Pakistan Melarang Penjualan Black Ops II dan Warfighter
Sebagai sebuah industri yang mendasarkan diri pada kreativitas, video game memang memiliki kebebasan untuk menciptakan ragam konten yang ia inginkan, dalam berbagai bentuk, genre, plot, hingga setting, baik fiksi maupun didasarkan pada dunia nyata. Tidak jarang karena hal tersebut, ia bersinggungan dengan kepentingan lain yang justru melihatnya sebagai sesuatu yang mengancam dan membahayakan, bahkan di tingkat pemerintahan sekalipun. Beberapa sensor dan larangan diterapkan untuk mencegah game yang dianggap memuat agenda tertentu dirilis. Seperti yang dilakukan oleh Pakistan saat ini.
Terlepas dari reaksinya yang harus diakui “terlambat”, Pakistan akhirnya memutuskan untuk melarang penjualan dua game FPS populer di tahun 2012 silam – Medal of Honor: Warfighter dan Call of Duty: Black Ops II. Alasannya? Pakistan melihat kedua game ini sebagai bagian “perang psikologis” yang dilancarkan oleh pihak Barat untuk mempengaruhi pikiran kaum muda Pakistan sehingga membenci negara mereka sendiri. Seperti yang kita tahu, kedua game tersebut memang memuat konten gameplay yang memosisikan Pakistan sebagai negara teroris. Atas alasan inilah, pemerintah Pakistan mengancam akan memberikan sanksi yang tegas bagi toko game yang menjual maupun gamer yang membeli kedua game yang satu ini.
Electronic Arts dan Activision sendiri belum memberikan komentar apapun terkait hal ini. Kejadian sensor dan larangan penjualan ini memang bukan pertama kalinya terjadi di industri game, dan beberapa negara sudah menempuh hal yang sama. Bagaimana menurut Anda sendiri? Apakah sensor seperti ini termasuk kebijakan yang normal atau justru terlihat berlebihan?