Review Concrete Genie: Memahami Bullying!

Reading time:
October 8, 2019
concrete genie jagatplay 1

Bersama dengan perkembangan teknologi dan zaman, video game yang dulunya digadang sebagai sekedar media untuk bersenang-senang kini tumbuh menjadi media interaktif dan kreatif yang punya beragam visi dan misi. Walaupun intinya tetap menghadirkan sebuah pengalaman yang menyenangkan dan menarik, banyak developer datang untuk menawarkan sesuatu yang istimewa. Ada yang berfokus di sisi cerita, ada yang berfokus di pesan moral yang hendak dikejar, bahkan ada yang dirancang untuk membuat Anda bergerak lebih aktif di dunia nyata. Bagi Concrete Genie dari PixelOpus dan Sony Interactive Entertainment, ia tumbuh menjadi usaha untuk memahami salah satu masalah klasik yang tidak pernah terselesaikan – bullying.

Berusaha memahami sebuah masalah dengan latar belakang kompleks seperti ini, Concrete Genie tidak lantas jatuh pada bentuk sebuah game gelap penuh rasa depresi. PixelOpus justru meracik sebuah game dengan keceriaan yang menyeruak kuat lewat permainan warna dan konsep menggambar beragam makhluk-makhluk fiktif yang imut sebagai pondasi. Kombinasi dua konsep yang penuh kontras ini melahirkan rasa penasaran dan ketertarikan bagaimana carai PixelOpus menanganinya. Dan tentu saja, sebagai video game, tetap ada tuntutan untuk memastikannya tetap menarik dan nyaman untuk dinikmati secara interaktif.

Lantas, apa yang sebenarnya yang ditawarkan oleh Concrete Genie ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai lensa untuk memahami bullying? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

concrete genie jagatplay 4
Anda berperan sebagai remaja bernama Ash yang tinggal di sebuah kota tanpa harapan – Denska.

Selamat datang di Denska, sebuah kota penuh keputusasaan yang dulunya begitu hidup dan berwarna. Namun beragam masalah ekonomi dan sosial pelan tapi pasti, membuatnya menjadi kota yang kini justru sekedar, diliputi bayang-bayang masa lalu-nya yang bahagia. Di dalamnya, tinggallah seorang anak yang gemar melukis dan juga menjadi karakter utama di dalam cerita Concrete Genie – Ash.

Terus memperkuat buku artwork-nya dengan gambar-gambar makhluk yang ia racik dari imajinasinya, hari Ash memang tidak begitu baik di hari itu. Ia bertemu dengan sekelompok anak badung yang tanpa alasan jelas, merusak buku favorit-nya tersebut dan membuangnya begitu saja. Ash berakhir terdampar di sebuah mercusuar untuk mencari halaman-halaman bukunya yang secara magis, kini terlihat seperti hidup. Seperti yang bisa diprediksi, di sinilah titik hidup Ash berubah. Salah satu monster racikannya bernama Luna kini hidup dan memberikannya sebuah kuas raksasa sebagai “senjata”.

concrete genie jagatplay 13
Dikerjai oleh sekelompok remaja nakal, Ash kehilangan lembaran kertas dari buku gmabar kesayangannya.
concrete genie jagatplay 17
Ia berakhir menemukan sesuatu yang magis ketika makhluk yang sempat ia gambar, kini tiba-tiba hidup.

Dengan kuas raksasanya ini, Ash kini tidak lagi sekedar bisa berpetualang untuk menemukan halaman-halaman buku seni-nya yang masih terpencar, tetapi juga mengembalikan nyawa Denska untuk kembali seperti di masa lalu. Kuncinya terletak dari akar-akar kegelapan yang sepertinya membelenggu kota ini, yang memang hanya bisa dihancurkan dan dibersihkan dengan menggunakan kuas milik Ash. Misi awalnya sederhana, dengan “mengembalikan cahaya” lampu-lampu di sekitar kota yang padam dengan menggunakan lukisan magisnya. Namun tidak mudah, Ash juga terus dikejar oleh kelompok remaja nakal yang sepertinya tidak senang dengan kehadirannya.

concrete genie jagatplay 19
Menjadi misi Anda untuk mengembalikan warna ke dalam Denska yang kini diliputi kegelapan.
concrete genie jagatplay 143 1
Lantas, tantangan seperti apa yang harus Anda hadapi untuk mewujudkan hal tersebut?

Lantas, tantangan seperti apa yang harus dihadapi oleh Ash? Mampukah ia mengembalikan Desnka menjadi kota yang hidup seperti semula? Lantas, bagaimana game ini menerjamhkan cerita “dongeng” ini menjadi pesan untuk bullying? Anda tentu saja harus memainkan Concrete Genie untuk mendapatkan jawabannya.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

PC Games

September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
July 12, 2023 - 0

Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Bagaimana sensasi memainkan DOTA 2 di usianya yang kini menginjak…
April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…

PlayStation

September 25, 2023 - 0

Review Mortal Kombat 1: Tetap, Mutilasi Adalah Solusi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Mortal Kombat 1 ini? Mengapa…
September 20, 2023 - 0

Review The Crew Motorfest: Aloha, Mari Balap Bahagia!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Crew Motorfest? Mengapa kami…
September 13, 2023 - 0

Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3? Mengapa kami…
September 8, 2023 - 0

Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sea of Stars? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…