Rainbow 6: Patriots Picu Terorisme di Dunia Nyata?
Ada begitu banyak cerita yang tercipta ketika kita membahas pengaruh video game di dunia nyata. Sebagian besar memperjuangkan efek positif yang dapat muncul darinya, sementara tidak sedikit orang awam yang masih melihat video game sebagai sumber dari segala “penyakit” masyarakat. Tidak hanya sekedar masalah obesitas atau kekerasan, video game kini dituduh telah menginspirasi beberapa masalah kejahatan terorganisasi seperti terorisme. Hal inilah yang terjadi di Amerika Serikat saat ini. Sebuah organisasi teroris domestik bernama FEAR dipercaya telah menggunakan taktik dan plot dari game military shooter yang sedang dikembangkan Ubisoft – Rainbow Six: Patriots sebagai tujuan mereka.
FEAR – Forever Enduring Always Ready memang bukan tipikal organisasi teroris yang sering ditemui oleh Amerika Serikat. Organisasi ini dibangun oleh seorang tentara AS bernama Isaac Aguigui yang kemudian mulai merekrut tentara yang lain secara rahasia untuk mencapai satu misi utama: melakukan kudeta terhadap pemerintahan resmi Amerika Serikat. Motif dan misi FEAR ini sendiri memang serupa dengan plot yang berusaha diusung oleh Rainbow 6: Patriots, yang juga menceritakan “kisah” yang sama. Tidak hanya itu saja, Aguigui juga dipercaya mempelajari beberapa trailer Rainbow 6: Patriots yang ada dan berusaha melakukan tindak terorisme yang sama. Alasan di balik pemberontakan ini? FEAR diposisikan sebagai patriot sesungguhnya yang berusaha menghapuskan ketidaksetaraan ekonomi di negara adikuasa tersebut. Organisasi ini terbongkar setelah penyelidikan terhadap eksekusi beberapa anggota yang berusaha melarikan diri dari FEAR ini.
Ubisoft sendiri belum memberikan keterangan resmi apapun terkait hal ini. Namun jika memang Aguigui memang mengakui bahwa Rainbow 6: Patriots menginspirasi kejahatan yang ia lakukan, maka tidak akan mengherankan jika game military shooter yang direncanakan dirilis di tahun 2013 ini akan dibatalkan, ditunda, atau berubah plot di masa depan. Satu yang pasti, kasus ini tentu akan menjadi “celah” besar bagi mereka yang awam untuk terus menuduh dan menyudutkan video game. Bagaimana menurut Anda?
Source: Kotaku