15 Karakter Antagonis Final Fantasy Paling Keren!
Sin (Final Fantasy X)

Dari semua tokoh antagonis di dalam toplist kali ini, Sin mungkin menjadi satu-satunya yang memang berwujud monster dan bahkan bisa dibilang, tak punya kepribadian sama sekali. Namun sulit untuk tidak memasukkannya ke dalam daftar ini karena konsep eksistensinya yang memang menarik untuk dibahas. Penduduk Spira sendiri percaya bahwa Sin dilahirkan oleh Yu Yevon sebagai sebuah konsekuensi dan percobaan karena mereka sempat menggunakan teknologi canggih bernama Machina di masa lalu. Sin hanya bisa ditundukkan oleh Summoner dan hidup setiap 10 tahun sekali, terlepas dari fakta bahwa Summoner butuh mengorbankan diri untuk menundukkannya. Sin menjadi alasan mengapa Yu Yevon menjadi aliran kepercayaan yang dipercaya oleh hampir sebagian besar penduduk Spira. Sin datang dengan satu tujuan, memusnahkan. Diperkuat dengan serangan proyektil yang bisa menghancurkan seisi kota tanpa masalah, semua orang yang sempat bersinggungan dengannya juga akan mengidap penyakit aneh yang membuat mereka kehilangan ingatan.
Queen Brahne (Final Fantasy IX)

Anda tahu bahwa Anda telah berhasil menciptakan seorang karakter antagonis yang mumpuni jika eksistensinya, dari sekedar desain hingga pilihan kata saat berbicara sudah cukup untuk membuat Anda ingin meludahi layar televisi Anda. Atau membayangkan betapa nikmatnya jika Anda bisa masuk ke dalam dunia yang sama, memukulnya, dan kemudian keluar lagi. Hampir semua gamer Final Fantasy IX sepertinya sempat merasakan sensasi seperti ini ketika melihat dan bertemu dengan Queen Brahne. Menjadi manifestasi dari semua hal jahat yang pernah Anda dengar atau baca soal seorang karakter ratu yang jahat, hampir tak ada sedikit pun celah yang membuat karakter ini bisa “dicintai” sama sekali. Kecuali untuk toplist yang satu ini.
Genesis Rhapsodos (Crisis Core: Final Fantasy VII)

Mengapa Genesis pantas masuk? Alasan paling kuat tentu karena tampilannya yang terinspirasi oleh salah satu artis J-Rock yang kami sukai, Gackt. Namun menyingkir sedikit dari alasan yang cukup personal tersebut, kehadiran Genesis di Crisis Core memang memberikan perspektif yang lebih baik soal proyek rekayasa genetika dengan sel Jenova yang menjadi fokus dari seri originalnya. Penuh keseombongan, arogan, narsis, penuh kebanggaan, sekaligus mencintai puisi Loveless yang senantiasa ia baca, Genesis memang menjadi karakter antagonis yang mudah dicintai. Ia berbagi kekuatan yang hampir setara dengan Sephiroth, namun di sisi lain, seolah punya nasib yang bahkan jauh lebih buruk. Ada sedikit rasa simpati yang sulit untuk dijelaskan ketika melihat karakter yang satu ini.
Seifer Almasy (Final Fantasy VIII)

Jika Anda dan saya berbicara soal siapa karakter favorit kami dari keseluruhan Final Fantasy VIII? Maka kami sendiri tak akan ragu untuk memilih Seifer daripada Squall. Walaupun seperti Edea ia berakhir menjadi karakter yang tak sejahat yang kita bayangkan di akhir-akhir cerita, ia tentu meninggalkan kesan yang mendalam. Bisa dibilang jarang bahwa di sebuah seri Final Fantasy, kita menemukan karakter antagonis yang langsung diposisikan eksplisit sebagai “nemesis” dari karakter utama, yang bahkan berbagi varian senjata yang sama dan kepribadian yang hampir serupa. Namun dingin dan tanpa ampunnya Seifer lah yang membuat kami jatuh hati pada karakter antagonis yang satu ini. Tak ragu untuk ikut dalam gelombang politik yang membuatnya punya sedikit kuasa di dalamnya, kita berbicara soal pria yang bahkan bisa memotong Odin menjadi dua bagian tanpa kesulitan.