Review Atelier Ryza – Ever Darkness & the Secret Hideout: Tebal Pesona!
T H I C C
Berapa banyak dari Anda yang tertarik mencicipi sebuah game karena desain karakter utama yang memanjakan mata? Baik dari sekedar armor yang keren atau karena memang faktor sensualitas yang kentara? Kami yakin, seperti halnya kami, banyak gamer yang juga sempat berbagi pengalaman yang sama. Kasus ini sempat kami alami dengan NieR Automata di masa lalu, dimana desain sang karakter utama – 2B memang “menggoda”. Namun semua gamer yang datang karena belahan dada dan rok pendek tersebut bertahan karena sisi cerita yang begitu dalam, musik yang keren, dan gameplay yang memesona. Sesuatu yang mendasari mengapa kami memilih untuk memainkan Atelier Ryza terlepas dari fakta bahwa tidak pernah ada ketertarikan untuk menjajal seri Atelier sebelumnya.
Terlepas dari klaim Gust bahwa desain karakter Ryza tidak difokuskan untuk sensualitas, sulit rasanya untuk menyangkal bahwa kesan tersebut memang mengalir kuat dari sosok karakter wanita yang satu ini. Walaupun tidak jelas memperlihatkan belahan dada, namun pakaian sempit yang seolah didesain untuk memperlihatkan bentuk tubuh Ryza dengan jelas memang meninggalkan kesan sensual tersendiri. Apalagi ia menjadi satu dari sedikit karakter wanita dengan ukuran paha yang begitu sintal, yang kemudian dikombinasikan dengan hot pants yang desainnya seolah mengesankan bahwa kain yang ada bahkan tidak mampu “menahan” ukuran tubuhnya ini. Digabungkan dengan kostum alternatif dan gerak dada yang berlebihan setiap kali ia bertarung atau sekedar berlari saat proses eksplorasi, kita semua sepertinya tahu bahwa Gust tahu jelas apa yang hendak mereka lakukan.
Maka dengan cita rasa Koei Tecmo dan Gust inilah, dunia Atelier Ryza dibangun. Desain karakter wanita yang ia usung memang terlihat menarik daripada karakter pria yang sayangnya, tidak punya cukup banyak fitur berbeda untuk berakhir menarik perhatian. Satu yang kami sayangkan justru datang dari desain dunia yang terasa begitu terbatas. Untuk game JRPG yang genre-nya terkenal menawarkan begitu banyak lokasi dan terrain untuk dibagi, Atelier Ryza hadir dalam skala yang sangat terbatas. Bahkan dunia bernama Underworld yang digadang merupakan sumber dari segala masalah, berakhir menjadi satu area kecil dengan setidaknya dua atau tiga perpindahan area saja. Ini tentu saja, menjadi sumber kekecewaan tersendiri.
Namun setidaknya, ia didukung dengan ragam fitur yang cukup membantu proses pergerakan Anda. Dengan jenis misi sampingan yang bisa Anda temui di beberapa lokasi di dalam kota, yang tentu saja terkadang menuntut Anda untuk menjelajahi kembali area yang sudah Anda singgahi sebelumnya, Atelier Ryza datang dengan fitur fast travel tanpa batas. Ini berarti, Anda selalu bisa mengakses fitur ini dimanapun Anda berada, bahkan saat Anda berada di dungeon sekalipun. Indikator berbentuk ikon di sana-sini juga akan memberikan informasi singkat soal ada atau tidaknya misi sampingan di satu lokasi hingga ada atau tidaknya peta harta karun yang bisa Anda kejar. Kami jatuh hati pada desain user-interface menu yang juga diikuti dengan gambar artwork anggota party yang situasinya bisa berubah mengikuti titik cerita yang tengah dinikmati.
