Review Dragon Quest Builders 2: Adiksi dalam Keimutan!

Satu hal yang harus kita semua akui sebagai seorang gamer? Bahwa di banyak kesempatan, kita berakhir mengembangkan ketidaktertarikan atau sekedar menolak untuk mencicipi sebuah game karena kualitas visual yang ia usung. Karena harus diakui, beberapa produk di luar sana memang hadir dengan pendekatan estetika yang meninggalkan cita rasa tertentu. Sebagai contoh? Game seperti LEGO misalnya terlihat dan terasa seperti game yang hanya cocok untuk anak-anak saja. Padahal jika diberi kesempatan, terlepas dari apapun franchise yang mereka tangani, ia selalu berakhir menjadi salah satu seri terbaik terlepas dari kesederhanaan yang ia usung. Kami percaya, karena seperti halnya kami, ini menjadi alasan mengapa Anda tidak tertarik dengan Dragon Quest Builders.
Anda yang sempat membaca artikel preview kami sepertinya sudah memiliki gambaran terkait apa yang ditawarkan oleh Dragon Quest Builders 2. Sebagai gamer skeptis yang tidak tertarik mencicipi seri pertamanya karena pendekatan gaya yang seolah sekedar melebur nama Dragon Quest untuk sekedar “mencuri hati” komunitas Minecraft yang masif, kami berakhir terkejut. Bahwa dengan semua fitur dan elemen QOL (Quality of Life) yang ia tawarkan, Dragon Quest Builders 2 ternyata berhasil mengintegrasikan cita rasa RPG-nya dengan begitu baik, hingga ia menjadi basis struktur yang berhasil menghadirkan cita rasa unik.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest Builders 2? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang menawarkan adiksi dalam keimutan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Dragon Quest Builders 2 langsung membawa Anda terjun masuk ke dalam sebuah misteri besar. Anda terbangun sebagai karakter utama (pria atau wanita tergantung pada pilihan) tanpa ingatan yang terjebak di sebuah kapal banyak monster. Lewat informasi yang ada, Anda mengetahui bahwa Anda adalah seorang Builders – sebuah karakteristik unik di dunia ini dimana Anda punya kekuatan untuk menciptakan dan membangun sesuatu. Namun malang tiba, kapal ini diterjang angin dan ombak besar. Anda berakhir menyatu bersama dengan laut untuk waktu yang tidak diketahui.
Yang Anda ketahui selanjutnya? Anda terbangun di sebuah pulau tak berpenghuni bernama Isle of Awakening, bertemu dengan seorang pria bernama Malroth yang juga kehilangan ingatannya. Dari kasus kapal karam yang melontarkan Anda ke sini, hanya seorang wanita bernama Lulu yang berhasil bertahan hidup. Anda bertiga memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk bertahan hidup di sini adalah dengan bekerja sama. Mengingat Isle of Awakening sendiri tidak bisa dibilang kaya sumber daya dan sejenisnya, karakter utama Anda harus mencari cara dan bantuan.


Hasilnya? Anda mau tidak mau harus melanglang buana bersama Malroth ke pulau-pulau terdekat, mempelajari apa yang harus Anda pelajari untuk membuat Isle of Awakening lebih “hidup”. Hidup dalam pengertian ia memang memuat beragam resource yang dibutuhkan untuk menunjang peradaban, hidup dalam pengertian ia juga berisikan penduduk yang memang memiliki skill untuk mencapai satu misi yang sama. Namun seperti yang bisa diprediksi, perjalanan sang Builders dan Malroth sendiri tidak mudah. Setiap pulau yang ia singgahi berakhir dirudung masalah yang kesemuanya disebabkan oleh kelompok monster yang menyebut diri mereka sebagai Children of Hargon – sebuah entitas anti pembangunan dan memuji kehancuran.

Lantas, mampukah Builders menyelamatkan pulau-pulau kecil ini? Apakah ia akan berhasil membawa Isle of Awakening hidup kembali? Siapa pula sebenarnya Builder dan Malroth sebenarnya? Anda tentu saja harus mencicipi Dragon Quest Builders 2 ini untuk mendapatkan jawabannya.