Review Elden Ring: Cincin Menuntut Nyawa!
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar sebuah seri Soulsborne? Maka setidaknya akan ada dua hal yang langsung mengemuka di kepala Anda. Pertama, ia sudah pasti merupakan game racikan From Software yang bisa dibilang, memang melahirkan sub-genre untuk action RPG ini via Demon’s Souls di era Playstation 3. Kedua? Ia selalu identik dengan tingkat kesulitan tinggi tanpa kompromi yang tidak pernah tunduk dengan tuntutan untuk menghadirkan opsi yang lebih mudah di masa lalu. Setiap seri Soulsborne akan menawarkan pengalaman penuh perjuangan untuk diselesaikan, namun selalu meninggalkan rasa puas yang sulit untuk digambarkan. Dengan basis fans yang kian kuat, antisipasi untuk Elden Ring pun menguat.
Anda yang sudah membaca artikel preview kami sepertinya sudah mendapatkan gambaran yang lebih jelas soal apa yang ditawarkan oleh Elden Ring. Terlepas dari semua penambahan fitur yang disuntikkan untuknya, terutama untuk konsep open-world yang kini memberikan Anda sebuah dunia besar dan luas untuk dieksplorasi, Elden Ring tetap setia dengan identitas game Soulsborne yang seharusnya. Desain dunia yang tidak lantas otomatis menyibukkan dengan ikon di sana-sini dan lebih mirip dengan apa yang ditawarkan Nintendo di Breath of the Wild membuat sensasi eksplorasi tersebut berujung fantastis. Apalagi mengingat hampir semua reward yang ia usung memang terasa pantas untuk dikejar. Sayangnya, ia juga datang dengan masalah teknis yang pantas untuk dibicarakan.
Walaupun demikian, ada sesuatu yang istimewa dengan apa yang ditawarkan oleh From Software di Elden Ring. Apa yang sebenarnya ditawarkan Elden Ring? Lantas, mengapa kami menyebutnya sebagai cincin penuh kematian? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Lebih setia dengan apa yang ia tawarkan di seri Souls dan Bloodborne daripada apa yang sempat ia usung di Sekiro, Elden Ring juga mengusung gaya cerita implisit. Anda memang akan mendapatkan potongan cut-scene di awal untuk memperkenalkan seperti apa dunia yang Anda kunjungi, namun lebih banyak detail terkait plot dan karakter justru akan disajikan lewat deskripsi ragam item dan equipment. Ini berarti, pengetahuan Anda soal dunia dan lore Elden Ring akan bergantung pada seberapa giatnya Anda membaca.
Elden Ring bertempat di sebuah dunia bernama The Lands Between, dimana Anda berperan sebagai The Tarnished. The Lands Between sendiri tengah berada dalam kekacauan setelah Elden Ring yang mahakuat berujung hancur dan pecah menjadi beberapa Great Runes, yang kemudian jatuh ke tangan para Demigod yang notabene meruipakan anak-anak dari Queen Marika the Eternal. Event yang disebut sebagai “The Shattering” tersebut membangunkan Anda, The Tarnished, yang memiliki misi untuk mengumpulkan dan menyempurnakan Elden Ring kembali dan berujung menjadi Elden Lord.
Great Runes tersebut pun jatuh kepada pemimpin untuk masing-masing area yang sepertinya saling berperang untuk merebut Great Runes milik yang lain: Godrick, Radhan, Rykard, Morgott, Malenia, dan Rennala akan jadi tantangan utama Anda untuk menjadi seorang Elden Lord. Perjalanan Anda juga akan ditemani oleh seorang wanita muda bernama Melina yang menghadiahi Anda seekor kuda unik bernama Torrent dan kemampuan untuk menerjemahkan Runes menjadi kekuatan. Melina sendiri memiliki misinya sendiri, untuk dibawa ke dasar pohon raksasa – Erdtree dimana ia akan bisa memenuhi tujuan hidup misteriusnya di sana.
Lantas, mampukah The Tarnished berujung menjadi seorang Elden Lord? Tantangan seperti apa yang harus ia hadapi dan lewati? Semengerikan apa pula setiap pemegang Great Runes yang menguasai beragam wilayah ini? Semua jawaban dari pertanyaan ini akan bisa Anda dapatkan dengan memainkan Elden Ring itu sendiri.