Review Assassin’s Creed Odyssey: Epos Heroik Cantik!
Fleksibilitas

“Ah.. ini sih bukan seri Assassin’s Creed lagi, masak begitu…”, berapa sering Anda mendengar ucapan yang satu ini dilontarkan setiap kali nama Origins atau Odyssey mengemuka. Bahwa gamer merasa bahwa Ubisoft telah membuat franchise dengan latar belakang sejarah ini sudah melenceng dari akarnya. Tetapi benarkah demikian? Di mata kami, jika Anda melihatnya lebih jelas, sepertinya tidak. Game ini masih tetap berfokus pada cerita soal First Civilization, hubungannya dengan Assassin dan Templar, serta konsep Chaos dan Order yang selalu jadi tema utama. Sementara dari sisi gameplay, yang sering dilupakan adalah fakta bahwa apa yang sebenarnya disuntikkan Ubisoft adalah fleksibilitas.
Assassin’s Creed Odyssey adalah sebuah game action RPG. Dan selayaknya game action RPG, ada build yang bisa Anda racik untuk memenuhi gaya permainan yang Anda inginkan. Jadi alih-alih menguncinya menjadi sebuah game yang hanya bisa dimainkan secara stealth saja, mereka membuka ruang bagi gamer untuk meracik gaya mereka sendiri. Bahwa mereka yang mengeluh “Ini-bukan-seri-Assassin’s Creed-lagi” sepertinya lupa bahwa mereka lah yang memilih untuk bermain dan bertempur secara terbuka. Opsi untuk bermain secara stealth dan mempertahankan cita rasa Assassin yang selama ini Anda kenal selalu tersedia di sana dan bisa Anda implementasikan kapanpun Anda inginkan.


Basis permainan Odyssey memang mengikuti akar Origins, namun kini dengan elemen action RPG yang bahkan lebih kental. Kita tidak sekedar bicara soal deretan skill dan rentetan damage hingga ratusan ribu yang akan muncul di atas kepala karakter saja, tetapi juga lewat kesempatan Anda untuk membangun dan membentuk gaya bermain untuk sosok Kassandra / Alexios Anda itu sendiri. Bahwa kesempatan untuk meracik kisah epos heroik bukan dari sekedar opsi dan konsekuensi, tetapi juga definisi Anda soal karakter tersebut.
Ada dua cara Ubisoft mengakomodasi gaya bermain ini. Pertama, lewat sistem pohon skill yang kini lebih terkategori dengan baik dan mampu mengubah gaya bermain Anda. Dengan skill points yang Anda dapatkan setiap kali Anda naik level atau menyelesaikan misi sampingan spesifik, Anda bisa mendistribusikannya ke dalam skill-skill yang terbagi ke dalam tiga kategori yang berbeda: Warrior, Hunter, dan Assassin’s. Warrior efektif untuk pertarungan terbuka, Assassin untuk stealth, dan Hunter untuk menjadikan busur dan panah Anda sebagai “solusi” semua masalah yang ada. Anda bisa berfokus pada satu kategori spesifik untuk membuat peran Anda sebagai kelas tertentu lebih dominan atau menggabungkannya untuk membangun jenis karakter yang lebih fleksibel pada ragam situasi yang ada.
Karakter dengan dominasi Skill Warrior misalnya punya skill pasif untuk membuat damage senjata melee mereka lebih mematikan serta skill yang memungkinkan mereka untuk membuang secara instan shield milik musuh, yang tentu saja membuat mereka lebih rentan. Skill Assassin mengakomodasi kesempatan untuk membunuh banyak jenis musuh secara instan dari belakang, khas seri Assassin’s Creed selama ini. Ada skill pasif yang memungkinkan Anda mengakses tipe Assassination dengan Critical Effect untuk damage jauh lebih besar hingga kesempatan membuat tubuh Anda menghilang dalam batas waktu tertentu saat tidak bergerak. Sementara Hunter yang didominasi oleh kemampuan memanah akan membuat Anda jauh lebih efektif sebagai pembunuh jarak jauh. Mengambil skill ini akan memungkinkan Anda meracik lebih banyak jenis anak panah untuk ragam keperluan, membuat efek critical untuk target headshot lebih sakit, hingga membuat panah bisa menembus tembok dan membunuh musuh di baliknya jika Anda inginkan. Tidak ada batasan untuk memilih dan membangun karakter seperti apa yang Anda inginkan. Ingin bermain ala Assassin lawas? Silakan. Ingin bermain terbuka ala Gladiator? Silakan. Ingin membunuh orang-orang dari kejauhan? Tidak ada yang menghalangi Anda. Kerennya lagi? Anda selalu bisa me-reset Skill Points Anda dan mencoba build berbeda kapan saja Anda inginkan.


