Review Ni No Kuni II – Revenant Kingdom: Penggemar JRPG Pasti Puas!
Berubah bentuk, berubah gameplay, berubah cerita, apa yang Anda kenal dari Ni No Kuni pertama memang tidak lagi sama dengan apa yang Anda dapatkan di sang seri terbaru – Ni No Kuni II: Revenant Kingdom dari Bandai Namco dan Level-5. Tidak lagi mendapatkan dukungan studio anime ternama – Ghibli, usaha untuk mempertahankan pendekatan visual serupa dan cerita fantasi yang kuat tetap menjadi inspirasi utama di balik proses pengembangan seri terbaru ini. Anda juga bisa melihat seberapa keras usaha Level-5 sejak setahun terakhir ini untuk secara konsisten melemparkan kesan bahwa ini adalah sebuah seri dengan pendekatan yang sangat berbeda, hingga gamer didorong untuk mengatur ekspektasi yang ada. Bahwa gamer yang berharap bahwa ia akan kembali mempertahankan cita rasa game JRPG turn-based dengan sistem tangkap monster ala Pokemon tidak lagi bisa mendapatkan sesuatu yang serupa di sini.
Anda yang sempat membaca artikel preview kami sebelumnya sepertinya sudah punya gambaran yang lebih jelas soal apa yang ditawarkan oleh Ni No Kuni II: Revenant Kingdom ini. Kami cukup terkejut menemukan fakta bahwa ia mengusung sistem game action RPG yang benar-benar kentara, dimana aksi Anda kini bebas sembari menawarkan tombol spesifik untuk melompat, menyerang, menghindar, hingga mengakses rangkaian skill yang ada secara instan. Meta-game yang ditawarkan, dari ia berubah jadi game strategi ketika Anda berperan layaknya Raja dan mulai mengomando pasukan di medan perang, hingga fakta bahwa Anda bisa membangun kerajaan dan kastil Anda sendiri. Semuanya disajikan dalam porsi yang pas dan tidak berlebihan, cukup untuk membuat Anda ketagihan.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Ni No Kuni II: Revenant Kingdom ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang pasti memuaskan nafsu gamer penggemar JRPG?
Plot
Tidak seperti game JRPG pada umumnya, Ni No Kuni II: Revenant Kingdom dibuka dengan sebuah adegan gelap yang menyeramkan. Memperlihatkan rombongan mobil berisikan figur penting yang sepertinya hendak berangkat ke satu tempat terburu-buru, mereka harus berhadapan dengan sebuah misil yang tiba-tiba meluncur cepat di atas kepala mereka. Hadir sebagai kejutan yang tidak terprediksi sebelumnya, sang misil mendarat di tengah kota. Ledakan besar terjadi, kota hancur, kematian tidak terelakkan. Namun bagi salah satu figur penting yang berada di mobil tersebut, ada sesuatu yang magis terjadi.
Alih-alih tewas karena ledakan tersebut, Roland justru terlempar ke dalam sebuah dunia fantasi yang tidak bisa ia mengerti. Ia hanya berhadapan dengan seorang anak yang masih begitu kecil, berusaha melindungi dirinya sendiri. Namun siapa yang menyangka, Roland ternyata tiba di saat yang tepat. Sang anak muda yang tengah berdiri di hadapannya – Evan ternyata adalah seorang raja muda yang saat itu, tengah berhadapan dengan kudeta dari salah satu penasihatnya. Berusaha untuk bertahan hidup sembari mempertahankan nuraninya, Roland pun menyelamatkan Evan keluar dari kerajaannya sendiri – Ding Dong Dell. Sebuah awal yang baru untuk keduanya.
Manja dan tidak tahu-menahu tentang banyak hal, sepak terjang Evan untuk mengikuti jejak ayahnya – sang raja yang bijaksana yang berhasil membangun sebuah kehidupan harmonis antara kaum kucing dan kaum tikus di Ding Dong Dell memang masih panjang. Namun Evan, tidak menyerah. Dikombinasikan dengan pengetahuan Roland yang sepertinya adalah pemimpin sebuah negara sebelum ia berpindah ke dunia fantasi ini, Evan mengutarakan sebuah ide gila yang terdengar mustahil. Berkaca pada apa yang terjadi dengan semua konflik yang membelenggunya, Evan ini membangun sebuah kerajaan baru dimana tidak ada lagi peperangan dan kehancuran. Sebuah dunia utopia dimana semua masyarakat dunia bisa saling bahu-membahu untuk mencapai satu tujuan bersama. Tidak hanya itu saja, ia juga bermimpi bahwa kerajaan-kerajaan yang lain bisa mendukung ide yang satu ini.
Maka cerita pun difokuskan pada usaha Evan untuk membangun kerajaan impian yang ia sebut sebagai “Evermore” ini. Namun seperti yang bisa diprediksi, perjalanan tidak mudah. Seorang pria misterius dengan pakaian bak ular kobra tiba-tiba mengunjungi setiap Raja yang ada dan mencuri “Kingsbond” mereka – sebuah rantai ikatan yang mengaitkan sang raja dengan monster raksasa mistis yang menjaga kerajaan mereka masing-masing – Kingsmaker. Pada akhirnya, berseberangan dengan ide yang hendak diperjuangkan Evan, konflik keduanya tidak lagi terhindarkan.
Bisakah Evan mencapai impiannya? Siapa pula Roland yang sebenarnya? Konflik seperti apa yang harus mereka hadapi untuk menyempurnakan Evermore? Bagaimana keterkaitan sang tokoh antagonis dengan pakaian ular kobra tersebut? Semua jawaban dari pertanyaan tersebut bisa Anda dapatkan dengan memainkan Ni No Kuni II: Revenant Kingdom ini.