Wilayah di Filipina Larang Peredaran DOTA 2 di Warnet

Reading time:
January 22, 2015
dota 21 (4)

“Pinoy”, kata yang satu ini bahkan cukup kuat untuk membuat banyak gamer DOTA 2 yang sering melalangbuana di server SEA untuk menahan nafas dengan emosi tinggi. Sebagian besar gamer yang familiar dengan game MOBA dari Valve ini tentu sangat mengerti apa yang direpresentasikan oleh kata yang satu ini – rasa putus asa, emosi tinggi, tetapi sekaligus keprasahan tanpa solusi menyertainya. Namun tidak hanya menjadi “masalah” bagi gamer DOTA 2 SEA, status game MOBA ini di Filipina ternyata juga menyuarakan kesan yang begitu negatif. Cukup untuk membuat salah satu bagian wilayah di negara kepulauan tersebut untuk melarang peredaran DOTA 2 di game centre yang ada.

Sebuah distrik kecil bernama Salawag yang beranggotakan lebih dari 60.000 penduduk di Dasamarinas, dekat Manila – secara resmi melarang DOTA 2 untuk ditawarkan sebagai game yang bisa dimainkan di game-game centre yang ada. Alasannya? Ia dikeluarkan sebagai reaksi atas keributan besar dan tindak kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut. Aksi para remaja yang terlihat saling melempar kursi dan merusak, dengan DOTA 2 sebagai penyebab utama meresap perhatian publik. Pemerintah Salawag menyebut game MOBA in sebagai biang masalah, membuat banyak anak-anak belajar nakal, mengumpat, bolos, berjudi, mengabaikan tidur, berkelahi, dan meninggalkan belajar mereka.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda yang sering bermain di game centre sempat menemukan tindak kekerasan yang brutal karena perseteruan di dalam game? Sebagai salah satu gamer yang cukup sering bermain DOTA 2, keputusan pemerintah Salawg ini tentu saja kami dukung penuh. Bukan karena perhatian akan kesehatan fisik dan mental anak-anak yang mereka tunjukkan, namun semata-mata keinginan egois kami untuk mencicipi DOTA 2 dengan jumlah Pinoy yang lebih sedikit. They need to ban some more..

Load Comments

PC Games

January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…
October 18, 2022 - 0

Review Uncharted Legacy of Thieves (PC): Drake Pindah Rumah!

Seperti apa performa dan fitur yang ditawarkan oleh Uncharted Legacy…
September 23, 2022 - 0

Review IMMORTALITY: Misteri Dalam Misteri Dalam Misteri!

Apa yang sebenarnya  ditawarkan oleh IMMORTALITY? Mengapa kami menyebutnya game…
August 19, 2022 - 0

Review Cult of the Lamb: Menyembah Setan Sambil Bertani!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Cult of the Lamb ini?…

PlayStation

March 15, 2023 - 0

Review Resident Evil Village (VR): Panik? Panik Lah!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil Village dalam mode…
February 28, 2023 - 0

Wawancara dengan Naoki Yoshida (Final Fantasy XVI)!

Kami berkesempatan untuk mewawancarai otak Final Fantasy XVI - Naoki…
February 28, 2023 - 0

Impresi Final Fantasy XVI: Langsung Kandidat Game of the Year 2023!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Final Fantasy XVI? Mengapa kami…
February 24, 2023 - 0

Review Like a Dragon – Ishin: Drama Samurai yang Ramai!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Like a Dragon: Ishin? Lantas,…

Nintendo

November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
August 4, 2022 - 0

Preview Xenoblade Chronicles 3: Seperti Sebuah Keajaiban!

Kesan pertama apa yang ditawarkan Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
April 6, 2022 - 0

Review Kirby and The Forgotten Land: Ini Baru Mainan Laki-Laki!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Kirby and the Forgotten…