Review Journey: Terasa Begitu Intim!

Reading time:
July 24, 2015
Journey_20150725003636

Sebagian besar gamer pemilik Playstation 3 tampaknya tidak akan asing lagi dengan nama Journey. Proyek game racikan developer – thatgamecompany yang terkenal lewat proyek eksperimental mereka seperti Flow dan Flower ini memang sempat menyita perhatian ketika ia dirilis tahun 2012 silam. Ia bahkan berhasil menyabet banyak penghargaan, yang semuanya memuji pendekatan gameplay-nya yang tidak biasa, sensasi multiplayer yang unik, serta kualitas visualisasi dan desain dunianya yang tiada banding. Dan kini, 3 tahun setelahnya, ia diperkenalkan kepada para pemilik Playstation 4 yang tidak sempat mencicipinya ketika dirilis di platform generasi sebelumnya. Termasuk, kami.

Tidak ada kesempatan lebih baik lagi bagi kami, JagatPlay, untuk menuliskan impresi mendalam terkait game ini. Terlepas dari gembar-gembor yang terjadi di awal rilisnya, kami sendiri tidak pernah berkesempatan untuk menjajal Journey secara langsung, karena masalah konektivitas dan dana. Tiga tahun setelahnya, dengan Playstation 4 yang menawarkan versi dalam visual dan framerate yang lebih baik, momen untuk merasakan dan membuktikan sendiri pesona Journey akhirnya tiba. Review ini tentu ditulis dari kacamata seorang gamer yang memang belum pernah, mencicipi game ini sebelumnya. Journey sendiri baru tersedia dalam format digital dan bisa diunduh dengan harga yang cukup terjangkau.

Lantas, apa yang ditawarkan oleh Journey? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang begitu intim? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Anda berperan sebagai seorang Traveler, tanpa nama, tanpa identitas.
Anda berperan sebagai seorang Traveler, tanpa nama, tanpa identitas.

Journey bisa dibilang, hadir hampir tanpa kata-kata. Semua garis cerita yang disampaikan kepada gamer muncul dalam kilasan cut-scene yang memberikan kebebasan interpretasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun demikian, Anda bisa menemukan satu garis benang merah yang sama, terlepas dari beragam teori yang muungkin muncul darinya.

Tanpa narasi eksplisit, bahkan kata-kata sekalipun, cerita di dalam Journey digambarkan via setting dan cut-scene yang ada. Jelas, bahwa gunung dengan pilar cahaya ini adalah tujuan utama ziarah Anda.
Tanpa narasi eksplisit, bahkan kata-kata sekalipun, cerita di dalam Journey digambarkan via setting dan cut-scene yang ada. Jelas, bahwa gunung dengan pilar cahaya ini adalah tujuan utama ziarah Anda.
Bergerak dari satu area ke area lainnya, cahaya ini akan membantu Anda mendapatkan gambaran lebih jelas apa yang sebenarnya terjadi.
Bergerak dari satu area ke area lainnya, cahaya ini akan membantu Anda mendapatkan gambaran lebih jelas apa yang sebenarnya terjadi.
Anda akan dibimbing oleh sosok dengan jubah putih yang mirip dengan Anda.
Anda akan dibimbing oleh sosok dengan jubah putih yang mirip dengan Anda.

Anda terlihat berperan sebagai seorang penjelajah berjubah merah yang tampaknya punya satu tujuan utama – menuju ke gunung yang terbelah pilar cahaya di kejauhan. Seolah berusaha mencari jawaban akan apa yang sebenarnya terjadi dengan semua peradaban yang Anda lewati, misteri mengemuka dari setiap sudut. Perjumpaan karakter yang Anda gunakan dengan sosok yang serupa – namun dengan pakaian putih seolah menyiratkan tema pencerahan dan pencarian jati diri yang tampaknya menjadi identitas game yang satu ini. Namun apa yang sebenarnya terjadi? Tidak ada jawaban yang pasti.

Apa yang sebenarnya terjadi? Anda mungkin akan berakhir menyelesaikan game ini tanpa mengerti apa pun.
Apa yang sebenarnya terjadi? Anda mungkin akan berakhir menyelesaikan game ini tanpa mengerti apa pun.

Lantas, rintangan seperti apa yang harus Anda lewati untuk bisa mencapai gunung terakhir tersebut? Apa sebenarnya tujuan utama dari ziarah yang dilakukan karakter utama Anda ini? Semua jawaban dari pertanyaan tersebut bisa Anda dapatkan dengan memainkan Journey ini sendiri.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

PC Games

November 22, 2023 - 0

Menjajal Pre-Alpha RIFTSTORM: Ini Beneran Game Indonesia??!

Aksi jajal demo pre-alpha RIFTSTORM kami membangkitkan rasa optimisme tinggi.
November 17, 2023 - 0

Menjajal DEMO Whisper Mountain Outbreak: Game Multiplayer Lokal Potensial!

Game Indonesia terbaru dari Toge Productions - Whisper Mountain Outbreak…
October 11, 2023 - 0

Menikmati Restoran Honkai Star Rail Jakarta: Si Kereta Bintang Akhirnya Tiba!

Restoran Honkai Star Rail akhirnya tiba di Jakarta! Bagaimana suasananya?
September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…

PlayStation

November 23, 2023 - 0

Review Tales of Arise – Beyond The Dawn: Potensi yang Tak Digali!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Tales of Arise - Beyond…
November 13, 2023 - 0

Review Like a Dragon Gaiden: Seperti Sebuah Mimpi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Like a Dragon Gaiden: The…
November 8, 2023 - 0

Review Alan Wake 2: Game Supernatural Super!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Alan Wake 2 ini? Mengapa…
November 6, 2023 - 0

Review Call of Duty – Modern Warfare III (Campaign): Jelas Semakin Malas!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign Call of Duty…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…