Review Ni no Kuni – Wrath of the White Witch Remastered: Remaster Niat!

Reading time:
September 25, 2019
Ni No Kuni Wrath of the White Witch Remastered jagatplay 5

Hampir semua gamer penggemar JRPG sepertinya tidak akan asing lagi dengan nama Ni No Kuni dari Level-5. Sebagian besar mungkin mengenal dan jatuh hati dengan seri keduanya yang memang tersedia secara multi-platform, sembari menahan rasa penasaran dan rindu untuk menjajal sang seri pertama – Wrath of the White Witch yang sayangnya, hanya tersedia untuk Playstation 3 di kala itu. Bayangkan betapa gembiranya gamer-gamer JRPG ini ketika Bandai Namco memastikan rilis ulang Ni no Kuni: Wrath of the White Witch untuk beberapa platform terkini dengan dua di antaranya – versi Playstation 4 dan PC akan mendapatkan versi Remastered.

Ini berarti kesempatan terbaik bagi dua jenis gamer: pertama, gamer yang begitu mencintai seri pertamanya dan ingin menjajalnya kembali dengan kualitas visualisasi yang lebih mumpuni. Kedua? Tentu saja gamer pendatang baru yang jatuh hati dengan Ni no Kuni 2 dan ingin mencicipi seri pertama yang walaupun terlihat berbagi semesta yang sama, namun berbagi sisi gameplay dan cerita yang sama sekali berbeda. Ini seperti menyelam kembali ke sebuah seri dongeng berbeda yang menunggu untuk Anda telusuri. Tentu saja, bersama dengan nama “Remastered” yang ia usung, terutama dari versi Playstation 4 Pro yang kami jajal, ia juga menawarkan tambahan fitur di dalamnya.

Kami sendiri sudah sempat memainkan dan menyelesaikan Ni no Kuni: Wrath of the White Witch sejak tahun 2013 silam, di versi Playstation 3 originalnya. Mengingat ia tidak menawarkan banyak perbedaan dari sisi konten, terutama dari cerita, karakter, dan gameplay seperti apa yang Anda dapatkan, kami yakin bahwa review yang sudah berusia 6 tahun tersebut masih relevan. Anda yang tertarik untuk membaca review lengkap tersebut bisa menuju tautan berikut ini.

Sementara itu, izinkan kami untuk melemparkan kesimpulan yang kami tarik dari game JRPG super indah pada masanya ini untuk membantu Anda mendapatkan gambaran kira-kira apa yang membuat banyak gamer jatuh hati pada Ni no Kuni: Wrath of the White Witch ini.

Kesimpulan (Review Ni no Kuni: Wrath of the White Witch – 2013)

Ni No Kuni Wrath of the White Witch PART 2 5
Tidak ada alasan yang legit untuk tidak menominasikan Ni No Kuni: Wrath of the White Witch sebagai salah satu game JRPG terbaik yang kami nikmati selama beberapa tahun terakhir ini. Kelengkapan elemen yang ia tawarkan dengan kualitas superb telah menjadi oase yang menyegarkan, apalagi dengan penurunan kuantitas dan kualitas game bergenre serupa di industri game saat ini

Sebuah oase di tengah keringnya game JRPG berkualitas tampaknya menjadi kiasan yang tepat untuk menggambarkan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan oleh Ni No Kuni: Wrath of the White Witch ini. Mekanisme battle dan eksplorasi yang menarik, inovatif, menantang, tetapi sekaligus juga adiktif hanyalah satu dari begitu banyak alasan untuk jatuh cinta dengan game yang satu ini. Kerjasamanya dengan sang studio animasi ternama – Ghibli telah melahirkan sebuah mahakarya JRPG yang terlalu sayang untuk dilewatkan. Plot yang terjalin baik, voice acts yang kuat dinamis, serta background music yang mengalun indah di belakangnya membuat setiap detik yang ditawarkan oleh Ni No Kuni: Wrath of the White Witch ini begitu berharga. Apalagi bagi Anda yang sudah lama merindukan sensasi JRPG lawas yang kian langka ditemukan saat ini.