Sayangnya, musik di Atelier Ryza tidak bisa dibilang memesona. Ia menawarkan lebih banyak musik menenangkan yang tidak hanya Anda temui saat di kota saja, tetapi juga saat eksplorasi. Sebagai sebuah genre yang harus diakui identik dengan musik-musik yang siap untuk membuat bulu kuduk Anda merinding, Atelier Ryza tidak menawarkan satupun daya tarik tersebut dari pengalaman audio yang Anda dapatkan. Namun setidaknya, keputusan untuk mempertahankan voice acting bahasa Jepang ketika Anda membeli versi bahasa Inggris sekalipun pantas kami sambut dengan tangan terbuka. Kepribadian banyak karakter, terutama Ryza, terpancar lebih baik lewat ekspresi-ekspresi yang lebih tepat sasaran, baik dari reaksi ataupun intonasi. Sesuatu yang sepertinya akan jadi berita buruk jika mereka memaksakan VA barat untuknya.
Maka dengan kombinasi semua sisi presentasi ini, sulit untuk menyangkal rasanya bahwa salah satu hal di sisi permukaan yang membuat Anda tertarik dan jatuh cinta pada Atelier Ryza memang berangkat dari desain Ryza yang diklaim Gust “tidak sensual” tersebut. Bahwa pada akhirnya, memang T H I C C-ness yang diusung karakter inilah yang berakhir mendefinisikan pengalaman visual yang ada.
Dengan Ekstra Strategi
Atelier Ryza adalah sebuah game JRPG turn-based, sebuah sistem yang sepertinya sudah diusung oleh begitu banyak game JRPG, klasik ataupun baru. Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, ini berarti Anda harus menunggu giliran Anda untuk bisa mengambil aksi tertentu, dari menyerang, menggunakan item, atau menggunakan skill. Maka seperti JRPG turn-based pada umumnya juga, daftar giliran aksi ini juga terlihat jelas lewat sebuah bar di bagian kiri layar yang akan memberikan informasi jelas siapa yang akan menyerang selanjutnya, baik Anda ataupun musuh. Kecepatan urutan ini tentu saja juga bergantung pada atribut “Speed” di status karakter, seperti selayaknya dan seharusnya.
Yang membuat Atelier Ryza unik adalah fakta bahwa sistem turn-based ini tidak lantas diikuti dengan kesempatan untuk mengatur dan mengendalikan tiga orang karakter sesuai dengan keinginan Anda, seperti sebuah game JRPG turn-based seharusnya. Atelier Ryza hanya akan memberikan Anda kendali atas karakter yang Anda highlight di satu waktu, dimana Anda bisa meminta sang karakter untuk menyerang, menggunakan item, atau sekedar menggunakan skill. Karakter yang tidak Anda highlight akan secara otomatis melakukan serangan fisik standar sampai Anda merasa butuh untuk “berpindah” karakter dan mengendalikannya secara manual. Sistem seperti ini membuat pertarungan terus bergerak dan terasa dinamis, walaupun terkadang cukup menyebalkan, ketika karakter yang hendak Anda kendalikan selanjutnya ternyata sudah menyerang secara otomatis hanya karena Anda kelewatan menggerakkan kursor highlight. Kondisi seperti ini bisa berakhir mematikan, apalagi jika Anda berada di situasi yang genting.
Sistem pertarungan Atelier Ryza juga secara mengejutkan, ternyata menuntut strategi tertentu. Anda tidak bisa mengandalkan sekedar serangan biasa saja untuk menyelesaikan semua masalah yang ada, kecuali area awal yang level musuhnya memang sudah berada jauh di bawah. Ada banyak elemen yang harus Anda pertimbangkan, pilih, dan eksekusi untuk memastikan proses pertarungan Anda bisa berjalan lebih mudah.
