Review Cult of the Lamb: Menyembah Setan Sambil Bertani!

Reading time:
August 19, 2022
Cult of the Lamb jagatplay 1

Jika kita berbicara soal produk-produk game indie super solid yang hadir di industri game, sepertinya sulit untuk tidak  membicarakan kelihaian seorang Devolver Digital untuk memilah dan memilih game-game indie keren yang akhirnya berujung sukses di pasaran. Tidak mengherankan jika showcase mereka yang seringkali absurd di bulan-bulan menjelang E3 selalu dinanti, terlepas dari fakta bahwa Anda tidak akan menemukan satupun judul AAA di dalamnya. Salah satu game yang berhasil mencuri perhatian sejak menit pertama? Tentu saja Cult of the Lamb yang memosisikan Anda sebagai seekor domba yang lucu. Lucu dalam pengertian tampilan, namun tidak dari sisi aksi.

Penampilan lucu yang ditawarkan Cult of the Lamb seolah hendak mengecoh Anda dari betapa gelapnya sisi aksi dan tema yang ia usung. Seperti nama yang ia usung, ini adalah game yang meminta Anda untuk memimpin sebuah sekte agama baru dengan pimpinan langsung  dari si dewa terkekang. Tidak hanya cukup untuk mengumpulkan sebanyak mungkin pengikut dan memastikan mereka bertahan hidup, Anda juga harus membunuh nabi sebelumnya yang dianggap sudah melenceng. Dari tema ini, lahirlah kombinasi game yang mengkombinasikan rogue-like dan simulasi tata bangun kota ala Harvest Moon di satu ruang yang sama.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Cult of the Lamb ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang akan meminta Anda menyembah setan sambil bertani? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Cult of the Lamb jagatplay 5
Anda berperan sebagai domba yang hampir saja tewas dieksekusi.

Cult of the Lamb seperti namanya meminta Anda untuk berperan sebagai seekor domba yang tidak punya nam definitif. Satu yang kita tahu, nyawanya tengah terancam. Terikat dengan algojo yang menunggu, ia terlihat akan dieksekusi mati oleh 4 orang makhluk menyeramkan yang disebut sebagai “Bishops of the Old Faith”.

Namun alih-alih mati, sang domba justru menemukan dirinya berdiri di hadapan sebuah entitas yang terlihat lebih kuat dan menyeramkan di saat yang sama. Entitas yang menyebut dirinya sebagai “The One Who Waits” tersebut berjanji akan menyelamatkan si domba. Sebagai gantinya? Si domba kini harus tunduk pada dirinya, membangun sekte yang memuja dirinya, dan tentu saja – menundukkan para Bishops of the Old Faith yang telah menawan dirinya. Sang entitas ini pun menurunkan kekuatan yang diwakili dengan sebuah topi dengan logo mata di atas kepala si domba.

Cult of the Lamb jagatplay 7
Namun alih-alih mati, Anda justru diselamatkan oleh entitas misterius yang meminta Anda membentuk agama baru untuk menyembahnya.
Cult of the Lamb jagatplay 9
Dengan topi sebagai simbol, Anda kini siap berhadapan dengan takdir baru Anda!

Maka perjalanan Anda yang tak mudah ini pun dimulai. Ini berarti menjadi tanggung jawab Anda untuk merekrut sebanyak mungkin pengikut baru untuk “agama” teranyar yang baru Anda bangun ini. Sebagai kepala darinya, Anda juga mau tidak mau harus mengangkat senjata untuk tidak hanya membasmi Bishops of the Old Faith saja, tetapi juga para pengikutnya yang siap membela mereka mati-matian.

Lantas, tantangan seperti apa yang harus dilalui si domba? Bagaimana kepercayaan para pengikut mempengaruhi performa Anda sebagai “nabi” untuk agama baru ini? Siapa pula sebenarnya “The One Who Waits” ini? Semua jawaban dari pertanyaan ini akan bisa Anda dapatkan dengan memainkan Cult of the Lamb ini.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…