Apakah game ini lantas datang tanpa kekurangan? Sayangnya tidak. Ada beberapa hal menjengkelkan yang mungkin akan membuat Anda mengernyitkan dahi dan mungkin saja, mengumpat. Salah satunya adalah quest dari Derwin (seperti yang kami sebutkan sebelumnya) yang benar-benar memakan waktu tanpa “kompensasi” dari pihak Level 5 untuk membuatnya lebih masuk akal. Kelemahan lainnya yang cukup dirasakan? AI yang tidak cukup pintar untuk berfungsi secara maksimal. Anda memang hanya diperkenankan untuk menggunakan satu karakter, yang sayangnya, dengan dukungan AI dua karakter lain yang tidak adaptif. Mereka memang menyembuhkan Anda ketika terluka, namun mereka tidak bisa menyembuhkan diri mereka sendiri ketika MP habis misalnya. AI ini juga sering mengeluarkan Familiar dengan karakteristik timpang untuk melakukan banyak gerak yang tidak efektif. Contohnya? Meminta Familiar yang kuat di serangan magic untuk menyerang secara fisik. Cukup untuk membuat Anda mengeluarkan komentar miring.

Namun terlepas dari kekurangan tersebut, tidak ada alasan yang legit untuk tidak menominasikan Ni No Kuni: Wrath of the White Witch sebagai salah satu game JRPG terbaik yang kami nikmati selama beberapa tahun terakhir ini. Kelengkapan elemen yang ia tawarkan dengan kualitas superb telah menjadi oase yang menyegarkan, apalagi dengan penurunan kuantitas dan kualitas game bergenre serupa di industri game saat ini. Ni No Kuni is no doubt, an amazing masterpiece!

Kelebihan:

Ni No Kuni Wrath of the White Witch 134
The beautiful world of Ni No Kuni!
  • Visualisasi yang mumpuni
  • Sistem Familiar yang akan terus membuat Anda sibuk
  • Voice acts yang dinamis dan penuh karakter
  • Background music
  • Sistem Battle yang cepat dan reaktif
  • Jembatan cerita dalam bentuk animasi yang memanjakan mata
  • Sistem eksplorasi dengan ragam magic untuk memecahkan masalah
  • Wizard’s Companion yang unik
  • Sub Quest dengan kuantitas yang masif
  • Waktu gameplay

Kekurangan

Ni No Kuni Wrath of the White Witch PART 2 3
Sayangnya AI yang mengendalikan dua karakter lain di luar karakter yang kita kendalikan tidak mampu memperlihatkan fungsi yang adaptif. Tidak jarang ia melakukan banyak blunder, apalagi ketika menjalani pertempuran yang panjang.
  • AI yang kurang adaptif
  • Plot yang berjalan sangat lambat
  • Derwin, yeah, we hate this guy!

Cocok untuk gamer: pencinta JRPG, pecinta karya-karya Ghibli Studio, RPG dengan gaya anime

Tidak cocok untuk gamer: pencinta RPG Barat yang lebih mengendapkan sisi action, yang punya waktu bermain sedikit karena game ini akan menuntut waktu gameplay yang tidak sedikit.

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

April 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Kim Hyung-Tae dan Lee Dong-Gi (Stellar Blade)!

Kami berkesempatan ngobrol dengan dua pentolan Stellar Blade - Kim…
April 24, 2024 - 0

Review Stellar Blade: Tak Hanya Soal Bokong dan Dada!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Stellar Blade ini? Mengapa kami…
April 22, 2024 - 0

Review Eiyuden Chronicle – Hundred Heroes: Rasa Rindu yang Terobati!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes ini?…
April 11, 2024 - 0

Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon’s Dogma 2? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…