Preview Doraemon – Story of Seasons: Kerja Lembur Bagai Kuda!
Harvest Moon? Story of Seasons? Hubungan antara kedua nama yang saling berkaitan ini memang akan cukup membingungkan bagi gamer yang tidak mengikuti sepak terjang Marvelous dan Natsume. Secara sederhana? Marvelous merupakan developer original dari seri Harvest Moon: Back to Nature yang populer di era Playstation pertama, dengan Natsume sebagai publisher dan pemegang hak atas nama Harvest Moon.
Ketika Marvelous hengkang dan melepas Story of Seasons yang notabene merupakan “Harvest Moon” yang sebenarnya, Natsume terus berusaha mengeksploitasi nama tersebut dan terus merilis seri demi seri yang kian melenceng dan berujung jadi bencana. Doraemon: Story of Seasons yang baru saja dilepas Bandai Namco adalah seri “Harvest Moon” dari Marvelous yang seperti bisa Anda prediksi, menjadikan karakter, semesta, dan cerita khas Doraemon sebagai basis. Sebuah konsep yang dengan mudahnya, akan membuat Anda jatuh hati sejak pandangan pertama.
Kesan Pertama
Dengan kualitas visualisasi yang begitu kentara cita rasa anime-nya, terutama dari lingkungan yang ia usung, tidak sulit untuk jatuh hati pada dunia Doraemon: Story of Seasons yang penuh dengan warna-warna cerah ini. Model tiga dimensi untuk para karakter tetap menjadi basis, lengkap dengan kepribadian masing-masing yang Anda kenal dari sumber materi yang ada. Sayangnya, Bandai Namco dan Marvelous memutuskan untuk menggunakan nama versi “barat” untuk rilis versi Asia yang memang menggunakan pengantar bahasa Inggris. Jadi alih-alih menemukan nama seperti Giant atau Suneo, Anda justru bertemu dengan Big G dan Sneech yang bagi banyak gamer di Indonesia tentu terasa aneh dan asing.
Diikuti dengan musik atmosferik yang begitu cocok untuk game yang menawarkan ketenangan tersendiri ini, Anda berhadapan dengan game “Harvest Moon” aka Story of Seasons yang seharusnya. Nobita yang diminta untuk mengurus sebuah ladang pertanian dan peternakan harus memulai segala sesuatunya dari awal. Pelan tapi pasti, dengan sedikit jumlah uang yang Anda kumpulkan sedikit demi sedikit, maka pertanian Anda akan semakin luas dan besar. Tantangan terbesar tentu terletak pada Management Resource yang Anda miliki. Dari sekedar mengatur kemana uang Anda akan mengalir dan apakah timbal balik yang Anda terima pantas, hingga sekedar mengalokasikan jumlah Stamina yang terbatas setiap hari untuk memprioritaskan aktivitas tertentu. Bahkan waktu tidur pun akan berpengaruh pada performa Anda di hari selanjutnya.
Lembur adalah kata yang akan sering Anda temukan di game yang satu ini. Lembur dalam dua pengertian: di dalam game dan di dunia nyata. Di dalam game, Anda terkadang harus membuat Nobita bekerja hingga larut malam untuk memastikan Anda sudah melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan di akhir hari. Anda terkadang juga harus terlibat dalam ragam aktivitas sampingan, dari berburu material di alam liar, menambang, atau sekedar bercengkerama dengan NPC yang esensial untuk mendorong progress cerita. Hal terakhir ini juga akan berkaitan dengan kesempatan untuk mendapatkan kembali ragam gadget Doraemon yang tentu saja, akan memudahkan perjalanan Anda. Di dunia nyata? Game ini begitu adiktif dan serunya, Anda mungkin akan melupakan waktu tidur tanpa Anda sadari. Percayalah, ini terjadi pada kami.
Sejujurnya, ini menjadi game pertama dimana kami sendiri ragu apakah kami akan bisa menentukan waktu yang tepat untuk melepas review game yang satu ini. Menyita waktu cukup banyak dengan progress yang pelan, kami sendiri bahkan tidak tahu apakah kami melewati setiap musim efektif, apakah game ini punya ending, atau apakah waktu sekitar 2 minggu cukup untuk melakukan itu semua. Untuk saat ini, jika memang harus berkompromi dengan absennya end-game di artikel review nanti, kami sepertinya harus menerima hal tersebut dengan lapang dada. Bersiaplah untuk bekerja lembur bagai kuda!