Review Resident Evil Village: Aksi Minim Ngeri!

Sebuah siklus? Sebuah strategi yang nyatanya berhasil? Atau memang rutinitas yang mau tidak mau harus dilalui untuk mengusir rasa bosan yang mungkin terjadi? Apapun itu, sepertinya tidak berlebihan untuk menyebut bahwa ada sebuah runtut konsisten yang ditawarkan Capcom di setiap rilis Resident Evil utama, terutama untuk setiap trilogi. Di awal ia akan punya cita rasa horror kental, diikuti dengan seri yang memperkenalkan elemen action untuk mengimbanginya, dan kemudian berakhir jadi game action yang lebih dominan. Tren yang sama jugalah yang diperlihatkan Capcom lewat transisi dari Resident Evil 7 ke seri teranyarnya – Resident Evil Village.
Anda yang sudah membaca artikel preview kami sepertinya sudah mendapatkan sedikit gambaran apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil Village ini. Bahwa di beberapa jam awal permainan kami, kami bisa mengamini komparasi dengan Resident Evil 4 yang sudah didengungkan Capcom sudah jauh-jauh hari. Anda akan dipersenjatai cukup solid dari awal permainan, melawan banyak musuh di beragam tempat, menuai reward untuk ditukarkan di merchant atas nama untuk memperkuat si karakter utama – Ethan, dan mengulangi siklus serupa hingga akhir permainan. Semuanya dipadupadankan dengan kualitas visualisasi yang memanjakan mata.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil Village ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game aksi minim ngeri? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Terlepas dari nama “aneh” Village yang ia usung, Resident Evil Village memang diposisikan sebagai seri sekuel dari Resident Evil 7. Bertahun-tahun setelah apa yang terjadi di Lousiana, Ethan dan Mia terlihat menjalani hidup normal nan bahagia bersama. Kini dengan anak mereka yang masih bayi, Rosemary. Namun tiba-tiba segala sesuatunya berubah hanya dalam waktu satu malam saja.
Chris Redfield yang di awal membantu proses transisi hidup normal Ethan tiba-tiba menyerang kediaman mereka, dengan tim dan senapan mesin. Ia berhasil menghabisi Mia dan menculik Rose serta Ethan yang di saat itu, geram dan kebingungan. Dalam kondisi tidak sadar diri dan terbangun di sebuah lokasi yang misterius, Ethan berujung terdampar di sebuah desa misterius yang ternyata memuat terror yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Tidak lagi dihuni banyak penduduk di sekitar, ia justru dibanjiri makhluk lycan yang dengan nyamannya, terus berburu dan menyantap manusia.


Di tengah situasi kacau tersebut, Ethan menemukan bahwa Rose seharusnya berada di desa yang sama. Proses investigas membuatnya memahami bahwa untuk bisa kembali menemukan anak yang ia cintai, ia harus menundukkan 4 orang Lords yang menguasai sang desa di bawah kepimpinan sosok misterius bernama Mother Miranda. Salah satu Lords ini disinyalir Ethan, menawan Rose. Namun seperti yang bisa diprediksi, benar-benar tidak ada satupun hal yang normal di desa ini. Monster, terror, dan lebih banyak masalah yang menyerupai apa yang sempat ia temui di Lousiana, kini kembali menghantuinya.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di desa ini? Mampukah Ethan menemukan Rose? Apa yang sebenarnya memotivasi Chris hingga ia berujung membunuh Mia? Semua jawaban dari pertanyaan ini akan bisa Anda dapatkan dengan memainkan Resident Evil Village ini.