Penelitian Baru Pastikan Video Game Brutal Tak Buat Emosi Gamer Tumpul
![Penelitian Baru Pastikan Video Game Brutal Tak Buat Emosi Gamer Tumpul 1 call-of-duty-wwii-screenshot-600x338](https://jagatplay.com/wp-content/uploads/2017/04/call-of-duty-wwii-screenshot-600x338-1-600x338.jpg)
Apakah video game menghasilkan efek psikologis yang buruk untuk gamer? Ada begitu banyak hasil penelitian yang uniknya, kontradiktif satu sama lain. Di satu sisi, banyak yang setuju bahwa konten yang ia tawarkan memang bisa menimbulkan masalah tersendiri, namun di sisi lain, tak sedikit juga yang justru melihatnya sebagai salah satu sumber kualitas positif yang menguntungkan bagi gamer. Kini, satu penelitian ekstra juga hadir dengan hasil yang memihak pernyataan terakhir ini. Bahwa tidak benar adanya, bahwa video game dengan konten kekerasaan akan membuat emosi gamer menjadi lebih tumpul.
Banyak yang percaya bahwa dengan semua konten kekerasan yang harus dihadapi oleh gamer, dari sekedar membunuh, menyiksa, hingga melihat beragam konten gore yang ada, akan membuat gamer menjadi tak sensitif pada kondisi emosional di dunia nyata. Hasilnya? Mereka menjadi tidak ragu untuk memperlihatkan sisi agresif mereka begitu saja. Namun penelitian terbaru dari Hannover Medical School hadir dengan hasil yang kembali, membantah hal tersebut. Bahwa memainkan game-game dengan konten kekerasan ternyata tidak membuat gamer menjadi “tumpul” secara emosional.
![Penelitian Baru Pastikan Video Game Brutal Tak Buat Emosi Gamer Tumpul 2 Penelitian terbaru sebut game-game dengan konten kekerasan tak buat emosi gamer menjadi tumpul dan tak sensitif.](https://jagatplay.com/wp-content/uploads/2013/04/brain-level-up-600x337.jpg)
Mereka melakukan dua buah studi dengan 14 orang subjek penelitian yang tak pernah memainkan video game dengan kekejaman sebelumnya dan 14 orang yang memainkannya secara berlebihan. Berumur sekitar 23 tahun dan semuanya pria, mereka diminta untuk memainkan game-game seperti Call of Duty atau Battlefield selama kira-kira 4,6 – 4,9 jam setiap harinya. Setiap dari mereka kemudian masuk ke dalam scanner otak dan diberikan beragam gambar yang memperlihatkan emosi positif, negatif, ataupun netral. Hasilnya? Setiap dari mereka memperlihatkan aktivitas emosional yang serupa satu sama lain, memainkan game brutal ataupun tidak.
Namun penelitian ini juga menegaskan bahwa yang mereka teliti di sini adalah bagaimana cara otak merespon stimulus emosional yang ada, tetapi tidak mencakup, respon yang mungkin dilakukan ketika berhadapan dengan stimulus-stimulus tersebut. Tetapi dengannya, ia menjadi bukti yang valid bahwa game-game penuh kekerasan tidak lantas membuat gamer menjadi tidak sensitif pada stimulus emosional di dunia nyata.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda merasa video game membuat Anda tidak sensitif secara emosional?
Source: Research Digest