SEGA Tutup Kantor Cabang di Australia dan Eropa

Industri game tampaknya kini sedang berada dalam masa-masa terburuknya. Dengan begitu banyak franchise dari berbagai genre yang membanjiri pasar saat ini, sangat sulit untuk menentukan siapa yang akan sukses dan tidak. Bahkan kehadiran seri terbaru dari sebuah franchise raksasa yang sudah dikenal luas pun tidak memberikan jaminan yang pasti, apalagi seri-seri yang baru muncul. Akibatnya? Tidak sedikit publisher dan developer yang akhirnya harus gulung tikar dan menanggung kerugian finansial dalam jumlah yang besar. Salah satunya? SEGA
Siapa yang tidak mengenal nama besar SEGA? Sebagai salah satu pemain lama di industri ini, SEGA sempat merasakan “madu” industri game di masa lalu lewat perangkat keras dan game-game yang terjual laris. Namun saat ini? Sega ternyata tidak dapat terhindar badai yang menimpa banyak developer dan publisher yang lain. Kerugian yang besar selama beberapa tahun terakhir ini membuat SEGA memutuskan untuk melakukan restrukturisasi untuk menjadi perusahaan yang lebih kecil. Sebagai konsekuensinya? Mereka terpaksa menutup 5 kantor cabang: Perancis, Spanyol, Belenux, Jerman, dan Australia. Sebuah keputusan sulit yang harus diambil untuk mempertahankan eksistensi SEGA di masa depan.

Lantas kebijakan seperti apa yang akan ditempuh oleh SEGA? Seperti kebanyakan publisher saat ini, SEGA lebih memilih untuk berfokus pada franchise-franchise mereka yang benar-benar menjual: Aliens, Sonic, Total War, dan Football Manager. Ini berarti, mereka akan meminimalisir kesempatan unutuk merilis game-game baru yang belum dapat dipastikan sukses di pasaran. Apakah ini kita tidak pernah lagi melihat Bayonetta 2 di masa depan? Ataukah remake Shenmue? Apakah SEGA akan mampu bertahan dengan keputusan ini? Sebagai seorang gamer yang sudah lama “hidup” bersama dengan publisher yang satu ini, kita semua tentu berharap agar SEGA tidak akan berakhir seperti Radical Entertaiment yang menyedihkan. Fingers crossed!