Review Monkey King – Hero is Back: Seekor Kera, Terpuruk, Terpenjara Dalam Gua..
Statusnya sebagai mitologi paling populer dari tanah Tiongkok memang tidak terbantahkan. Hampir semua orang di dunia ini, baik mereka yang lahir dari Barat ataupun Timur, sepertinya tidak akan asing lagi dengan legenda si Kera Sakti – Sun Wukong. Sebegitu populernya hingga karakter yang di kisahnya mampu mengobrak-abrik khayangan tanpa kesulitan ini menjadi hero yang tersedia hampir di semua game MOBA saat ini, yang masing-masing memiliki interpretasi berbeda soal kemampuan bertarungnya yang memang beragam. Tidak hanya itu saja, usaha untuk mengadaptasikannya ke layar lebar juga datang dari beragam sumber, masing-masing dengan gaya dan modifikasi yang unik.
Kera Sakti adalah karakter yang juga tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Di era keemasan televisi swasta, dimana sumber hiburan harian datang dari sinema yang mereka sajikan, Monkey King alias Kera Sakti adalah kisah mitologi yang sudah diceritakan berulang kali dalam beragam versi. Ada yang begitu klasiknya hingga ia disesuaikan dengan cerita aslinya. Namun ada pula versi lebih “muda” yang datang dengan efek lebih keren, karakter kera yang lebih jahil dan muda, serta lagu rap super memorable yang kami pilih menjadi sub judul di atas. Di antara semua versi tersebut, lahirlah versi CGI yang super populer di negerti Tiongkok pada tahun 2015 silam, yang akhirnya diadaptasikan menjadi video game yang tiba di tangan kami.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkoan oleh Monkey King – Hero is Back ini? Apakah ia menjadi game action yang pantas untuk Anda lirik? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Hadir sebagai sebuah game adaptasi, versi video game Monkey King: Hero is Back sebenarnya mengusung cerita yang tidak berbeda dengan versi film-nya di tahun 2015 yang lalu. Berita baiknya? Terlepas apakah Anda sudah menikmati versi filmnya atau tidak, plot-nya sendiri terhitung sederhana. Anda tetap akan bisa menikmati kisahnya.
Namun untuk Anda yang menginginkan kisah mitologi originalnya hadir di sini, Anda patut kecewa. Walaupun sang Kera Sakti ini berbagi latar belakang cerita sama – soal seekor kera ajaib yang sempat mengacaukan khayangan sebelum dikurung oleh sang Budha sendiri, kisah kebebasannya dibangun dari pondasi cerita original yang harus diakui tidak terlalu menarik. Kera Sakti di Monkey King: Hero si Back ini tidak dibangunkan oleh Tripitaka yang tengah mencari Kitab Suci di Barat. Ia justru dibangunkan oleh seorang anak ingusan bernama Lieur.
Anak kecil yang tengah berusaha mencari resource tersebut tidak sengaja membangunkan sang Kera Sakti yang sudah tertidur tidak kurang dari 500 tahun karena aksi nakalnya di khayangan. Saat terbangun, walaupun sudah memiliki cukup kemampuan untuk mengatasi para monster yang menyergap Lieur, ia masih kehilangan sebagian besar kemampuannya. Dengan panduan dari Dewi Kwan Im, Monkey King yang lebih dikenal dengan nama Sun Wukong ini harus membuktikan dirinya bahwa ia sudah berubah menjadi seekor kera yang berbudi luhur. Jika ia bisa melakukannya, semua limitasi kekuatan yang disematkan padanya dalam bentuk sebuah gelang, akan dilepas.
Tantangan pertama setelah terbangun itu pun langsung muncul di depan mata. Desa milik Lieur ternyata tengah babak belur dihajar dan dikuasai monster yang entah dari mana datangnya. Berita yang lebih buruk lagi? Monster tersebut tidak hanya menyakiti penduduk sekitar saja, tetapi juga menculik anak kecil manapun yang ia temui. Tergerak, Sun Wukong pun mulai beraksi. Dengan kemampuan terbatasnya, bersama dengan bantuan siluman babi bernama Pat Kai dan tentu saja sang anak – Lieur, ia berambisi menyelamatkan anak-anak ini.
Mampukah sang Kera Sakti melakukannya? Tantangan seperti apa saja yang harus ia hadapi? Siapa pula yang bertanggung jawab atas malapetaka ini? Anda tentu saja harus mencicipi game ini untuk mendapatkan jawabannya.