Dev. The Witcher 3 Bantah Ada Usaha Beli Paksa
Dipersenjatai modal dengan angka fantastis dari perusahaan yang lebih besar mungkin sebuah skenario yang mengagumkan di atas kertas. Namun bagi beberapa perusahaan yang menjadikan kreativitas sebagai produk utama, seperti industri game misalnya, ia bisa berakhir bencana. Sudah seberapa sering Anda mendengar bahwa banyak developer yang berakhir menghasilkan game yang buruk atau bahkan ditutup setelah bergabung ke dalam publisher yang lebih besar? Bahwa pada akhirnya, fokus perusahaan yang tiba-tiba mengejar keuntungan juga tak berbeda dengan sebuah hukuman mati. Hal inilah yang kabarnya akan terjadi dengan developer game action RPG terbaik – The Witcher 3: Wild Hunt, CD Projekt RED.
Melihat usaha perusahaan besar – Vivendi yang berusaha mengambil alih Ubisoft saat ini, rumor yang sama juga sempat menimpa CD Projekt Red. Kesuksesan yang mereka capai dengan The Witcher 3 dan antisipasi besar terhadap proyek mereka selanjutnya – Cyberpunk 2077, membuat rumor soal strategi beli paksa dari beberapa pemodal besar bermunculan. CD Projekt kabarnya langsung menggelar rapat pemegang saham untuk membereskan masalah yang satu ini. Berita baiknya? Mereka akhirnya angkat bicara dan ketakutan untuk hal tersebut tak terbukti.
Dalam pernyataan resmi mereka, CD Projekt menyebut bahwa mereka saat ini tidak terancam pada usaha beli paksa dari pemodal manapun. Rapat pemegang saham kemarin diselenggarakan tidak sebagai reaksi atas apapun yang terjadi dengan CD Projekt saat ini, melainkan sebagai pencegahan terhadap sebuah skenario yang mungkin terjadi di masa depan. Mereka berusaha memastikan bahwa kasus yang terjadi dengan Vivendi dan Ubisoft saat ini tak terjadi dengan mereka.
Jadi dengan demikian, maka bisa dipastikan tak ada “ancaman” bahwa kita akan bertemu dengan CD Projekt Red yang “baru dan mata duitan” dalam waktu dekat ini. Sebuah fakta yang tentu saja melegakan dan tentu saja diharapkan, bisa bertahan hingga proyek-proyek mereka selanjutnya. Fight, CD Projekt!