Turnamen Resmi For Honor dari Ubisoft Berakhir Memalukan

Reading time:
August 15, 2017
For-Honor-jagatplay-PART-1-26-600x338

Konsep yang manis, eksekusi yang buruk, pernyataan sederhana ini sepertinya pantas untuk menjelaskan apa yang terjadi pada game teranyar racikan Ubisoft – For Honor. Ia bisa disebut sebagai game fighting kompetitif yang kompleks, namun tercederai oleh ketamakan Ubisoft yang melemparkan ragam konten microtransactions yang berpotensi untuk mengubahnya jadi game pay to win. Kian ditinggalkan dengan jumlah pemain yang terus mengecil, Ubisoft sendiri masih belum menyerah. Untuk meningkatkan ketertarikan bagi gamer lama dan baru, mereka terus melemparkan update dengan konten baru, hingga menyelenggarakan turnamen resmi untuknya. Berita buruknya? Aksi ini justru berakhir memalukan.

Untuk menyambut kehadiran dua hero baru, Ubisoft menyelenggarakan turnamen resmi For Honor untuk komunitas. Idenya adalah membangun hype sekaligus membuktikan bahwa For Honor punya potensi untuk menjadi game kompetitif e-Sports di masa depan. Namun apa yang terjadi? Turnamen ini justru membuktikan kegagalan Ubisoft untuk menangani dan menyeimbangkan game fighting yang satu ini.

Sebagian besar pertandingan berakhir dengan gamer yang menggunakan exploit, menggunakan skill yang belum balance, berfokus pada karakter yang overpower, hingga beberapa bug fatal yang muncul. Seberapa parah? Cukup untuk membuat sang developer yang menyerahkan piala dan hadiah memberikan peringatan pada si pemenang utama  bahwa ia tidak akan bisa lagi menggunakan gaya bermain yang sama di masa depan. Ini tentu saja jadi tamparan keras untuk Ubisoft.

Komunitas For Honor tentu saja kecewa, apalagi mengingat beragam exploit dan bug yang terjadi di turnamen ini sepertinya sudah jadi masalah yang dikeluhkan selama beberapa bulan terakhir ini dan tidak ditangani Ubisoft sama sekali. What a shame..

Source: Reddit

 

Load Comments

PC Games

April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…
October 18, 2022 - 0

Review Uncharted Legacy of Thieves (PC): Drake Pindah Rumah!

Seperti apa performa dan fitur yang ditawarkan oleh Uncharted Legacy…
September 23, 2022 - 0

Review IMMORTALITY: Misteri Dalam Misteri Dalam Misteri!

Apa yang sebenarnya  ditawarkan oleh IMMORTALITY? Mengapa kami menyebutnya game…

PlayStation

May 26, 2023 - 0

Wawancara dengan Hiroshi Takai & Koji Fox (Final Fantasy XVI)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Hiroshi Takai dan Koji Fox dari…
May 26, 2023 - 0

Menjajal Final Fantasy XVI: Kini Dewasa, Penuh Gairah!

Seperti apa impresi 4 jam pertama kami dengan Final Fantasy…
May 8, 2023 - 0

Review Horizon Forbidden West – Burning Shores: Playstation 5 Pamer Kekuatan!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Horizon Forbidden West – Burning…
April 18, 2023 - 0

Review Dead Island 2: Akhirnya Datang Juga!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dead Island 2? Apakah ia…

Nintendo

May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
August 4, 2022 - 0

Preview Xenoblade Chronicles 3: Seperti Sebuah Keajaiban!

Kesan pertama apa yang ditawarkan Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…