Review GRIS: Seperti Karya Seni yang Hidup!

Reading time:
December 20, 2018
GRIS jagatplay 30

Indah dan menawan bukanlah dua kata yang terasosiasi dengan sebuah game dari developer kecil. Kedua kata tersebut lebih sering diarahkan pada game-game raksasa dengan budget besar yang didesain untuk mereplika kondisi di dunia nyata, dari sekedar tekstur hingga kualitas tata cahaya. Bahwa ketika efek cuaca dinamis muncul atau pergantian hari membuat efek lighting terlihat realistis di beragam sudut, reaksi dan pujian seperti inilah yang akan kita lontarkan. Namun tidak jarang kita bertemu dengan situasi dimana game indie, dengan semua kemampuan kreativitas mereka, justru tampil memesona di aspek ini. Tidak lewat pendekatan yang sama dengan game AAA kebanyakan, tetapi menawarkan sesuatu yang unik, indah, dan kuat di saat yang sama.

Hal inilah yang membuat mata banyak gamer memandangi proyek teranyar bernama GRIS dari publisher – Devolver Digital dan developer – Nomada Studio, yang berisikan talenta-talenta yang sempat bekerja di bawah bendera Square Enix dan Ubisoft. Terlihat seperti sebuah lukisan yang hidup, game yang trailer perdananya yang memang berat ke arah platformer ini terlihat memanjakan mata di tengah semua kesederhanaan yang ia usung. Kesempatan untuk menjajal secara langsung proyek yang sempat diperkenalkan di Gamescom 2018 yang lalu ini akhirnya mengemuka. Lewat judul yang kami pilih di atas, sepertinya Anda sudah mengetahui bahwa kami berujung jatuh hati padanya.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh GRIS? Mengapa kami menyebuatnya sebagai sebuah game yang bak karya seni yang hidup? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

GRIS jagatplay 38
Kisah GRIS disampaikan implisit, tanpa dialog.

Seperti kebanyakan game dengan pendekatan “seni” seperti ini, GRIS adalah sebuah game yang dari awal dimainkan jelas memiliki makna perumpamaan yang kuat. Bahwa cerita sesungguhnya bukanlah dari apa yang Anda lihat di layar, tetap makna metafora yang meluncur dari setiap aksi, konsekuensi, dan jalan cerita yang mengalir. Semuanya disampaikan secara implisit, tanpa dialog yang benar-benar jelas.

Di atas permukaan, Anda berperan sebagai karakter wanita tanpa nama yang di awal terlihat berusaha memulihkan dunia tanpa warna di sekitarnya, yang juga direpresentasikan oleh patung raksasa wanita tanpa nama. Di tengah kebingungan yang terjadi, ia terjatuh dari tangan raksasa tersebut. Situasi yang membuatnya mau tidak mau, harus bergerak terus untuk menemukan solusi yang pasti. Wanita tersebut akhirnya menemukan sebuah titik khusus yang memungkinkannya untuk bergerak ke empat penjuru berbeda untuk mengumpulkan sebuah titik cahaya yang melambangkan bintang di angkasa.

GRIS jagatplay 6
Anda berperan sebagai karakter wanita tanpa nama yang terdampar di sebuah dunia menyedihkan.
GRIS jagatplay 120
Mengembalikan dan mengutuhkan kembali sebuah patung wanita yang terlihat hidup menjadi misi utama gadis tersebut.

Bintang yang membuatnya harus melewati beragam rintangan platform ini menjadi kunci yang ia yakini, akan memungkinkannya mencapai tempat lebih tinggi dan oleh karena itu, menemukan solusi untuk kembali memulihkan dunia yang menyedihkan ini. Setiap bintang yang ia kumpulkan akan mengikuti gadis ini, menciptakan jalan dan jembatan jika dibutuhkan, dan akan kembali ke rasi yang seharusnya begitu ia kembali ke tengah. Sembari berjalan, ia juga akan menemukan beragam kekuatan baru yang semuanya disematkan pada gaun yang ia kenakan, dari mengubahnya menjadi balok yang berat, melayang, berenang dengan cepat, hingga bernyanyi dengan suara indah.

GRIS jagatplay 109
Misi yang membuatnya harus melewati dan menembus beragam dunia yang berbeda.

Lantas, mampukah sang gadis ini menyelamatkan dunia yang menyedihkan ini? Tantangan seperti apa saja yang harus ia hadapi? Mampukah ia mengembalikan tubuh wanita yang sudah hancur berantakan tersebut? Anda bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan ini dengan memainkan GRIS yang tidak punya waktu gameplay seberapa panjang ini.

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

April 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Kim Hyung-Tae dan Lee Dong-Gi (Stellar Blade)!

Kami berkesempatan ngobrol dengan dua pentolan Stellar Blade - Kim…
April 24, 2024 - 0

Review Stellar Blade: Tak Hanya Soal Bokong dan Dada!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Stellar Blade ini? Mengapa kami…
April 22, 2024 - 0

Review Eiyuden Chronicle – Hundred Heroes: Rasa Rindu yang Terobati!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes ini?…
April 11, 2024 - 0

Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon’s Dogma 2? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…