Review Everybody’s Gone to the Rapture: Indah, Tenang, Misterius!

Dengan semakin populernya video game sebagai bagian industri hiburan mainstream saat ini, video game mulai tumbuh menjadi sebuah media yang bahkan cukup untuk membuat kita – gamer yang seharusnya sudah paham seluk-beluknya terkadang bingung dan sulit untuk mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa? Karena berbeda dengan 5-10 tahun yang lalu dimana video game berasosiasi dengan konten yang menuntut Anda untuk berpartisipasi aktif, video game saat ini mulai terlihat seperti media kreatif eksperimental untuk menyentuh lapisan daya tarik yang lebih dalam, seperti kekuatan narasi yang hanya bisa didapatkan di film-film, misalnya. Kontroversi apakah game-game ini pantas disebut sebagai “video game” bahkan seringkali mengemuka.
Maka Anda menemukan game-game seperti Her Story, Dear Esther, atau Gone Home yang lebih difokuskan pada usaha untuk memahami cerita, dan bukannya sekedar memancing adrenalin dan partisipasi aktif Anda untuk memastikan sang karakter utama bisa bertambah kuat dan menyelamatkan dunia dari kekuatan super jahat yang ambisius. Game-game ini berfokus pada satu hal – memicu emosi, menyentuh rasa dan kisah yang lebih personal, dan membangun daya tarik seperti sebuah film drama interaktif yang tidak mungkin ditawarkan oleh sinema layar lebar. Sony juga ternyata kedatangan proyek yang sama. Dikembangkan oleh The Chinese Room bekerja sama dengan Sony Santa Monica, Playstation 4 kedatangan Everybody’s Gone to the Rapture.
Lantas, apa yang ditawarkan oleh game ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang indah, tenang dan misterius? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot

Sebelum kita beralih lebih jauh dan membahas Everybody’s Gone to the Rapture, ada baiknya kita membicarakan satu kata yang mungkin tidak banyak kita pahami – Rapture, terutama untuk Anda yang beragam non-Kristen. Rapture adalah konsep agama Kristiani yang berfokus pada akhir zaman, dimana dipercaya bahwa mereka yang dirasa pantas dan masih hidup akan diangkat oleh Tuhan langsung ke surga. Sementara mereka yang sudah meninggal, akan dibangkitkan, dan hidup bersama dengan mereka yang dianggap pantas ini. Review ini tentu saja tidak dibangun untuk membicarakan agama yang notabene masalah pribadi. Namun secara konseptual, memahami Rapture akan sangat membantu mengerti dasar di balik game racikan The Chinese Room ini.



Hal inilah yang Anda temukan sejak pertama kali memainkan game ini. Dengan kacamata orang pertama, identitas pribadi Anda sendiri tidak pernah dibuka dan diketahui. Yang Anda tahu, Anda terbangun di Yaughton – sebuah desa kecil di Shropshire, Inggris dan berhadapan dengan sebuah kota kosong tanpa aktivitas sama sekali. Tenang, sunyi, dengan suara angin yang menjadi pengiring, tidak pernah juga ada kejelasan apa yang sebenarnya terjadi. Satu yang pasti, semua penduduk menghilang tanpa alasan. Menariknya lagi? Ada satu bola cahaya terang berwarna kuning yang tiba-tiba seolah hidup menemani Anda, menuntun Anda dari satu titik ke titik lainnya. Seperti yang bisa diprediksi, Anda diminta untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di Yaughton ini? Mengapa semua orang tiba-tiba menghilang? Apa sebenarnya bola bersinar yang senantiasa mengikuti Anda kemanapun Anda pergi? Semua jawaban tersebut bisa Anda dapatkan dengan memainkan Everybody’s Gone to the Rapture ini.