Review Red Dead Redemption 2 (PC): Menggugah Apresiasi Ekstra!

Bukan soal apakah akan atau tidak, tetapi lebih soal kapan, hampir sebagian besar gamer PC sepertinya optimis bahwa di satu titik Rockstar Games akan melepas Red Dead Redemption 2 untuk platform mereka. Walaupun si seri pertama memang tidak kunjung tiba, namun kesuksesan masif yang diraih oleh GTA V yang masih terus mempertahankan popularitasnya hingga saat ini, apalagi dengan dukungan mod yang ada, sepertinya jadi sebuah jaminan tidak langsung bahwa game simulasi dunia barat liar tersebut akan tiba. Maka seperti yang diprediksi, hampir satu tahun setelah rilisnya, Red Dead Redemption 2 akhirnya tiba di PC. Kami berkesempatan untuk menjajalnya.
Maka seperti kasus yang terjadi di GTA V beberapa tahun yang lalu, versi PC yang notabene memiliki kesempatan untuk dimainkan dengan rig gaming yang memiliki performa yang jauh lebih kuat bahkan dibandingkan dengan Xbox One X atau Playstation 4 Pro sekalipun, tentu menjanjikan kualitas yang lebih baik dari sisi presentasi. Di pengumuman resminya, Rockstar juga menjanjikan beberapa fitur ekstra seperti Photo Mode dan juga tambahan konten seperti misi bounty dan senjata yang baru. Namun tentu saja, pada akhirnya, daya tariknya terletak pada dua hal: kualitas gameplay itu sendiri dan peningkatan sisi presentasi jika dibandingkan dengan versi konsol.
Kami sendiri mengandalkan notebook gaming HP Omen X 2S dengan spesifikasi di bawah ini untuk memainkan Red Dead Redemption 2 di resolusi 4K dengan semua setting grafis dinyalakan. “Memaksa” game yang masih tak bisa disebut optimal ini untuk berjalan di setting visual maksimal seperti ini memang berujung pada framerate gameplay yang rendah. Namun mengingat kami lebih berfokus untuk menghadirkan visual mumpuni dan memamerkan kepada Anda seperti apa visual Red Dead Redemption 2 di bentuk terbaik, kami tidak terlalu berkeberatan dengan kondisi ini. Tentu saja, HP Omen X 2S yang kami gunakan punya kemampuan mumpuni untuk menangani Red Dead Redemption 2 dengan framerate nyaman dengan beberapa tweak di sisi visual.
- Processor: Core i9 9880H (8-Core/16-Thread)
- GPU: NVIDIA GeForce RTX 2080 8 GB GDDR6 (Max-Q)
- RAM: 32 GB 3200 MHz
- Storage: 2 TB SSD NVMe PCIe RAID 0
- Main Display: 15.6 Inch 4K IPS 60Hz
- Secondary Display: 5.98 Inch Full HD IPS 60 Hz (Touchscreen)
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Red Dead Redemption 2? Kualitas visualisasi optimal seperti apa yang bisa ia usung? Pantaskah game simulasi dunia barat liar ini untuk dilirik? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Di Episode Sebelumnya…

Mengingat Red Dead Redemption 2 tidak menawarkan sesuatu yang berbeda secara signifikan dari sisi cerita, cut-scene, hingga fitur gameplay yang ia usung, maka sepertinya rasional bagi kami untuk membantu Anda menggali kembali memori soal impresi kami terhadap game ini tahun lalu. Seperti yang bisa Anda prediksi, kami mencintai pengalaman puluhan jam kami dengannya namun tetap merasa bahwa ada beberapa hal yang pantas untuk dicatat. Berikut adalah rangkuman review kami di tahun 2018 silam, yang diambil dari versi Playstation 4 Pro yang kami jajal:
Hype yang terbayarkan manis, tidak ada lagi kata yang lebih tepat untuk menjelaskan apa yang berhasil ditawarkan oleh Red Dead Redemption 2. Rockstar Games sekali lagi berhasil membuktikan mengapa mereka merupakan salah satu developer game open-world terbaik di pasaran saat ini. Red Dead Redemption 2 dan semua daya tariknya menjadi testimoni soal kerja keras, komitmen, dan kualitas tanpa kompromi yang mereka tawarkan. Secara mengejutkan, ia adalah sebuah game open-world dengan pace yang lambat. Namun pelannya ritme permainan tersebut justru menjadi sumber apresiasi untuk semua detail memesona yang disuntikkan Rockstar di sini, dari sekedar testis kuda yang mengerut hingga konten-konten penuh detail yang bisa berujung Anda lewatkan begitu saja. Desain gameplay, dunia yang kaya, musik, visual, tata cahaya, cerita, hingga karakter yang tumbuh melebur ke dalam sebuah video game yang saat ini, memasang sebuah standar tinggi baru yang akan terus jadi bahan komparasi untuk produk kompetitor selanjutnya. Dan yang pasti, tidak akan mudah untuk dilampaui.
