Capcom Juga Akan Sensor Resident Evil Village versi Jepang

Cukup terbuka dengan konten sensualitas yang kentara, namun tidak memberikan ruang bagi game-game yang memperlihatkan kekerasan dan kebrutalan secara eksplisit, cara industri game Jepang bekerja memang terhitung unik. Salah satu kasus game yang paling sering mendapatkan perlakuan seperti ini adalah Resident Evil. Untuk memfasilitasi proses rating berbasis umur yang ditempuh oleh badan setempat – CERO, konten beberapa seri Resident Evil terakhir, seperti Resident Evil 7 dan Resident Evil 2 Remake, memang berbeda antara versi Jepang dan luar-Jepang. Hal yang sama juga akan kembali ditempuh Capcom di Resident Evil Village.
Fokus gamer memang banyak mengarah pada desain Lady Dimitrescu – sang vampire keibuan dengan tinggi luar biasa yang langsung memancing perhatian internet. Namun Capcom sepertinya tetap akan menjadi kekerasan dan kebrutalan penuh darah sebagai inti pengalaman Resident Evil Village nantinya. Dan seperti biasa, Capcom akan melepas dua versi RE Village di Jepang: versi CERO D dan versi CERO Z. CERO Z ditujukan untuk gamer setidaknya 18 tahun ke atas dengan konten yang akan lebih penuh kekerasan dibandingkan CERO D.

Walaupun demikian, baik versi CERO Z dan CERO D akan punya konten yang berbeda dengan RE Village versi non-Jepang. Pertama, keduanya tidak akan memuat scene / cut-scene dengan konten mutilasi di dalamnya, terutama untuk kepala yang terpenggal. Versi Jepang, baik CERO D maupun CERO Z juga akan memiliki konten darah yang lebih sedikit daripada versi non-Jepang. Capcom juga memastikan bahwa ada kemungkinan beberapa scene berubah atau bahkan hilang dari versi Jepang karena pembatasan dari CERO ini, namun tidak berbagi detail lebih jauh.
Resident Evil Village sendiri rencananya akan dirilis pada tanggal 7 Mei 2021 mendatang untuk Playstation 4, Playstation 5, Xbox One, Xbox Series, dan tentu saja – PC. Bagaimana menurut Anda tindak sensor seperti ini? Terasa berlebihan atau sesuatu yang bisa dimengerti?
Source: Capcom