Microsoft Tetap Percaya Koneksi Internet Adalah Masa Depan Xbox One

Reading time:
September 24, 2013
xbox one logo

Bergerak dari satu pernyataan ke pernyataan yang lain, dengan konten yang justru seringkali bertolak belakang satu sama lain, Microsoft memang seolah bingung hendak melemparkan pesan seperti apa kepada para gamer sebagai calon konsumen. Kalah pamor di ajang E3 2013 dan kritik yang terus mengemuka di dunia maya akhirnya mendorong produsen yang satu ini untuk mengambil kebijakan 180 derajat untuk Xbox One, sang konsol next-gen andalan. Tidak lagi butuh terkoneksi internet, tidak ada DRM, tidak lagi anti-game bekas, Xbox One mulai mendapatkan kembali perhatian gamer, apalagi dengan jajaran game eksklusif yang menawan. Namun sebuah pernyataan terbaru dari Microsoft seolah mengaburkan optimisme ini.

VP Microsoft Corporate – Phil Harrison, dalam wawancaranya dengan GameIndustry International, menyatakan bahwa Microsoft belum menyerah atau mengubah tujuan jangka panjang Xbox One sebagai sebuah platfrom yang terkoneksi internet secara penuh. Mereka masih percaya bahwa ekosistem seperti ini akan menjadi masa depan terbaik untuk konsol next-gen mereka. Walaupun demikian, semua perubahan kebijakan yang mereka lakukan sejauh ini memang ditempuh untuk memenuhi antisipasi dari gamer sendiri. Microsoft memberikan kebebasan lebih bagi gamer untuk memilih metode konvensional atau digital untuk menikmati game-game Xbox One.

Terlepas dari kritik yang sudah didengungkan oleh banyak gamer, Microsoft tetap percaya bahwa ekosistem terkoneksi via internet adalah masa depan terbaik untuk Xbox One.
Terlepas dari kritik yang sudah didengungkan oleh banyak gamer, Microsoft tetap percaya bahwa ekosistem terkoneksi via internet adalah masa depan terbaik untuk Xbox One.

Apakah ini berarti ada kemungkinan fitur yang membutuhkan koneksi internet / DRM tersebut akan kembali muncul untuk Xbox One di masa depan? Microsoft sendiri tidak secara eksplisit menyebutkan hal tersebut. Namun jika ditelisik dari pernyataan Harrison ini, mimpi buruk tersebut tampaknya masih menghantui para gamer yang mulai tertarik dengan Microsoft setelah perubahan kebijakan yang ada. Don’t force this, Microsoft.

 

 

 

Load Comments

PC Games

January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…
October 18, 2022 - 0

Review Uncharted Legacy of Thieves (PC): Drake Pindah Rumah!

Seperti apa performa dan fitur yang ditawarkan oleh Uncharted Legacy…
September 23, 2022 - 0

Review IMMORTALITY: Misteri Dalam Misteri Dalam Misteri!

Apa yang sebenarnya  ditawarkan oleh IMMORTALITY? Mengapa kami menyebutnya game…
August 19, 2022 - 0

Review Cult of the Lamb: Menyembah Setan Sambil Bertani!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Cult of the Lamb ini?…

PlayStation

March 29, 2023 - 0

Review Resident Evil 4 Remake: Mengulang Sebuah Keajaiban!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil 4 Remake ini?…
March 15, 2023 - 0

Review Resident Evil Village (VR): Panik? Panik Lah!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil Village dalam mode…
February 28, 2023 - 0

Wawancara dengan Naoki Yoshida (Final Fantasy XVI)!

Kami berkesempatan untuk mewawancarai otak Final Fantasy XVI - Naoki…
February 28, 2023 - 0

Impresi Final Fantasy XVI: Langsung Kandidat Game of the Year 2023!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Final Fantasy XVI? Mengapa kami…

Nintendo

November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
August 4, 2022 - 0

Preview Xenoblade Chronicles 3: Seperti Sebuah Keajaiban!

Kesan pertama apa yang ditawarkan Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
April 6, 2022 - 0

Review Kirby and The Forgotten Land: Ini Baru Mainan Laki-Laki!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Kirby and the Forgotten…