Pertama, tentu saja memilih apa yang hendak Anda lakukan dengan resource Anda yang disebut sebagai “AP” aka Action Points. AP akan terkumpul bersama dengan frekuensi serangan fisik yang Anda lakukan. Jika Anda berhasil mengumpulkannya dalam jumlah tertentu, Anda bisa menghabiskan kesemua AP ini untuk menaikkan level Tactics – dimana semakin tinggi level Tactics semakin banyak pula serangan yang diambil satu karakter untuk setiap turn. Level 3 Tactics misalnya, akan membuat satu karakter menyerang setidaknya tiga kali untuk damage serangan yang lebih besar. Namun di sisi lain, AP juga digunakan sebagai resource untuk mengakses serangan Magic. Benar sekali, Atelier tidak punya sistem MP atau Mana sama sekali. Kesempatan untuk menggunakan serangan lebih kuat seperti Magic ataupun Skill menggunakan resource AP yang Anda kumpulkan selama pertarungan.
Belum cukup? AP juga akan menentukan apakah Anda bisa memotong barisan antri turn-based Anda untuk sebuah aksi bernama “Quick Turn” yang akan membuat Anda bisa mengakses Skill atau item spesifik. Butuh 10 AP untuk bisa membuat fitur ini aktif, yang tentu saja akan sangat esensial untuk membasmi musuh di saat genting atau justru menyelamatkan anggota party Anda yang tengah sekarat. Memanfaatkan dan mengalokasikan AP ke area yang tepat sembari beradaptasi dengan musuh yang Anda hadapi akan menjadi kunci kemenangan di Atelier. Apalagi ia juga memberikan variasi serangan lebih kuat seperti – Fatal Drive yang akan bisa Anda akses di level Tactis “5” yang tak sulit tercapai di pertarungan-pertarungan panjang melawan boss dengan HP yang alot.
Karena pada dasarnya, musuh yang Anda temui di dunia Atelier Ryza walaupun tidak banyak berbeda dari sisi desain, tetap punya kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Pertarungan Anda tentu saja akan lebih mudah jika Anda berakhir menyerang mereka dengan kelemahan mereka, yang akan mencederai bar HP dan Stun Gauge – sebuah bar kuning yang jika habis akan membawa musuh ini dalam kondisi Break, dimana mereka akan punya turn lebih lambat dan rentan terhadap serangan lanjutan. Sistem kelemahan ini kemudian diintegrasikan dengan sistem serangan elemen yang berbeda-beda. Namun tidak seperti konsep JRPG pada umumnya yang membuat elemen-elemen ini seperti memiliki efek gunting-batu-kertas yang rasional, Atelier Ryza tidak mengaplikasikannya. Ini berarti, musuh yang jelas punya elemen Es misalnya, belum tentu takut dan rentan pada serangan api.
Membaca apa yang menjadi kelemahan musuh, memprediksi seberapa efektif serangan Anda, dan kemudian mengalokasi penggunaaan AP seefektif mungkin memang kunci. Apalagi mengingat sebagian besar jenis musuh yang Anda temui, baik musuh biasa ataupun Boss, punya stance khusus yang disebut Rage yang akan secara otomatis terpicu setiap kali angka HP mereka berada di ambang batas. Rage bisa disederhanakan sebagai serangan charging dengan damage super besar namun butuh 1 turn ekstra untuk dieksekusi. Intinya adalah memaksa Anda untuk mengakhiri pertarungan secepat mungkin ketika musuh berada dalam kondisi ini, sebelum mereka melepas serangan pemungkas yang fatal tersebut. Di momen seperti ini, aksi Anda mendistribuisikan jumlah AP yang tertabung tentu akan jauh lebih esensial. Jangan sampai misalnya, Anda memutuskan untuk meningkatkan level Tactics dengan semua AP yang sudah ditabung, mengeluarkan serangan fisik tambahan untuk musuh yang sedang dalam fase Rage yang berakhir tak efektif. Padahal jika Anda cermat, Anda bisa menggunakan AP ini untuk mengeksekusi serangan magic milik Tao untuk membuat pertarungan selesai di titik tersebut.
