Review It Takes Two: Butuh Dua untuk Mencinta!

Reading time:
April 5, 2021
It Takes Two jagatplay 120

Berapa banyak dari Anda yang sempat mendengar nama Josef Fares sebelumnya? Tidak familiar bagi Anda? Bagaimana jika kami menyebutnya sebagai pria yang sempat melemparkan sumpah serapah pada Oscar di penghargaan The Game Awards beberapa tahun yang lalu? Benar sekali, ia merupakan otak di balik studio Hazelight yang berhasil melahirkan salah satu game multiplayer kooperatif memesona beberapa waktu lalu – A Way Out. Terlepas dari fakta bahwa mereka berdiri di bawah bendera EA Originals, ada sesuatu yang istimewa dari gaya cerita, gameplay, konsep, hingga sistem distribusi bernama “Friend’s Pass” yang terasa begitu membantu yang ditawarkan game tersebut. Kini, Fares kembali dengan proyek teranyar.

Sudah diumumkan cukup lama dan akhirnya mengemuka, It Takes Two merupakan game multiplayer kooperatif terbaru dari Hazelight Studios. Seperti konsep serupa yang ditawarkan oleh A Way Out, ia juga diposisikan sebagai game yang hanya bisa dimainkan dalam format multiplayer kooperatif saja. Tidak ada kesempatan untuk mencicipinya sendirian, tidak ada pula sistem AI yang akan mengakomodasi hal tersebut. Anda benar-benar harus mencari teman, offline ataupun online, untuk bisa memainkan dan menyelesaikan game ini dari awal hingga akhir. Terdengar seperti keputusan yang “aneh” memang, namun akan langsung merebut sentimen positif Anda sejak menit pertama.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh It Takes Two ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang butuh dua untuk mencinta? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

It Takes Two jagatplay 222
Anda akan berperan sebagai pasangan Cody dan May yang berada di ambang perceraian.

Cinta dan keluarga adalah tema utama yang hendak diangkat oleh It Takes Two. Anda akan berperan sebagai dua pasangan – Cody dan May yang pernikahannya, terlihat tidak lagi terselamatkan. Terus bertengkar dan terlihat kian menjauh, keduanya akhirnya mengambil keputusan terakhir untuk bercerai. Keputusan yang akhirnya mereka suarakan kepada sang anak – Rose.

Rose yang masih kecil tentu tidak bisa serta merta langsung mencerna keputusan yang diambil oleh Cody dan May. Dalam usahanya untuk keluar dari rumah, ia berujung menemukan sebuah buku misterius bernama “Books of Love” yang tergeletak begitu saja. Sembari menggenggam boneka yang mencerminkan kedua orang tuanya, Rose berharap dan meminta bantuan kepada buku misterius tersebut. Seperti yang bisa diprediksi, kejadian magis pun terjadi.

It Takes Two jagatplay 4
Harapan sang anak – Rose yang menginginkan kedua orang tuanya tetap bersatu, membuat Cody dan May terjebak di tubuh boneka yang baru.
It Takes Two jagatplay 111
Cody dan May pun harus bahu-membahu mencari cara untuk kembali ke tubuh asli mereka.

Dengan tubuh asli mereka yang tertidur di dunia nyata, Cody dan May tiba-tiba terbangun dalam tubuh boneka yang dibuat oleh Rose. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun menemukan sebuah buku misterius bernama Dr. Hakim tiba-tiba muncul di depan mereka dan memberikan sedikit penjelasan soal apa yang menyebabkan mereka terjebak di tubuh baru ini. Setelah begitu lama bertengkar, Cody dan May akhirnya berujung setuju untuk satu hal yang sama – mereka butuh mencari cara untuk kembali ke tubuh mereka.

It Takes Two jagatplay 193
Tantangan seperti apa yang harus mereka hadapi?

Lantas, mampukah Cody dan May untuk kembali? Tantangan seperti apa yang harus mereka hadapi? Bagaimana kisah cinta kedua manusia ini akan berakhir? Anda tentu saja harus memainkan It Takes Two untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…