Review Stifled: Horror Kreatif!

Reading time:
May 8, 2018
Stifled jagatplay 38

Sesuatu yang tidak nyata, namun mampu membangun ketakutan dan kecemasan, bahwa Anda seolah tengah terperangkap dan terlibat dalam sebuah situasi tanpa jalan keluar yang tengah ditayangkan oleh layar televisi atau monitor di hadapan Anda, apa yang dicapai oleh genre horror memang selalu istimewa. Ketika video game hadir sebagai media interaktif, tingkat keterlibatan tersebut meningkat karena tidak lagi sekedar pasif, Anda harus melibatkan diri untuk berperan sebagai sang karakter protagonis yang ada. Bagian terbaiknya tentu saja melihat bahwa genre yang satu ini, tidak lagi terperangkap pada konten-konten klise. Banyak developer yang berusaha menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda dengannya, seperti yang ditempuh oleh Gattai Games – developer asal Singapura kali ini.

Lewat Stifled, Gattai Games berusaha menawarkan sebuah game horror dengan pendekatan yang berbeda. Yang membuatnya istimewa bukan hanya eksekusi mirip Resident Evil 7 dan beberapa game horror lain yang memungkinkannya untuk dimainkan dalam format konvensional ataupun VR saja, tetapi juga fakta bahwa tim inti Gattai Games sendiri berisikan para lulusan muda yang berhasil dilirik oleh Sony, terlepas dari fakta bahwa Stifled sendiri “hanya” merupakan proyek untuk semester akhir mereka. Dibantu dan disempurnakan, ia berujung jadi produk komersial yang akhirnya tiba di tangan kami.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Stifled ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game horror kreatif? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Stifled jagatplay 58
Tidak perlu menyelam terlalu dalam untuk mengerti bahwa ada sesuatu yang salah dan berbeda dengan realita ini.

Seperti dapur yang mengepulkan asap dan menyebarkan semerbak harum masakan, Stifled menawarkan sensasi ini dengan misteri sejak menit pertama Anda mencicipinya. Tidak perlu waktu lama untuk memahami bahwa realita yang disajikan kepada Anda di awal akan berakhir menjadi mimpi buruk dalam waktu singkat.

Stifled mengambil pendekatan plot yang implisit. Cerita disajikan tidak lewat cut-scene ataupun clue audio yang terangan-terangan mengarah pada satu benang merah cerita tertentu, tetapi lebih lewat beragam clue yang ia sebar lewat dunia yang ada. Pengetahuan Anda pada plot akan bergantung pada kesimpulan Anda sendiri dan tentu saja, seberapa dalam Anda mengeksplorasi ragam petunjuk yang ada. Satu yang pasti, Anda berperan sebagai seorang pria yang sepertinya terjebak di dalam sebuah dunia simulasi yang aneh. Keluarga menjadi bagian penting dari cerita dimana Anda bisa merasakan duka yang mendalam pada keseluruhan atmosfer secara keseluruhan. Anda juga akan berhadapan dengan sebuah dunia gelap yang berbeda dengan apa yang Anda temukan di realita sang karakter utama itu sendiri.

Stifled jagatplay 52
Konflik keluarga dan duka menjadi motor utama cerita Stifled yang disampaikan secara implisit.
Stifled jagatplay 55
Sayangnya, ada bagian cerita yang sepertinya, sulit untuk dipercaya.

Pelan tapi pasti, lewat potongan cerita yang bergerak lewat ragam timeline cerita yang berbeda pula, Anda akan menangkap gambaran cukup jelas apa yang sebenarnya terjadi dengan karakter utama yang ada. Sayangnya di mata kami, dengan bagaimana cerita ini berujung pada satu kesimpulan akhir, kualitasnya sendiri tidak bisa dijadikan sebagai daya tarik utama Anda melirik Stifled. Ada banyak inkonsistensi dengan dunia yang berusaha dibangun oleh Gattai Games di sini, terutama bagaimana mereka berusaha mengaplikasikan tema teknologi di dalamnya. Namun menemukan sendiri jawaban dari ragam misteri yang Anda temukan tetap jadi keseruan tersendiri.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana karakter utama Anda bisa berakhir terperangkap di dunia hitam putih ini? Duka seperti apa yang harus ia tempuh untuk meneruskan hidup? Semua jawaban dari misteri tersebut bisa Anda temukan dengan memainkan Stifled ini.

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

April 11, 2024 - 0

Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon’s Dogma 2? Mengapa kami…
March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…