungan punya kedalaman tersendiri
  • Cerita menarik (khususnya dari sudut Black Eagle)
  • Voice Acting Jepang memesona
  • The Waifus Potential

Kekurangan

Fire Emblem Three Houses jagatplay PART 1 222 1
Dengan trope karakter anime yang bertebaran, VA Inggris memang kesulitan “menangkap” charm karakter yang seharusnya.
  • Voice Acting Barat merenggut banyak daya tarik karakter
  • Tingkat kesulitan “Normal” terhitung rendah
  • Sistem Inventory berbelit dan menyebalkan
  • Tidak banyak eksplorasi di Tiga Kerajaan yang mengelilingi Church of Seiros
  • 90% opsi percakapan berakhir “pemanis”

Cocok untuk gamer: yang menggemari genre taktik RPG, mencintai karakter-karakter dengan trope anime kental

Tidak cocok untuk gamer: yang tidak senang membaca banyak teks, menginginkan cerita yang lebih gelap dan brutal

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…
March 19, 2024 - 0

Review Unicorn Overlord: Kuda, Tahta, Wanita!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Unicorn Overlord ini? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…