Review The Last of Us: Kandidat Game Terbaik Tahun Ini!
Berjuang untuk Bertahan Hidup

Perjalanan Joel dan Ellie menuju ke markas besar Firefly tentu bukanlah perkara yang mudah. Dengan segudang infected yang siap untuk memangsa mereka, dua sejoli juga harus berjuang melawan manusia normal yang kini hidup dalam batas norma yang mereka ciptakan sendiri. Dengan akar survival horror-nya yang kuat, The Last of Us tidak lantas jatuh pada tren mainstream yang justru seringkali lebih menekankan atmosfer aksi yang lebih kental. Joel dan Ellie hanya punya satu agenda utama: bertahan hidup selama menempuh perjalanan jauh ini.
Anda diberikan kebebasan mutlak untuk memilih metode yang dirasakan cocok untuk berhadapan dengan setiap ancaman yang ada, namun dengan satu catatan yang pasti, bahwa kuantitas musuh yang tengah Anda hadapi akan berpengaruh signifikan pada tingkat survivabilitas Anda. Mengingat sumber daya yang terbatas, Anda tidak bisa hanya sekedar menembak membabi buta, menarik lebih banyak perhatian dari musuh yang tengah berada di sekitar kejadian, dan terlibat layaknya sebuah game action murni. Skenario seperti ini biasanya hanya akan berakhir pada dua hasil: Anda kehabisan peluru sama sekali dan akhirnya mati. Anda juga dipersulit untuk menggunakan senjata api dengan mekanik recoilnya yang cukup mengganggu.



Dengan semua alasan inilah, akan menjadi pilihan yang lebih rasional untuk bermain dengan resiko yang paling minim, memastikan peluru dan item penyembuh hanya digunakan ketika berada dalam keadaan sangat terdesak. Untuk itulah, The Last of Us sangat menitikberatkan pada kemampuan Anda untuk bermain secara stealth. Dengan membunuh setiap musuh dengan diam-diam, Anda tidak perlu memicu perhatian ancaman lain yang berada di sekitar, yang mungkin menjadi target stealth Anda selanjutnya. Tapi jangan berharap Anda akan menemukan peluru atau item dari musuh yang Anda tundukkan. Sebagian besar musuh yang Anda bunuh hanya akan berakhir menjadi mayat yang tidak berguna. Tidak cukup berharga untuk menempuh resiko ini? Anda juga bisa menginfiltrasi dan bergerak diam-diam ke area berikutnya tanpa harus bertarung sama sekali. Anda bebas memilih. Tenang saja, Joel juga dibekali dengan kemampuan telinga yang tajam untuk membantu Anda melihat posisi musuh yang ada.
The Last of Us menawarkan varian ancaman yang berbeda. Untuk manusia barbaric yang menamakan dirinya Hunter, Anda akan lebih sering dipaksa untuk memegang senapan begitu konfrontasi terjadi secara terbuka. Anda juga bisa menundukkan mereka dengan senjata-senjata melee yang tersebar di sepanjang permainan, dari sekedar batu bata hingga kapak yang akan membunuh setiap ancaman secara instan. Tentu saja, metode stealth akan berjalan dengan sangat baik di sini. Namun ingat, Anda juga harus berhadapan dengan para Infected. Tergantung pada frekuensi infeksi Cordyceps yang ada, Anda akan menemui tiga jenis Infected: Runner – manusia yang baru terinfeksi dan masih bisa ditaklukkan dengan cara manusia, Clickers – infeksi yang sudah lama membuatnya buta, namun sangat sensitif terhadap suara, dan hanya bisa ditaklukkan dengan senjata dan bukan tangan kosong, serta Bloaters – varian paling berbahaya, mematikan, dan membutuhkan banyak peluru untuk dikalahkan. Musuh seperti Runner dan Clicker masih bisa dimatikan secara stealth, namun dengan menggunakan senjata tertentu.



