JagatPlay: Wawancara dengan James Stevenson (Insomniac Games)!
Selain berkesempatan untuk menjajal 2-3 jam pertama Marvel’s Spider-Man, event media preview yang diselenggarakan Sony Interactive Entertainment di Kuala Lumpur, Malaysia kemarin juga berisikan beberapa hal menarik. Selain desain kota NYC khas Spider-Man yang dijadikan sebagai tema utama, mereka juga memperlihatkan untuk pertama kalinya – Playstation 4 PRO edisi Marvel’s Spider-Man yang memesona. Didominasi warna merah dengan logo Spider-Man dari Insomniac di atasnya, ia langsung jadi primadona wartawan-wartawan Asia Tenggara yang langsung menaruh perhatian besar padanya. Namun dari semua barisan event tersebut, kehadiran James Stevenson – Community Director dari Insomniac Games menjadi bagian yang terpenting.
Dengan tidak diperbolehkannya audio ataupun video pada saat sesi tanya Q&A, James Stevenson membuka diri pada beragam pertanyaan yang muncul, tentu saja terkait gameplay Spider-Man ataupun yang berhubungan dengan proses pengembangan di belakang layar. Pertanyaan tentu saja tidak hanya meluncur dari kami saja, tetapi juga dari beberapa wartawan Asia Tenggara yang lain. Ada beberapa hal yang menurut kami, menarik untuk dibahas.
Menjadi penanya kedua, kami langsung hendak memuaskan rasa penasaran kami terkait seberapa besar campur tangan Marvel (yang memang terkenal over-protektif pada IP mereka) di proses pengembangan Marvel’s Spider-Man ini? Apakah mereka membatasi kebebasan kreatif Insomniac? James Stevenson menyebut bahwa diskusi dengan Marvel, bahkan di level yang intens, memang sempat terjadi. Marvel memang membuka diri pada kebebasan kreatif Insomniac, namun selalu menuntut penjelasan soal motivasi di balik setiap desain untuk memastikan mereka memang setia dengan daya tarik Spider-Man itu sendiri. Untuk ide-ide “gila” yang hendak menabrak batas-batas tersebut, perdebatan dengan Marvel Games pasti dilakukan. Namun pada akhirnya, kebebasan mereka untuk meracik game Spider-Man yang mereka inginkan bisa dibilang, cukup besar.
Kami juga langsung bertanya soal Tower System yang tetap diusung oleh Marvel’s Spider-Man ini. Sebagai sebuah sistem yang sudah mulai terhitung “usang” dan mulai ditinggalkan oleh banyak game open-world, tentu menarik untuk mendengar mengapa Insomniac kukuh untuk mempertahankannya. James Stevenson menyebut bahwa desain ini mereka pilih karena mereka anggap cocok untuk membuat gamer mengeksplorasi kota NYC yang mereka racik dengan kompleks ini. Dengan sistem tower, gamer akan bergerak dan menjelajahi isi kota. Lagipula kata Stevenson, Insomniac juga memastikan bahwa setiap tower dan misi sampingan yang dibuka darinya, akan bisa diselesaikan cepat tanpa kesulitan, hingga gamer tidak akan merasa bosan.
Pertanyaan terakhir kami juga menyangkut pada tingkat kesulitan itu sendiri. Secara rasional, kami berpikir, bahwa dengan popularitas Marvel Cinematic Universe saat ini, nama besar Spider-Man, dan daya tarik media yang memuat superhero di dalamnya seperti sekarang, tentu banyak orang awam non-gamer yang akan tertarik mencicipi Marvel’s Spider-Man ini. Namun dari tingkat kesulitan dan kompleksitas gameplay berayun dan sistem bertarung, hampir mustahil mereka bisa memainkan game ini sejak awal. Apakah Insomniac akan menyuntikkan update mode yang disederhanakan, seperti kombo 1 tombol atau swinging 1 tombol untuk mengakomodasi hal tersebut?
Sayangnya, untuk saat ini tidak. Stevenson menyebut bahwa untuk mengakomodasi hal tersebut, satu-satunya yang dipersiapkan Insomniac saat ini adalah dengan menyertakan tingkat kesulitan “Easy” yang menurutnya jauh-jauh lebih mudah daripada mode normal sekalipun. Walaupun pada akhirnya, gamer pendatang baru ini akan tetap dituntut untuk belajar melakukan dodge untuk memastikan sang manusia laba-laba ini tidak berujung tewas dengan cepat. Sementara untuk mode kontrol “1 tombol” yang kami bicarakan, ia menyebut bahwa Insomniac akan mempertimbangkannya setelah melihat data yang terkumpul setelah rilis terlebih dahulu.
Beberapa ekstra informasi datang dari pertanyaan wartawan Asia Tenggara yang lain. James Stevenson juga mengkonfirmasikan bahwa memang, Marvel’s Spider-Man ini akan mmengusung DLC nantinya. Beberapa DLC berbasis cerita tengah dipersiapkan dan semoga, bisa dirilis ke pasaran keseluruhannya sebelum Maret 2019 nanti. DLC pertama akan memuat karakter ikonik – Black Cat di dalamnya.
Banyak juga yang penasaran apakah Insomniac Games pernah mempertimbangkan superhero Marvel yang lain di luar Spider-Man, mengingat Marvel lah yang meminta mereka untuk memilih superhero yang diinginkan untuk diadaptasikan menjadi video game. Stevenson menyebut bahwa sejak awal, mayoritas karyawan Insomniac langsung memilih Spider-Man dengan persentase besar, jauh dari opsi karakter Marvel kedua yang sayangnya, tidak ia buka. Spider-Man mereka pilih karena punya daya tarik yang hampir serupa dengan game-game yang sempat mereka racik sebelumnya, terutama Sunset Overdrive.
Sementara soal keputusan untuk menjadikan Mary Jane sebagai karakter playable, Insomniac menyebut bahwa di awal, karakter ini eksis untuk mengajarkan gamer soal sistem dan konsekuensi dari stealth itu sendiri. Namun alasan utamanya tetap ingin memperkuat karakter Mary Jane di sini sebagai partner dari Peter Parker, dan bukan sekedar pacar yang menunggu untuk diselamatkan saja. Akan ada beberapa bagian cerita yang menurut Insomniac, memang butuh Anda nikmati dari kacamata seorang Mary Jane untuk impact yang lebih baik.
Mentorship dan Partnertship memang menjadi dua tema yang hendak didorong Insominac di sini, ungkap Stevenson. Sementara dari sisi cerita, ia juga menegaskan bahwa kisahnya akan lahir dari karya original Insomniac Games, dan sama sekali tidak didasarkan pada komik atau film Spider-Man yang sempat dirilis sebelumnya.
Marvel’s Spider-Man sendiri rencananya akan meluncur pada tanggal 7 September 2018 mendatang, eksklusif untuk Playstation 4.