Menjajal God of War Ragnarok: Jam-Jam Pertama Paling Seru dan Gila!
Boy yang Bukan Lagi Boy

Salah satu hal paling menarik dari jam-jam pertama God of War Ragnarok adalah melihat perkembangan Atreus yang kini tumbuh remaja. Di trailer-trailer awal yang dilepas Sony Santa Monica, ia mungkin hanya terlihat terwakili dari suara yang lebih berat ataupun posture yang lebih tinggi dan tegak. Namun ada banyak hal yang terproyeksikan dari prosesnya menuju manusia atau dewa yang lebih dewasa.
Salah satu yang paling jelas datang dari fakta bahwa Atreus kini jauh lebih kuat dibandingkan sang seri pertama, yang juga tercermin di sisi gameplay pertarungan yang akan kita bicarakan nanti. Sejak awal permainan Anda sudah memahami bahwa dalam periode time skip yang terjadi, Kratos memang membuat Atreus belajar begitu banyak hal agar ia bisa membela dirinya sendiri jikalau ramalan para raksasa di akhir God of War pertama memang terjadi. Anda melihat bagaimana ia kini bisa mengaplikasikan kemampuan magis pelindung seperti yang dilakukan sang ibu, bagaimana ia kini bisa memahami perasaan binatang seolah berbicara langsung padanya, atau bagaimana ia kini bahkan bisa bertarung bersandingan dengan sang ayah tanpa rasa kagok sedikitpun.


Pertumbuhan yang juga diproyeksikan lewat karakter yang lebih dewasa dan matang di saat yang sama. Matang karena Atreus tak ragu memperlihatkan emosi dan kelembutannya, baik kepada kenalan ataupun pada binatang-binatang yang ia temui. Namun di sisi lain mendewasa yang jelas tercermin lewat keberanian untuk mulai bertukar dialog atau lelucon dengan sang ayah, sembari memberikan sugesti apa yang menurutnya pantas atau tidak pantas dilakukan tanpa sedikitpun rasa takut. Dinamika antara Kratos dan Atreus tumbuh menjadi lebih menarik dibandingkan sang seri pertama, dimana Kratos total berperan sebagai ayah dan mentor.
Di sisi lain, perkembangan ini juga terasa dari sisi Kratos. Walaupun ia sendiri sudah jauh berubah dari dewa pemarah yang sempat meratakan Olympus sejak seri pertama, namun ia kini juga terlihat menaruh lebih banyak penghargaan kepada Atreus. Ia mendengarkan, ia menimbang soal saran yang ia tawarkan, ia tidak lagi banyak memanggilnya dengan kata “BOY!” yang ikonik sesering di seri pertama. Jelas, Kratos juga memperlakukan Atreus dengan cara berbeda. Ada rasa penasaran yang kuat untuk melihat bagaimana hubungan keduanya tumbuh atau justru, berujung retak seperti kebanyakan kisah anak remaja? Anda yang harus menikmatinya sendiri.
Es dan Api

Tenang saja, Sony Santa Monica tidak akan melakukan aksi omong-kosong seperti sekuel banyak game dimana kemampuan yang sudah dimiliki di seri sebelumnya tiba-tiba dihilangkan begitu saja. Memang Anda tidak akan bisa membawa progress Anda dari God of War (2018) seperti equipment atau serangan runic ke God of War Ragnarok, namun Kratos tetap akan langsung dipersenjatai dengan Leviathan Axe dan Blade of Chaos sejak menit pertama. Opsi serangan api dan es tersebut akan ada sejak menit pertama.
Dengan sistem yang nyaris sama dengan pendahulunya, satu-satunya hal baru yang ditawarkan di awal permainan ini adalah kesempatan untuk melakukan proses “charging” menggunakan tombol segitiga yang ditahan untuk memunculkan efek elemen pada senjata yang Anda gunakan: es pada si kapak dan api untuk si Blade of Chaos. Proses charging ini tidak hanya membuat serangan lebih kuat saja, tetapi juga membuka akses untuk membuat musuh jatuh pada efek status tertentu – beku atau terbakar.
Yang menarik? Barisan skill yang bisa Anda buka untuk Kratos kini juga mendorong dan menyarankan Anda untuk senantiasa berganti-ganti senjata untuk damage yang lebih efektif. Sebagai contoh? Ada skill di Leviathan Axe yang akan memberikan damage lebih besar jika Anda menyerang musuh dalam status terbakar (yang bisa Anda bakar dengan Blade of Chaos) dan sebaliknya. Walaupun demikian, sistem ini untungnya sekadar rekomendasi. Sebagai gamer yang lebih nyaman menggunakan Axe daripada Blade of Chaos, kami berhasil menyelesaikan 3 jam pertama God of War Ragnarok dengan 90% tetap berada di Axe. Jadi tidak ada tuntutan dimana Anda harus selalu dan konsisten berganti-ganti senjata.


Pertumbuhan Atreus sebagai karakter seperti yang kami bicarakan sebelumnya, kini juga diproyeksikan di aksi bertarung. Bersama dengan sebuah jenis panah baru bernama Sonic Arrow, yang akan memunculkan ledakan getaran jika berhasil ditembakkan 3 kali, kontribusinya kini terasa super signikan dibandingkan Atreus yang dulu. Selama Anda tidak lupa memerintahkannya untuk menembak, panah barunya akan cepat membuat musuh jatuh dalam posisi stun, yang berarti bisa Anda koyak dan hancurkan untuk ekstra damage besar atau menghabisi sebagian besar musuh yang ada secara instan.
Berbicara soal musuh, kami dengan bahagia melaporkan bahwa salah satu keluhan terbesar dari God of War (2018) yakni varian musuh yang minim sudah berhasil teratasi dan terjawab hanya dalam beberapa jam awal permainan kami. Ada banyak varian musuh yang Anda hadapi sekarang, termasuk para Einharjar yang tidak bisa Anda pandang sebelah mata karena serangannya yang mampu memicu status efek baru bernama Bifrost. Percaya atau tidak, entah karena kami yang sudah menua drastis selama beberapa tahun terakhir ini atau tidak, namun mencicipinya di mode normal sekalipun tetap akan menawarkan kepada Anda pertarungan yang menantang. Dimana sedikit saja Anda gagal mengantisipasiserangan musuh, baik untuk evade ataupun parry dengan Shield, Anda akan berakhir dengan nasib buruk. Apalagi kini sebagian besar musuh, terutama yang spesial, punya serangan mematikan ekstra yang ikut bersama lingkaran warna biru yang harus Anda batalkan dengan serangan shield sebelum ia tereksekusi sempurna dengan damage besar di akhir. Saran kami? Jangan panik.

Maka langkah selanjutnya, seperti apa yang sudah diterapkan di God of War (2018) yang lalu adalah memastikan equipment yang Anda pasang sesuai dengan apa yang Anda inginkan dan butuhkan dari gaya bermain Anda. Karena ragam equipment yang didapatkan Kratos selalu punya fungsi dan buff spesifik yang bisa jadi cocok ataupun tidak cocok dengan apa yang Anda butuhkan. Dengan material yang cukup, Sindri dan Brok akan memfasilitasi kebutuhan tersebut.