Lantas bagaimana Anda terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan? Bagaimana jika peluru Anda yang terbatas tidak bisa lagi mengakomodir semua ancaman di area? Untungnya The Last of US juga menyuntikkan sistem crafting di dalamnya. Dengan mengumpulkan bahan baku yang tersebar di sepanjang permainan, Anda bisa membangun beragam senjata dan item penyembuh jika dibutuhkan. Molotov, bom paku, first aid kit, bom asap, hingga pisau Shiv yang menjadi ujung tombak untuk membunuh para Clickers secara stealth dapat Anda bangun jika mendapatkan bahan baku yang cukup. Kebutuhan ini jugalah yang akan mendorong untuk mengeksplorasi setiap titik area yang ditawarkan The Last of Us. Terkadang, tersesat membawa nikmat tertentu.
Tidak hanya sekedar crafting, Anda juga berkesempatan untuk memperkuat Joel dan meningkatkan kesempatannya untuk bertahan hidup di dunia yang sama sekali tidak bersahabat ini. Ada dua mekanisme lainnya: upgrade senjata dan skill. Seperti halnya craftring, Anda akan menemukan bahan baku untuk meningkatkan kemampuan senjata favorit Anda di sepanjang permainan, dari sekedar meningkatan kecepatan reload atau kapasitas peluru, hingga akurasi dan recoil yang dihasilkan. Sementara Joel juga dapat memperkuat dirinya lewat sistem skill. Mengumpulkan supplements dalam jumlah yang cukup, Anda bisa memperkuat beberapa aspek kemampuan Joel, dari meningkatkan bar health untuk daya tahan serang yang lebih mumpuni hingga memperkuat jarak dengar untuk mendapatkan posisi musuh yang lebih jelas.



Anda mungkin akan merasa frustrasi ketika terlibat dalam jam-jam awal permainan The Last of Us, apalaig ketika untuk pertama kalinya, Anda bertemu dengan Clickers yang dapat membunuh Anda dengan hanya satu serangan. Namun seiring dengan progress permainan, dengan lebih banyak senjata dan sumber daya yang bisa Anda kumpulkan, bersama dengan pengetahuan yang lebih baik tentang pola serangan dan setiap ancaman, Anda akan mampu mengatasi setiap ancaman dengan jauh lebih mulus.
Teknologi AI yang Luar Biasa

Apa persamaan antara mahakarya dari Irrational Games yang baru dirilis beberapa bulan yang lalu – Bioshock Infinite dan masterpiece dari Naughty Dog – The Last of Us ini? Selain sama-sama merupakan dua game yang berhasil meraih skor Metacritic tertinggi selama jangka waktu satu semester ini, kedua game ini juga hadir dengan satu nilai jual utama yang sama: komposisi AI yang luar biasa. Ellie mungkin seorang anak berusia 14 tahun, namun tempaan kerasnya hidup telah membentuknya menjadi karakter AI yang bisa diandalkan. Walaupun tema yang diusung memosisikan ia sebagai “kargo” utama yang harus Anda lindungi, Ellie bisa menjaga dirinya sendiri dan bahkan membantu Anda ketika terdesak. Ia bisa memperingatkan Anda jika ada serangan datang dari titik buta Anda, melempar batu untuk mengalihkan perhatian musuh, menyelamatkan Anda ketika tengah bergumul melawan musuh, atau sekedar mencari bahan baku.
Lantas apa yang membuatnya lebih menarik? Fakta bahwa Naughty Dog mampu membuat AI yang diusungnya jauh lebih hidup dan dinamis. Alih-alih hanya terjebak dalam fungsi standar yang terus berulang, Ellie memperlihatkan tingkah laku yang sangat dinamis. Ketika Anda mengeksplorasi sebuah rumah kosong misalnya, alih-alih sekedar menunggu Anda di depan pintu rumah, Ellie bersikap layaknya seorang anak perempuan berusia 14 tahun yang pertama kali melihat dunia luar. Duduk di sofa sembari bersenandung, memperhatikan foto, bermain dart, hingga menceritakan lelucon atau sekedar melempar percakapan acak dengan Joel. Tingkah laku yang akan kian menarik sisi emosional Anda terhadap karakter yang satu ini.


Namun sayangnya, tingkah laku Ellie juga menjadi salah satu kelemahan yang pantas untuk dicatat. Apa pasal? Setelah berjam-jam permainan, kami menyadari bahwa AI musuh didesain untuk “buta” terhadap gerakan dari AI karakter utama. Ketika Anda tengah bersembunyi dan Ellie tidak sengaja bergerak atau bahkan menabrak musuh, mereka akan mengacuhkan hal tersebut dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Berapa kalipun AI Ellie melakukan kesalahan ini, hanya karakter yang kita gunakan – Joel yang akan berpengaruh langsung terhadap AI musuh, apakah bersikap seolah dalam mode stealth atau menyerang secara terbuka. Sesuatu yang sangat disayangkan.