Review DOTA – Dragon’s Blood: Fantasi dan Promosi!

Apa satu aspek yang membuat DOTA 2 selalu kalah dari Riot Games dan League of Legends mereka? Terlepas dari judul mana yang lebih cocok untuk memuaskan dahaga MOBA Anda, fakta bahwa Valve tidak banyak peduli dengan DOTA 2 dari sisi promosi memang jadi fakta yang tidak terbantahkan. Membandingkannya dengan cara Riot Games memperlakukan League of Legends memang bak langit dan bumi. Ketika Riot Games menelurkan begitu banyak hal, dari video klip, rencana untuk memperluas semesta League of Legends lewat game fighting dan MMORPG, hingga meracik idol virtual, Valve seperti raksasa yang lebih memilih untuk tidur. Karenanya ada kekhawatiran bahwa aksi seperti ini akan menghasilkan konsekuensi fatal untuk kelangsungan hidup DOTA 2.
Maka tidak mengherankan jika rasa terkejut dan kaget menyebar ketika secara tiba-tiba, tanpa ada kebocoran informasi sama sekali, Valve memastikan bahwa DOTA akan mendapatkan adaptasi film seri anime di bawah bendera Netflix. Pengumuman ini datang dengan teaser perdana yang fantastis berkat tangan dingin Studio Mir – studio sama yang meracik Legend of Korra di masa lalu.
Beberapa informasi perdana dibagi dengan antisipasi tinggi, apalagi setelah kepastian bahwa kita akan melihat cerita tidak hanya satu saja, tetapi juga yang melibatkan beberapa karakternya sekaligus. Film ini juga akan menjadi pendekatan lore resmi pertama yang diambil oleh Valve untuk menjelaskan semesta DOTA 2 yang memag terhitung kompleks.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh DOTA: Dragon’s Blood? Mengapa kami menyebutnya sebagai produk fantasi dan promosi di saat yang sama? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot

Dibagi ke dalam 8 episode, ini sayangnya bukanlah film seri yang akan menawarkan konklusi cerita di akhir. Valve sepertinya punya rencana besar untuk terus mengembangkan cerita yang memang berfokus pada sosok Davion dan Mirana ini yang terlihat jelas lewat fakta bahwa ia mengusung nama “BOOK 1” di dalamnya. Tidak ada informasi lebih lanjut soal berapa banyak Chapter yang sebenarnya direncanakan Valve dan sang penulis cerita – Ashley Edward Miller.
DOTA: Dragon’s Blood, seperti namanya, berfokus pada sosok Davion yang dikenal oleh gamer DOTA 2 sebagai Dragon’s Knights. Anda bisa melihat cerita ini sebagai kisah origin bagaimana Davion dari seorang pemburu naga menjadi pemburu naga yang berujung memiliki kekuatan salah satu naga terkuat di semesta DOTA. Kisah-nya berhadapan dengan situasi baru ini ternyata juga melebur bersama dengan kisah Mirana, seorang putri dari Nightsilver Woods yang keluar dari wilayahnya untuk mencari bunga teratai berkekuatan magis yang berkaitan dengan sosok dewi yang ia cintai – Selemene.


Maka seperti yang bisa Anda prediksi, kisah yang ditawarkan oleh DOTA: Dragon’s Blood sendiri belum lah masuk ke dalam ranah Defense of the Ancients itu sendiri, dimana dua kekuatan tak terkira – Radiant dan Dire saling bertarung satu sama lain untuk menundukkan yang lain. Yang kita temukan di sni adalah sebuah cerita origin untuk beberapa karakter yang ternyata sudah bersinggungan satu sama lain sebelum terlibat dalam pertempuran yang lebih besar daripada eksistensi mereka tersebut. Setidaknya di sini, Anda juga diberikan sedikit intipan soal kisah Radiant dan Dire ini sembari melihat efek seperti apa yang bisa mereka hasilkan. DOTA Dragon’s Blood berperan sebagai sebuah pondasi yang solid.
Lantas, petualangan seperti apa yang menunggu sosok Davion dan Mirana? Bagaimana pula kisahnya bersinggungan? Konflik utama seperti apa yang juga yang harus mereka hadapi? Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini tentu bisa Anda dapatkan dengan menonton DOTA: Dragon’s Blood ini.