Review Xenoblade Chronicles – Definitive Edition: Dunia di Ujung Pedang!
Kesimpulan
Untuk sebuah proyek Remaster, Xenoblade Chronicles: Definitive Edition harus diakui menjalankan tugasnya dengan baik. Sebagai gamer yang tidak pernah terjun benar-benar ke dalam dunianya pada saat versi Wii dan Nintendo 3DS tersedia di pasaran, rilis ulang di Nintendo Switch ini berhasil membuat kami memahami mengapa rasa cinta pada seri ini begitu besar. Bahwa terlepas dari usianya yang menua, ceritanya tetap berhasil memikat lewat begitu banyak plot-twist yang tersebar di banyak titik penting, dengan cut-scene yang epik, dan musik pengiring yang siap untuk membuat bulu kuduk Anda merinding. Kesemuanya juga disempurnakan lewat mekanik gameplay solid dan menantang, yang juga butuh strategi cukup dalam setidaknya dari komposisi tim untuk bisa ditundukkan. Pada akhirnya, seolah memahami tingkat kesulitan yang ia usung, kehadiran Casual Mode juga membuat pengalaman bermain menjadi lebih nyaman untuk mereka yang malas melewati proses grinding berkepanjangan.
Walaupun demikian, harus diakui bahwa ada beberapa relik gameplay Xenoblade Chronicles yang semakin menua dan tidak lagi terasa relevan ketika versi Definitive Edition ini berujung kami cicipi. Bahwa desain-desain ini masih tetap meninggalkan rasa frustrasi yang seharusnya bisa ditangani dan dijadikan sebagai fitur baru yang pantas dikejar. Kita berbicara dari sistem AI yang masih tidak terlalu adaptif dengan situasi petempuran, sistem item random yang benar-benar menjengkelkan, misi sampingan nan repetitif yang tidak lagi akan Anda pedulikan sisi ceritanya seiring dengan progress cerita, dan difficulty spike yang mau tidak mau harus diakui, memang mendorong Anda untuk melakukan proses grinding.
Namun terlepas dari semua kekurangan tersebut, ia tidak lantas membuat XC: DE berujung tidak bisa dinikmati sebagai sebuah game JRPG “lawas”. Bahwa keputusan yang diambil Nintendo dan Monolith Soft pada akhirnya, berhasil membuat setidaknya satu gamer di dunia yang sempat tidak familiar dengan daya tarik dan status legendarisnya, kini memahami dan tidak ragu untuk merekomendasikannya ke gamer manapun yang mencintai JRPG. Ya, kami.
Kelebihan
- Peningkatan visual cukup tajam, terutama di cut-scene
- Cut-scene yang disajikan epik
- Cerita super keren
- Musik menggugah
- Gameplay butuh strategi tersendiri untuk ditundukkan
- Casual Mode untuk mereka yang malas grinding
- Mekanik level kedekatan antar karakter yang unik
- Future Connected memberikan konklusi Melia yang sudah lama dinantikan gamer
- Sistem lapor misi sampingan yang memudahkan
- Varian item kosmetik yang bisa dikenakan
- Bumbu romansa yang menarik
Kekurangan
- AI agak “tolol” dan kurang adaptif
- Misi sampingan tidak punya cerita yang menarik
- Sistem material acak yang dipertahankan dan berakhir menjengkelkan
- Ada tuntutan grinding
- Resolusi terasa “rendah” untuk sebuah seri remaster
Cocok untuk gamer: pencinta JRPG, penikmat game dengan cerita keren
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan feel action yang lebih kental, tidak suka game dengan cita rasa anime kental