Namun tentu saja, ada beberapa kekurangan yang pantas untuk dicatat dari Red Dead Redemption 2 ini. Selain masalah soal epilogue yang kosong melompong, fitur camp yang tidak begitu penting, prioritas input tombol yang masih sering berakhir membuat Anda melakukan aksi yang tidak-tidak, hingga sistem pergerakan yang clunky, Red Dead Redemption 2 juga punya masalah lain – tutorial. Menjelaskan masalah sekompleks Cores dan Bars yag tentu saja membingungkan berakhir menjadi keterangan yang sekedar lewat begitu saja. Akankah jauh lebih baik jika beberapa jam pertama awal RDR 2 yang sebenarnya sudah diposisikan sebagai “Tutorial” tersebut menjelaskan dengan lebih baik segala sesuatu hal, dari sekedar menjelaskan apa itu sistem camp dan seberapa pentingnya mereka, opsi merampok dimana saja, cara menyembunyikan identitas lebih efektif, hingga menjelaskan bagaimana cara mengatasi masalah Cores dan Bars sebagai elemen terpenting. Melakukan segala sesuatunya dari proses trial & error tentu tidak efektif.
Di luar kekurangan tersebut, Red Dead Redemption 2 berakhir tidak hanya menjadi game yang luar biasa dari semua sisi eksekusi elemen saja, tetapi juga tumbuh dengan pendekatan yang unik dan berbeda daripada produk kebanyakan, bahkan yang lahir dari tangan Rockstar Games di masa lalu sekalipun. Menyebutnya sebagai salah satu calon terkuat Game of the Year memang bukan sebuah pernyataan yang berlebihan. Tidak ada alasan untuk tidak melirik mahakarya yang satu ini.
Kelebihan
- Presentasi visual, terutama dari sisi lighting
- Voice acting yang natural
- Karakter yang multi-dimensional dan tumbuh
- Begitu banyak detail mengagumkan
- Event acak menarik
- Cerita utama yang menggugah
- Konten penuh gore yang menguatkan cita rasa dunia barat yang liar
- Desain dunia yang indah
- Sistem opsi + aksi dan konsekuensi, lengkap dengan cabang cerita
- Ada banyak fitur inovatif yang pantas dipelajari oleh game open-world lain
- Interaksi antara para NPC di camp terasa hidup
Kekurangan
- Sistem Camp tidak terasa signifikan
- Kontrol terasa canggung di beberapa situasi
- Butuh tutorial lebih baik untuk menjelaskan mekanik yang kompleks
- Tidak ada prioritas input tombol yang berakhir membuat Anda melakukan sesuatu yang tidak ingin Anda lakukan
- Beberapa momen memilih terasa hadir dengan opsi hitam – putih yang terlalu jelas
Cocok untuk gamer: yang mencintai seri Red Dead Redemption 1, menginginkan game open-world dengan cerita kuat
Tidak cocok untuk gamer: tidak senang dengan game yang punya pace lambat, mengharapkan kisah koboi ala Brokeback Mountain
Anda bisa membaca review penuh Red Dead Redemption 2 kami lewat tautan berikut ini.