JagatPlay di TGS 2019: Menjajal Marvel’s Iron Man VR!
Walaupun belum cukup kuat untuk menggeser posisi industri game mainstream yang masih terjebak dalam dunia “dua dimensi”, Virtual Reality tetap berjuang untuk memantapkan posisinya di industri game. Kehadiran Playstation VR mendorongnya masuk ke dalam pasar mainstream, tidak hanya karena harga dan kebutuhan perangkat pendukung yang terhitung “murah” saja, tetapi juga karena dukungan game-game eksklusif yang memang menggoda. Beberapa di antara produk tersebut, seperti Resident Evil 7 dan Astrobot: Rescue Mission seolah memperlihatkan potensi maksimal pengalaman yang bisa ditawarkan oleh VR. Sekarang ada satu ekstra proyek lainnya yang pantas untuk diantisipasi. Benar sekali, kita tengah berbicara Marvel’s Iron Man VR!
Konsep menjadi seorang superhero dari kacamata VR memang bukan hal baru di industri game. Kita semua tentu masih ingat bagaimana teknologi ini mampu menge-elevasi sensasi menjadi seorang Batman di seri Arkham beberapa tahun yang lalu. Namun sayangnya, terlepas dari menariknya game tersebut, ia terkunci sebagai sebuah game on-rails yang tidak memberikan Anda banyak ruang untuk bergerak. Satu-satunya cara bergerak hanyalah menuju ke tempat yang sudah disediakan. Apa yang berusaha dilakukan oleh Marvel’s Iron Man VR – seri game VR terbaru adalah memberikan pengalaman menjadi seorang Iron Man yang sesungguhnya. Ambisi yang ternyata, cukup berhasil di sesi demo singkat kami.
Apa itu Marvel’s Iron-Man VR?
Hal-hal apa saja yang menurut Anda identik dengan seorang Iron-Man? Terlepas dari apakah Anda sempat menikmati seri komiknya atau “hanya” mengikuti saga-nya di Marvel Cinematic Universe yang memang menjadikannya sebagai tokoh sentral, karakter yang satu ini memang punya pendekatan animasi dan serangan yang tumbuh menjadi identitasnya sendiri. Pertama-tama, ia adalah superhero yang dibangun dengan menggunakan armor super canggih yang beragam fungsinya dikendalikan oleh AI super cerdas. Kedua? Ia terbang menggunakan empat buah booster yang terletak di kaki dan tangannya. Ketiga? Tentu saja serangan beam yang tidak hanya bisa meluncur dari kedua tangannya saja, tetapi juga dadanya. Kombinasi-kombinasi hal inilah yang mendefinisikan seorang Iron-Man VR.
Sony Interactive Entertainment dan Camouflaj – sang developer memang belum memperlihatkan banyak kira-kira pengalaman seperti apa yang akan kita dapatkan di sisi cerita. Berita baiknya? Dengan tanggal rilis yang semakin mendekat, mereka setidaknya sudah menyiapkan sebuah versi demo yang bisa dijajal gamer di beberapa event besar, bahkan di Jakarta beberapa minggu yang lalu. Demo singkat ini didesain sedemikian rupa untuk mewakili kira-kira sensasi Iron-Man seperti apa yang hendak mereka tawarkan. Lantas, apa itu Marvel’s Iron-Man VR?
Yang perlu diperhatikan dan menjadi salah satu nilai jual utama adalah fakta bahwa ini bukanlah game on-rails! Dalam pengertian, bahwa pergerakan Anda tidak hanya bergerak mengikuti arah yang sudah ditentukan oleh game sebelumnya, seperti model game-game shooter arcade misalnya. Gerakan Anda juga tidak hanya akan terbatas pada titik-titik tertentu saja, seperti beberapa game action ala Batman: Arkham VR atau Blood & Truth. Untuk menjamin sensasi Iron-Man yang sesungguhnya, game ini akan membiarkan Anda untuk mengeksplorasi dunia yang ia tawarkan secara bebas. Konsepnya mungkin tetap dibagi ke dalam level-level berbeda, namun pergerakan Anda tidak akan dibatasi sama sekali.
Berita baiknya? Sisi presentasi yang ia tawarkan (setidaknya dari versi demo yang kami jajal) juga pantas untuk diacungi jempol. Para penggemar Iron-Man tentu bahwa salah satu elemen yang harus hadir untuk menciptakan ilusi bahwa Anda adalah seorang Tony Stark tentu terletak pada dukungan AI yang di MCU, untuk beberapa seri awal, sempat disebut sebagai Jarvis. AI dan semua user-interface khas-nya tersebut tentu dibawa ke versi VR ini dan akan langsung “menyambut” Anda sejak awal permainan. Bukan sekedar akurasi, semua AI ini akan membantu Anda memahami apa yang tengah terjadi di dalam permainan dengan lebih baik. Anda bisa melihat misi apa yang harus Anda selesaikan, kemana Anda harus bergerak selanjutnya, hingga sekedar lingkaran charging serangan Beam untuk damage yang lebih besar. Ui ini membuat ilusi menjadi seorang Iron-Man menjadi lebih mantap.
Dukungan dari sisi audio juga pantas untuk diacungi jempol. Ragam suara ikonik khas Iron-Man, dari proses charging beam hingga menembakkan beam tersebut ke target akan terasa familiar. Namun yang kami favoritkan justru datang dari suara booster yang keluar dari tangan dan kakinya. Dengan kesempatan untuk terbang dengan kecepatan lebih tinggi seolah Anda masuk dalam fase supersonic, ia juga akan diikuti dengan dentuman di awal. Suara jet booster tersebut juga akan secara konsisten terdengar bahkan ketika Anda berusaha melakukan hover dan berdiam, misalnya.
Sejauh dari versi demo yang kami jajal, mimpi untuk menawarkan pengalaman Iron-Man yang sesungguhnya di Marvel’s Iron-Man VR memang bukanlah sesuatu yang main-main. Dari pondasi pergerakan hingga sisi presentasi, sulit rasanya untuk tidak jatuh hati. Walaupun harus diakui, pergerakan kecepatan tinggi seperti ini, mungkin akan membuat beberapa gamer yang belum terbiasa dengan VR, mudah merasa pusing.