10 Dunia Video Game Paling Menyeramkan untuk NPC!
Terlepas dari persepsi awam yang salah kaprah, video game di era modern saat ini, memang tidak bisa lagi didefinisikan sebagai “mainan anak-anak”. Bersama dengan performa platform yang lebih kuat, banyak yang mulai menjadikannya ruang untuk menyajikan cerita dan dunia yang jauh lebih dewasa, lebih berat, dan lebih menggugah di saat yang sama. Kunci terletak pada pengalaman yang bahkan lebih baik dibandingkan film pasif sekalipun? Tentu saja memastikan pengalaman interaktif tersebut memang punya kedalaman emosional. Namun pada akhirnya, semua hal yang Anda dapatkan dan tawarkan memang berasal dari sesuatu yang fiktif.
Video game pada akhirnya adalah sebuah game dengan konten cerita yang terhitung “egois”. Bahwa fokusnya adalah memastikan karakter utama yang Anda mainkan menjadi kunci cerita, kunci aksi, dan kunci untuk menawarkan sensasi heroik yang tentu saja berakhir memuaskan Anda, sebagai otak penggerak di belakangnya. Hasilnya? Anda seringkali bertemu dengan dunia dimana karakter dan cerita seperti ini tidak mengindahkan atau memikirkan nasib “manusia” lain yang berbagi semesta yang sama. Bahwa manusia-manusia yang tidak Anda kendalikan dan berakhir menjadi NPC ini tidak pernah penting.
Namun sulit rasanya untuk tidak memikirkan, jika Anda mengambil perspektif NPC-NPC ini, dunia-dunia dimana Anda berperan sebagai karakter utama pastilah terasa dan terlihat menyeramkan. Baik mengingat mereka harus bertemu dengan “manusia” yang tidak bekerja dalam peraturan, norma, hingga physics yang seharusnya, hingga mereka yang tidak sulit untuk membinasakan hidup Anda tanpa perlu menunggu hitungan menit sama sekali. Bayangkan hidup menjadi seorang NPC ketika eksistensi karakter seperti ini hadir.
Lantas, dari semua dunia video game yang ditawarkan oleh industri game, manakah yang menurut kami pantas diposisikan sebagai yang paling menyeramkan bagi hidup para NPC yang bernaung di dalamnya? Inilah dari versi JagatPlay:
10. Legend of Zelda
Bayangkan Anda tengah menikmati kopi terbaik yang dibuat oleh pasangan Anda di teras rumah, dengan pemandangan matahari terbenam di depan, dan angin sepoi-sepoi yang membuat kantuk tak tertahankan. Tiba-tiba seorang anak mirip elf dengan baju hijau tiba-tiba lari masuk ke rumah Anda, tanpa izin, dan langsung menghancurkan semua pot-pot di dalam rumah Anda. Dia tidak mencuri makanan Anda, tidak mencuri pakaian Anda, tidak mencuri perhiasan Anda. Yang dia inginkan hanyalah menghancurkan pot, semua pot, tanpa ampun. Dan Anda tidak bisa melakukan apapun.
9. The Witcher 3: Wild Hunt
Dengan perkembangan teknologi yang minim, kehidupan manusia di masa lampau memang terhitung menyedihkan. Hampir sebagian besar penyakit tidak memiliki obat, teknologi investigasi pihak keamanan tak mudah membongkar siapa pelaku kasus kriminal, dan pembantaian massal atas nama alasan yang tidak rasional masih sering terjadi. DI tengah minimnya teknologi yang bahkan tak mampu menjamin ketahanan pangan untuk makan sehari-hari, Anda harus bertemu dengan makhluk-makhluk supranatural, monster bengis, dan para bandit yang berdiam di beragam sudut. Ketika Anda ingin menyewa pemburu monster? Anda butuh menyediakan uang yang notabene, tidak Anda miliki sejak awal.
8. Hatred
Sesungguhnya, terlepas dari kritik yang mengikuti konsep sederhananya yang punya eksekusi “sampah”, tidak ada nasib lebih buruk lagi bagi hidup para NPC selain NPC-NPC yang hidup di dunia Hatred. Kita berbicara soal sebuah game yang berfokus pada kisah pembunuh berdarah dingin yang punya kecenderungan psikopatik yang berusaha membunuh sebanyak mungkin NPC yang ia temui, dengan senapan mesin dan granat. Bayangkan Anda hidup di dunia sepert ini.
7. Driver: San Fransisco
Orang Indonesia tidak akan asing lagi dengan kasus kesurupan massal yang sering terjadi di Tanah Air tanpa alasan yang jelas. Sekarang bayangkan sebuah skenario, sebuah dunia, dimana kasus keesurupan ini ternyata secara selektif, individual, karena satu “arwah” saja, yang punya tujuan dan tugas spesifik. Berita lebih buruknya lagI? Ia hanya merasuki tubuh-tubuh orang yang sedang berkendara. Bahkan lebih buruk? Ia tidak punya nilai moral dan rasa kepedulian tinggi bahwa tubuh yang ia rasuki harus pulang selamat ke rumah, ke keluarga yang ia cintai. Ini semacam terror yang tidak berkesudahan.