Implementasi kedua yang mendukung fitur tersebut adalah equipment yang kini tidak lagi sekedar terbatas pada status ataupun efek unik yang ia hasilkan saja. Dengan beragam tingkat kelangkaan dimana “Legendary” menjadi equipment terlangka yang biasanya punya buff permanen unik untuk memperkuat aksi Anda, setiap potongan equipment biasanya akan menawarkan tambahan status lebih kuat pada kategori spesifik. Ini berarti Anda akan menemukan senjata dan potongan armor yang biasanya memperkuat damage untuk Assassin, Warrior, ataupun Hunter. Menghitung, memilih, dan memasang equipment yang tepat akan membantu Anda lebih efektif menjalankan gaya bermain apapun yang ingin Anda lakukan.
Berita baiknya? Selayaknya game action RPG pada umumnya, Ubisoft juga menyuntikkan sistem untuk memodifikasi senjata dan armor, juga untuk memfasilitasi kebutuhan Anda. Ada dua fitur yang akan membuat Anda tidak hanya bisa memperkuat senjata atau armor Anda saja, tetap tetap menjadikannya relevan di tengah level Anda yang terus naik.
Sistem pertama adalah Upgrade, yang dengan sejumlah besar uang dan material yang Anda dapatkan, bisa digunakan untuk membuat level senjata atau equipment mengikuti level karakter Anda. Jadi jika Anda tidak sengaja menemukan equipment level rendah dengan buff menggoda misalnya, Anda selalu bisa menggunakan opsi ini dan tetap menjadikannya sebagai bagian dari build Anda. Kedua? Engrave. Sistem ini memungkinkan Anda untuk menyuntikkan satu buah buff permanen ke senjata ataupun armor Anda. Engrave bisa didapatkan dari proses eksplorasi, quest, ataupun dari frekuensi Anda menggunakan senjata atau equipment tertentu. Engrave yang bisa memuat persentase untuk memperkuat area atau status tertentu ini adalah kunci untuk membuat gaya permainan Anda lebih efektif di akhir.


Sementara untuk pertempuran kapal yang juga akan memainkan peran penting, konsep yang diusung lebih sederhana. Anda hanya membutuhkan material dan uang yang cukup untuk memperkuat setiap aspek kapal yang secara konsisten akan Anda bawa bertempur di laut ini. Berita baiknya? Untuk setiap kapal yang Anda hancurkan, Anda selalu akan dihadiahi dengan loot material yang cukup menggoda. Hanya dalam waktu singkat, bersama dengan sedikit proses eksplorasi di darat untuk mengumpulkan material spesifik bernama “Ancient Tablet”, Anda akan menemukan kapal Anda berada di kondisi terbaik. Hal yang bisa Anda modifikasi hanya dua: Liutenant – 4 orang pemimpin kapal berbasis karakter hasil rekrutan Anda yang masing-masing menawarkan buff tertentu pada kapal dan beragam item kosmetik seperti layar dan kru Anda misalnya. Kerennya lagi? Bergantung pada apakah kru Anda pria atau wanita, nyanyian saat berlaut juga akan punya suara yang berbeda. Detail yang memesona di tengah gerak laut yang memanjakan mata.
Grinding, Benarkah?

Jika Anda mengikuti secara aktif berita game, maka sepertinya Anda pasti akan pernah mendengar soal kekhawatiran proses grinding berlebihan yang sempat dilemparkan oleh salah satu situs gaming raksasa luar. Artikel tersebut mengarahkan opini pada akhirya Odyssey ingin meminta Anda untuk membeli dan membayar dengan uang nyata ragam resource yang ada untuk membuat Alexios / Kassandra berada di level tertinggi. Pertanyaannya kini tentu saja satu, berdasarkan pengalaman bermain kami, benarkah demikian?
Kami menjawab Tidak. Untuk sementara, tuduhan tersebut sepertinya mengakar pada fakta bahwa si reviewer tersebut diburu oleh deadline (seperti halnya kami) dan tidak bisa berakhir menikmati pengalaman Odyssey selayaknya kapasitas yang seharusnya. Namun kami bisa meyakinkan bahwa Odyssey tidak butuh grinding separah yang Anda bayangkan.
Pertama? Karena kebanyakan area yang berhubungan dengan misi utama terutama, punya sistem level-scaling. Ini berarti, mereka akan mengikuti level karakter yang Anda gunakan dan bukan sebaliknya. Jikapun Anda berada di level yang lebih tinggi, perbedaan paling signifikan berakhir dengan area yang punya 2 level lebih rendah dibandingkan dengan Anda. Sistem seperti ini membuat pengalaman Odyssey jauh lebih baik daripada Origins, yang tidak mengaplikasikan sistem seperti ini di awal rilis. Hal yang membuat Anda mudah berakhir over-leveled dan membunuh semua musuh dengan sekali tebas. Di Odyssey, sistem seperti ini membuat tantangan selalu konsisten dan setiap pertarungan tetap sulit. Di sisi lain, mengingat sistem seperti ini hadir, terlepas dari apapun level Anda, tantangan sebagian besar wilayah akan terasa setara dan berimbang.


