Nojima: Inspirasi Tema Cerita FFX Datang dari Buku Harian Prajurit Kamikaze

20 tahun sudah Final Fantasy X eksis di industri game. Game Final Fantasy pertama yang tersedia di Playstation 2 tersebut tidak hanya menawarkan segudang peningkatan dari sisi teknis saja, tetapi membawa tema cerita yang di kala itu, lebih “remaja” seiring dengan menuanya umur para gamer Final Fantasy itu sendiri. Rasa apresiasi untuk Final Fantasy X memang harus diakui menguat seiring dengan menuanya umur, terutama untuk beragam emosi yang berhasil ia gugah lewat scene dan musik yang ada. Interview terbaru dengan para otak di belakangnya dari Famitsu membuka beberapa informasi baru. Salah satunya terkait Kamikaze.
Dalam wawancara terbarunya dengan Famitsu, Kasuhige Nojima yang berperan sebagai Scenario Writer untuk Final Fantasy X mengungkap beberapa hal belakang layar. Nojima mengaku bahwa tema utama di proses awal pengembangan Final Fantasy X datang dari usahanya membaca buku-buku catatan dari unit prajurit kamikaze di perang dunia. Ia ingin memotret rasa pasrah dan determinasi prajurit-prajurit ini sebagai intisari perasaan game ini. Ia juga menyebut bahwa selalu menjadi intensinya untuk memotret Tidus sebagai “orang luar” dari event cerita utama mengingat ia akan memproyeksikan gamer itu sendiri.

Interview ini juga mengungkapkan bahwa sang Producer – Yoshinori Kitase sempat menangis saat memainkan FFX untuk pertama kali. Namun bukan cerita antara Tidus dan Yuna yang menurutnya emosional, melainkan hubungan orang tua antara Tidus dan Jecht. Di interview yang sama, Nojima juga menyebut bahwa di awal, FFX diracik untuk berfokus pada perjalanan Yuna. Semua cerita yang lain, dari Tidus dan Jecht ditambahkan setelahnya.
Final Fantasy X sendiri saat ini sudah tersedia untuk lebih banyak platform berkat rilis HD Remaster beberapa tahun yang lalu. Bagaimana dengan Anda? Berapa banyak dari Anda yang mencintai Final Fantasy X?
Source: Siliconera