Belum cukup kompleks, Atelier Ryza juga menyuntikkan satu lapisan strategi lagi yang mereka sebut sebagai Core Items. Berbeda dengan kebanyakan game JRPG dimana item dan semua isi tas Anda bisa Anda akses sesuka hati, Atelier Ryza membuat item kini berfungsi tak ubahnya sebuah equipment. Anda hanya bisa menggunakan item yang Anda bawa saja, yang berdasarkan sistem equipment, maksimal berisikan 4 buah item berbeda untuk masing-masing karakter. Core Items sendiri bisa memiliki banyak efek, dari penyembuhan, revival, buff sementara, hingga serangan elemen super kuat. Masih belum cukup? Bahkan sistem penggunaannya sendiri juga punya limitasi.
Untuk bisa menggunakan Core Items yang Anda bawa, Anda harus menghabiskan sebuah resource yang disebut sebagai CC alias Core Charges. Setiap Core Items menuntut jumlah CC yang berbeda. Seperti misalnya? Item penyembuh bisa menuntut 2 CC, sementara item serangan elemen bisa menghabiskan 4 – 6 CC sekaligus. Begitu Core Charges Anda habis, Anda hanya memiliki dua buah opsi: Anda bisa kembali ke basecamp alias Atelier dan ia akan otomatis terisi atau Anda bisa melakukan proses konversi. Proses konversi ini akan “mematikan sementara” Core Items yang Anda bawa sehingga Anda tidak akan bisa menggunakannya lagi hingga Anda kembali ke basecamp. Namun sebagai gantinya, ia akan mengisi ulang Core Charges kembali ke angka maksimal. Sistem seperti ini membuat Anda tidak bisa mengeksploitasi penggunaan Core Items yang memang sebagain besar over-powered secara terus-menerus, membuat setiap aksi penggunaannya butuh pertimbangan tersendiri, apalagi Anda sudah berada jauh di dalam dungeon. Menentukan mana Core Items yang Anda bawa dan mana prioritas Items yang akan memakan porsi CC Anda juga bagian dari strategi menyelesaikan Ryza.
Satu hal lain yang super menarik adalah fakta bahwa ia juga mengusung sistem Role di dalamnya. Namun tidak seperti game JRPG lain yang mungkin mengaitkan sistem ini dengan sistem Job atau sekedar letak posisi karakter, Atelier Ryza menghubungkannya dengan sistem equipment. Setiap Equipment yang Anda kenakan, baik senjata hingga aksesoris, biasanya akan mempengaruhi level role Anda. Anda bisa bergerak menjadi Attacker, Defender, Supporter, atau berimbang di Novice. Mengingat Atelier Ryza mengusung sistem party 3 orang, memastikan tiga role ini tersedia di dalam party akan menjamin pertarungan yang lebih mudah diatasi. Mengapa? Karena salah satu role dominan dan aktif, maka ia akan bekerja layaknya role JRPG yang seharusnya. Sebagai contoh? Jika Lent berakhir dengan senjata dan aksesoris yang membuat role “High Defender”-nya aktif, maka musuh akan lebih banyak menjadikan ia sebagai target serangan secara otomatis dan mengabaikan dua karakter yang lain. Namun jika Anda berakhir misalnya, dengan 2 karakter Attacker dan 1 support, maka musuh akan membagi serangan adil ke 2 Attacker ini tanpa prioritas sama sekali, membuat Anda kesulitan untuk memastikan keduanya bertahan hidup.
Maka dengan semua sistem yang mereka usung ini, Atelier Ryza ternyata adalah sebuah game JRPG dengan sistem pertarungan yang jauh lebih solid dari apa yang kami bayangkan. Memahami musuh yang Anda temui dan mengeksploitasi kelemahan mereka hanyalah awal dari ragam strategi yang bisa Anda tempuh. Mengalokasikan AP dengan tepat sesuai dengan tingkah laku musuh sembari mempersiapkan diri untuk skenario buruk juga mempermanis lapisan ini di atas sensasi pertarungan yang tetap terasa cepat dan dinamis. Datang karena sensualitas, namun bertahan karena sistem pertempuran Atelier Ryza yang ternyata tak kalah menggoda.