Review The Legend of Zelda – Link’s Awakening: Penuh Hati!
Salah satu franchise raksasa terbesar Nintendo, tidak ada lagi kalimat yang lebih tepat untuk menjelaskan apa itu Legend of Zelda. Hampir tersedia di semua platform yang dirilis Nintendo, yang juga terkadang didesain sedemikian rupa untuk memanfaatkan secara maksimal inovasi apapun yang hendak mereka tawarkan, Legend of Zelda selalu tampil sebagai game petualangan yang siap untuk mencuri hati gamer Nintendo manapun. Walaupun harus diakui, bagi gamer yang tidak terlalu familiar dengannya, ia terasa, terdengar, dan terlihat seperti salah satu franchise yang secara konsisten dieksploitasi oleh Nintendo. Padahal seri terakhirnya – Breath of the Wild sudah menjadi bukti bahwa masih ada banyak potensi yang lahir dari kisah kepahlawanan seorang Link ini.
Anda yang sudah membaca artikel preview kami sebelumnya sepertinya sudah mendapatkan gambaran apa yang hendak ditawarkan oleh The Legend of Zelda – Link’s Awakening (yang akan kami sebut Link’s Awakening saja mulai dari sekarang). Sebagai sebuah game remake dari sebuah seri klasik, ia tetap mempertahankan cita rasa Zelda lawas yang menawarkan sensasi petualangan yang kuat. Dimana tantangan Anda akan lebih banyak berkisar pada dungeon-dungeon dengan layout menyebalkan dan menuntut Anda memutar otak, hingga penggunaan item di tempat dan timing yang tepat untuk menyelesaikan ragam masalah yang ada. Cukup untuk membuat kami, gamer yang tidak pernah memainkan seri lawasnya dan sama sekali tidak punya sensasi nostalgia, berakhir menikmatinya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Link’s Awakening ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah seri yang penuh hati? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Maka seperti sebuah seri Legend of Zelda yang seharusnya, Anda berperan sebagai Link, seorang petualang yang tiba-tiba terdampar di sebuah pulau misterius bernama Koholint Island. Ia ditemukan oleh seorang gadis desa bernama Marin yang langsung membawanya ke rumah dan merawatnya hingga ia sehat kembali. Darah petualangan Link pun langsung berkobar ketika ia mulai menemukan kembali energinya.
Link langsung berusaha menemukan cara untuk keluar dari Koholint Island, yang anehnya, memuat sebuah telur raksasa di tengah pulau yang berdiam di gunung yang cukup tinggi. Menemukan kembali pedangnya yang ikut terdampar di pantai, Link tiba-tiba disinggahi sebuah burung hantu misterius yang memberikan jawaban untuk satu pertanyaan utama yang membenaninya sejak ia terbangun – bagaimana cara keluar dari pulau ini. Sang burung hantu menyebut bahwa satu-satunya solusi adalah dengan mencari dan merebut kembali 8 buah instrumen musik berbeda yang tersebar di pulau.
Bahwa ke-8 instrumen tersebut harus digunakan bersamaan di depan telur raksasa Pulau Kohonlint untuk membangunkan monster bernama Wind Fish yang berdiam di dalamnya. Seperti yang bisa diprediksi, Link langsung menjalankan tugas tersebut seefektif yang ia bisa. Setiap instrumen ini ternyata tidak hanya tersimpan di sebuah dungeon saja, tetapi juga dijaga oleh monster-monster raksasa dan menyeramkan yang harus dikalahkan oleh Link. Pada akhirnya, Link juga mau tidak mau, harus berhadapan dengan masa lalunya.
Lantas, apa yang sebenarnya itu Koholint Island? Mengapa Link harus membangunkan Wind Fish? Tantangan seperti apa yang harus dihadapi oleh Link? Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan Link’s Awakening ini.