Tak Untung, Dev. Game Salahkan Video di Youtube
Berapa banyak dari Anda yang menjadikan Youtube sebagai sumber informasi untuk rilis game-game teranyar? Lewat sekedar segmen demo pendek, trailer, hingga Let’s Play dari ragam persona Youtube ternama, kita bisa menjadikannya sebagai sebuah rujukan belanja. Kita bisa melihat secara langsung apakah game-game tersebut memang menawarkan sesuatu yang kita inginkan dan butuhkan saat ini atau tidak. Secara rasional, Youtube dan industri game seharusnya jadi dua buah industri yang saling menguntungkan, mengembangkan sebuah hubungan simbiosis mutualisme. Bagi Youtuber, ia jadi sumber visit sementara publisher mendapatkan iklan secara cuma-cuma. Namun konsep seperti ini tampaknya tak selalu berlaku. Salah satu game indie bahkan mengaku tak mendapatkan keuntungan karena masalah seperti ini.
That Dragon, Cancer adalah salah satu game paling emosional yang kami cicipi sejauh tahun 2016 ini berjalan. Sayangnya, kualitas dan penerimaan positif dari banyak review media game ternyata tak jadi jaminan bahwa gameini juga akan secara finansial. Sang developer – Ryan Green di dalam blog resminya mengaku bahwa game ini sama sekali masih belum meraih keuntungan sepeser pun sejak game ini dirilis. That Dragon, Cancer hanya berhasil terjual sekitar 14.000 kopi setelah 3 tahun dalam proses pengembangan. Kondisi akhirnya membuat Green memutuskan untuk membayar utang mereka secepat mungkin karena takut gagal bayar di masa depan. Mengapa begitu rendah? Green menyalahkan Youtube.
Sesi Let’s Play di Youtube yang biasanya memuat sesi permainan game dari awal hingga akhir disinyalir Green menjadi penyebab buruknya penjualan. Ada perbedaan yang jelas, menurutnya, antara view di Youtube yang bisa mencapai angka jutaan dengan jumlah game yang berhasil mereka jual. Banyak user di Youtube yang menampilkan keseluruhan isi game mereka begitu saja, bahkan dengan komentar yang minim. Ia juga melihat banyak persona Youtube yang memainkan game mereka hingga selesai dan tak meninggalkan link apapun untuk memungkinkan para penontonnya membeli That Dragon, Cancer. Hingga urusan soundtrack juga tersedia begitu saja di situs video milik Google tersebut. Praktik yang sangat disesalkan oleh Green.
Namun bukan berarti Green “benci” video Let’s Play. Ia tetap suka dengan konten khas Youtube yang satu ini. Hanya saja ia lebih berharap ada tindakan lebih lanjut untuk mendukung mereka sebagai developer. Green sendiri mengaku, terlepas dari penjualan yang tak seberapa, puas dengan penerimaan That Dragon, Cancer yang positif sejauh ini.
Bagaimana menurut Anda sendiri? Apakah Anda setuju bahwa konsep Let’s Play di Youtube justru merugikan developer kecil seperti Green?
Source: Eurogamer