Mantan Dev. Battlefield Unjuk Visual Maksimal Unreal Engine 4

Reading time:
August 1, 2017

Ketika Anda tidak bisa lagi membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak, adalah salah satu kualitas visual yang dikejar oleh developer dan publisher seiring dengan perkembangan perangkat keras dan lunak yang mendukung hal tersebut. Namun pada akhirnya, ambisi tersebut tidak selalu jadi fokus ketika berbicara soal video game. Ada pertimbangan ekstra lainnya, seperti memastikan game tetap bisa dicicipi oleh kemampuan perangkat keras yang terdapat di konsol atau PC sebagian besar user. Lantas, kualitas seperti apa yang bisa dikejar jika Anda hanya berfokus pada elemen yang satu ini? Mantan technical art director DICE yang sempat menangani Battlefield di masa lalu memberikan sedikit gambaran.

Menggunakan Unreal Engine 4 yang jadi basis untuk banyak game rilis terkini, Rense de Boer memperlihatkan apa yang bisa dicapai olehnya. Melakukan penelitian terlebih dahulu selama lima hari setidaknya untuk memotret beragam pemandangan yang ada, ia kemudian membangun ulang hasilnya dengan menggunakan engine tersebut. Hasilnya? Super mengagumkan. Hampir sulit dibedakan dengan dunia nyata, hasi render ini sendiri dikerjakan oleh 2 buah GTX 1080Ti dari NVIDIA. Untuk melihat keindahannya, Anda direkomendasikan untuk menikmatinya di resolusi 4K.

Rense de Boer - mantan Technical Art Director DICE memperlihatkan Unreal Engine 4 yang maksimal.
Rense de Boer – mantan Technical Art Director DICE memperlihatkan Unreal Engine 4 yang maksimal.

De Boer sendiri menyebut bahwa ini adalah eksperimen untuk melihat apa yang terjadi jika ia memaksimalkan perangkat keras dan perangkat lunak pendukung. Tidak berhenti sampai di sana saja, ia juga berencana membangun lingkungan demo dengan hutan Nordic sebagai setting utama yang memungkinkan user untuk mengeksplorasinya secara real-time. Ia berharap akan meluncurkan demo tersebut via Steam sebelum akhir tahun 2017 ini. Holy..

Source: VICE

Load Comments

PC Games

January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…
October 18, 2022 - 0

Review Uncharted Legacy of Thieves (PC): Drake Pindah Rumah!

Seperti apa performa dan fitur yang ditawarkan oleh Uncharted Legacy…
September 23, 2022 - 0

Review IMMORTALITY: Misteri Dalam Misteri Dalam Misteri!

Apa yang sebenarnya  ditawarkan oleh IMMORTALITY? Mengapa kami menyebutnya game…
August 19, 2022 - 0

Review Cult of the Lamb: Menyembah Setan Sambil Bertani!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Cult of the Lamb ini?…

PlayStation

March 15, 2023 - 0

Review Resident Evil Village (VR): Panik? Panik Lah!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil Village dalam mode…
February 28, 2023 - 0

Wawancara dengan Naoki Yoshida (Final Fantasy XVI)!

Kami berkesempatan untuk mewawancarai otak Final Fantasy XVI - Naoki…
February 28, 2023 - 0

Impresi Final Fantasy XVI: Langsung Kandidat Game of the Year 2023!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Final Fantasy XVI? Mengapa kami…
February 24, 2023 - 0

Review Like a Dragon – Ishin: Drama Samurai yang Ramai!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Like a Dragon: Ishin? Lantas,…

Nintendo

November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
August 4, 2022 - 0

Preview Xenoblade Chronicles 3: Seperti Sebuah Keajaiban!

Kesan pertama apa yang ditawarkan Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
April 6, 2022 - 0

Review Kirby and The Forgotten Land: Ini Baru Mainan Laki-Laki!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Kirby and the Forgotten…