Review Star Wars Jedi – Fallen Order: Sang Cahaya Akhirnya Tiba!
Kegelapan tanpa titik terang adalah ekspresi yang sama sekali tidak berlebihan untuk mendeskripsikan apa yang harus dilalui gamer-gamer pencinta Star Wars selama beberapa tahun terakhir ini. Bagaimana tidak? Terlepas dari fakta bahwa EA adalah sebuah perusahaan raksasa dengan modal besar dan tim bertalenta, mereka terhitung gagal memaksimalkan potensi kerjasama eksklusif 10 tahun dengan Disney terkait Star Wars. Yang dilahirkan hanya berujung menjadi dua seri Battlefront yang walaupun secara visual memesona berkat implementasi Frostbite Engine, namun berujung tidak memuaskan. Kritik bahkan mewarnai keduanya, dari masalah terbatasnya konten hingga fitur microtransactions yang tampil bak lelucon. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak gamer yang berujung sangat menantikan kehadiran Star Wars Jedi: Fallen Order dari Respawn Entertainment.
Apa pasal? Sederhana, karena ia jadi produk pertama dari jalinan kerjasama 10 tahun EA – Disney yang akan ditelurkan dalam bentuk game single-player yang berfokus pada cerita yang canon, alih-alih game multiplayer seperti layaknya Battlefront. Antisipasi juga datang dari rasa kekecewaan bahwa proyek game single-player Star Wars lain yang sempat diracik bersama dengan Amy Hennig dengan nama sandi “RagTag” juga berujung dibatalkan EA untuk alasan yang tidak jelas. Star Wars Jedi: Fallen Order akan tampil baik mata air pelepas dahaga untuk gamer pencinta Star Wars yang merindukan konten campaign yang solid, apalagi kini juga ditangani oleh Respawn Entertainment yang sepak terjangnya sejauh ini, terhitung solid.
Anda yang sudah membaca artikel preview kami terkait Star Wars Jedi: Fallen Order sepertinya sudah memiliki gambaran yang lebih jelas soal apa yang ditawarkan game yang satu ini. Sistem pertarungan ala seri Souls memang menjadi basis, terutama untuk Anda yang memilih tingkat kesulitan di atas normal. Namun di sisi lain, sensasinya tidak bisa dibilang mirip mengingat Anda kini juga dibekali dengan kemampuan berbasis Force yang bisa digunakan untuk mendapatkan ragam keuntungan strategis. Salah satu yang mengejutkan juga datang dari sistem eksplorasi yang alih-alih linear, justru terasa seperti sebuah game Metroidvania dimana besarnya area yang bisa Anda jelajahi akan bergantung pada kemampuan mana saja yang sudah Anda miliki. Kami juga sempat menyoroti masalah polish yang penuh tanda tanya, mengingat ragam bug dan glitch yang Anda temukan di sepanjang permainan.
Lantas, sebenarnya apa yang ditawarkan oleh Star Wars Jedi: Fallen Order? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang seolah merepresentasikan cahaya yang akhirnya tiba? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Dihitung canon, Star Wars Jedi: Fallen Order akan mengambil timeline cerita antara Star Wars Episode III dan Episode IV. Setelah event di seri film ketiganya yang juga diikuti dengan runtuhnya Jedi Order, kubu Empire mengeksekusi sebuah perintah yang mereka sebut sebagai “The Order 66”. Isi perintahnya sederhana – memburu dan menghabisi siapapun yang memiliki keterkaitan dengan Jedi dan The Force, baik di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Anda berperan sebagai seorang scavenger bernama Cal Kestis yang terlihat seperti seorang pria muda biasa yang bekerja untuk menyambung hidupnya. Namun sebuah kejadian yang begitu genting membuat Cal mau tidak mau berakhir harus menggunakan The Force. Layaknya sebuah informasi gelombang yang tidak biasa, aksi yang dilakukan Cal akhirnya berujung mengundang tim Inquisitors – ujung tombak Order 66 ke planet tersebut, berusaha mencari dan menangani sang sumber penggunaan The Force. Cal yang terdesak mau tidak mau, harus membuka jati dirinya.
Dengan menggunakan Light Saber gurunya yang masih ia simpan dengan baik, di tengah hadapan para anggota The Inquisitors – Second Sister, Cal pun harus membela diri. Namun statusnya sebagai seorang Padawan yang notabene berada di bawah Jedi membuatnya tidak punya kemampuan setara untuk melawan balik dengan kesempatan menang yang kecil. Untungnya, ia tiba-tiba dibantu oleh seorang mantan Jedi bernama – Cere Junda dan seorang pilot bernama Greez yang datang “menjemput” Cal di atas sebuah pesawat bernama Mantis.
Cere ternyata berambisi untuk menghidupkan dan membangkitkan kembali The Jedi Order. Sebuah mimpi yang ternyata tidak mustahil mengingat ia mengetahui bahwa di sebuah lokasi rahasia, di planet Bogano, seorang Jedi Master bernama – Eno Cordova menyimpan satu informasi super penting. Ia memiliki sebuah Holocron yang berisikan daftar nama anak-anak di seluruh galaksi yang punya sensitivitas tinggi terhadap The Force. Kelompok yang dipandang Cere sebagai bibit-bibit yang butuh dilatih dan diseleksi untuk menjadi Jedi di masa depan, dan karenanya, menjadi pondasi untuk membangkitkan kembali Jedi Order. Namun seperti yang bisa diprediksi, perjalanan ini tidak akan mudah.
Lantas, tantangan seperti apa yang harus dihadapi Cal? Mampukah ia mendapatkan holocron super penting tersebut? Siapa pula identitas Second Sister yang sebenarnya? Semua jawaban dari pertanyaan ini tentu saja bisa Anda dapatkan dengan memainkan Star Wars Jedi: Fallen Order ini.