Review Her Story: Game yang Belum Pernah Anda Cicipi Sebelumnya!

Apa yang membuat sebuah media pantas untuk disebut sebagai video game? Elemen yang paling utama adalah interaktivitas, bahwa Anda punya kendali dan kesempatan untuk memanipulasi objek tertentu yang Anda lihat. Tidak seperti film yang menyuguhkan semua kontennya secara pasif, video game memberikan pengalaman yang lebih aktif. Mengapa kita kembali ke akar definisi ini? Karena harus diakui, dengan popularitas scene indie gaming yang tidak lagi tertahankan, video game memang tumbuh semakin besar. Kita tidak hanya sekedar membicarakan kuantitas ataupun kualitas, tetapi juga variasi yang ia tawarkan. Gaming tidak lagi sekedar soal menyelamatkan dunia, menjadi pahlawan tanpa pamrih, atau berjuang demi keamanan dan supremasi negara. Video game bisa menjadi sesuatu yang lebih personal.
Dari darah, kematian, dan perang, tidak sedikit developer indie yang berusaha masuk ke dalam ranah cerita yang lebih pribadi tanpa elemen aksi sama sekali. Game seperti Gone Home misalnya, memungkinkan Anda untuk mengeksplorasi kisah karakter yang bahkan tidak pernah Anda temui sama sekali dan mengembangkan emosi dari sana. Kini, hadir lagi proyek lain yang berhasil memukau kami. Sebuah pengalaman gaming yang belum pernah ada sebelumnya, sebuah inovasi yang mendefinisikan ulang bagaimana seharusnya game “detektif”, sebuah proyek eksperimen yang tampaknya berakhir manis. Sebuah game yang hanya mengusung dua kata sebagai nama – Her Story.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang belum pernah Anda cicipi sebelumnya?
Kanvas Kosong

Anda yang sudah sering membaca review di JagatPlay sepertinya tidak asing lagi dengan format review kami. Kami selalu menyediakan sebuah sesi khusus untuk membahas plot dan memberikan sedikit gambaran soal dasar cerita yang ditawarkan developer. Ia selalu menjadi bagian yang esensial untuk menjadi bahan pertimbangan, tidak hanya untuk mereka yang menjadikan cerita sebagai prioritas ketika memilih game tertentu, tetapi mereka yang juga menuntut sebuah konsep gameplay yang memang cocok untuk merepresentasikannya. Namun tidak kali ini. Namun tidak untuk Her Story. Cara terbaik untk menikmati game ini hanya satu – Anda harus tidak tahu apa-apa soal cerita yang ada.
Mengapa? Karena seperti namanya yang ia usung – “Her Story”, game ini hanya menuntut satu hal saja – bahwa Anda memahami dan mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ini bukanlah game pasif yang menawarkan kepada Anda sebuah cerita dan menuntun Anda melewati bagian per bagian seperti yang dinginkan oleh sang developer. Her Story justru meminta Anda untuk secara aktif mencari, memahami, dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Seolah berperan sebagai seorang detektif, Anda hanya diberikan kepingan-kepingan puzzle untuk Anda susun. Seberapa dalam Anda hendak menyelusurinya, seberapa luas Anda ingin tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi, kapan Anda ingin mengakhirinya? Her Story tidak memberikan batasan apapun. Ia bahkan tidak punya “akhir cerita” sama sekali. Ini adalah soal mencari.


Oleh karena itu, cara terbaik untuk menikmatinya adalah datang dengan kanvas kosong yang sama sekali tidak punya gambaran apapun soal Her Story, pendekatan yang juga kami tempuh di review ini. Jangan membaca sesi cerita apapun, jangan menonton video Youtube, atau bahkan mendengar dari teman lain yang mungkin sudah mencicipinya terlebih dahulu. Sebuah clue kecil seperti sekedar nama sekalipun, sudah cukup untuk mengurangi pengalaman yang bisa Anda dapat. Kami hanya bisa memberikan satu kalimat pendek untk memberikan sedikit gambaran – ini adalah cerita tentang mencari orang yang Anda cintai. Itu saja.