Kedua? Odysssey adalah sebuah game yang benar-benar luas dan besar, dengan jumlah misi sampingan yang bahkan tak lagi terhitung bagi kami. Ada misi sampingan dengan cerita, ada misi sampingan yang sekedar meminta Anda melakukan sesuatu via Message Board / Contracts, ada misi utama yang harus Anda selesaikan, ada konsep Mercenary yang akan kami bicarakan nantinya, ada pertarungan kapal, ada Coliseum, ada eksplorasi ragam wilayah dan membersihkan camp, dan sejenisnya. Hampir semua aktivitas tersebut selalu menghasilkan sejumlah EXP Points yang di beberapa situasi, bahkan disesuaikan dengan tingginya level Anda. Masalah “grinding” adalah masalah seberapa optimalnya sebenarnya Anda ingin untuk menikmati pengalaman Odyssey yang sesungguhnya tersebut.
Karena jika Anda menikmati proses eksplorasi yang ada dan tertarik untuk mengunjungi beragam wilayah dan kota serta berusaha menyelesaikan sebanyak mungkin misi sampingan ataupun beragam tantangan yang ada, Anda akan dengan mudah mengumpulkan EXP Points yang dibutuhkan. Memang progress bar tersebut akan melambat seiring dengan semakin dekatnnya Anda ke level 50, namun itu adalah sesuatu yang terhitung normal untuk sebuah game action RPG. Walaupun pada akhirnya sulit dipungkiri bahwa beberapa item microtransactions seperti yang mampu membuat EXP Points Anda naik dua kali lipat misalnya, memang akan membuat proses ini jauh lebih cepat.
Lagipula, Odyssey menyuntikkan sebuah sistem baru yang bisa jadi motivasi untuk menyelesaikan beragam point dalam peta ataupun side mission yang ada. Benar sekali kita tengah bicara soal Conquest Battle – yang akan mensimulasikan perebutan kekuasaan antara Spartan dan Athenian untuk begitu banyak wilayah yang ada. Konsepnya seperti Dynasty Warriors dimana Anda akan bertarung di tengah keramaian perang dalam skala lebih besar yang berusaha membuat pihak Anda memenangkannya. Anda memang Spartan, namun peran Anda sebagai Mercenary lebih menonjol. Jadi Anda selalu punya opsi untuk bertarung dengan pihak manapun yang Anda inginkan sesuai dengan reward yang hendak Anda kejar.


Setiap Conquest Battle (terlepas apakah Anda memilih pihak bertahan ataupun menyerang) akan menghadiahi Anda jumlah EXP yang besar dan juga equipment level kelangkaan “Epic” untuk Anda gunakan. Kerennya lagi? Walaupun bisa dipicu manual dengan melemahkan kekuasaan setiap daerah lewat aksi Anda membakar peti spesifik, membunuh pasukan elite, menghabisi penguasa yang ditunjuk, hingga menghancurkan bahan makanan misalnya sebelum bisa dipicu, Conquest Battle ternyata juga bersifat dinamis. Maksudnya? Bahwa perang konstan tersebut akan selalu terjadi di belakang layar, terlepas apakah Anda picu atau tidak. Tidak akan mengherankan jika secara tiba-tiba Anda melihat opsi Conquest Battle muncul di layar peta dan untuk daerah yang bahkan sudah lama tidak Anda kunjungi. Meyelesaikannya dengan cepat dan efektif akan jadi “gudang” EXP super efektif di awal-awal permainan.
Maka dengan kombinasi sistem seperti ini, maka kami bisa menyimpulkan bahwa Odyssey tidak secara sengaja mendesain dan menuntut Anda untuk menghabiskan uang nyata sama sekali. Ini sepertinya lebih pada komparasi antara gamer sabar dan tidak sabar, atau gamer yang ingin sekedar menyelesaikan game ini secepat mungkin atau menikmati pengalaman game open-world sesungguhnya lewat proses eksplorasi dan menikmati kisah petualangan Alexios / Kassandra yang seharusnya.