Review Overwatch 2: Angka Dua Buat Apa!

Reading time:
October 20, 2022

5 VS 5 yang Ternyata Seru

Overwatch 2 jagatplay 16
Overwatch 2 kini free to play!

Jika kita berbicara soal dua perubahan paling masif yang ditawarkan oleh Overwatch 2, selain keputusan ekstrim untuk “menelan” Overwatch 1 dan menghapusnya secara permanen, adalah pergantian metode distribusi game dan format pertempuran yang ia tawarkan.

Benar sekali, berbeda dengan Overwatch 1 yang diposisikan sebagai game berbayar, Overwatch 2 diposiskan sebagai game free to play yang kini tersedia di lebih banyak platform, termasuk Nintendo Switch. Konsep free to play seperti ini adalah jalur teraman dan ternyaman untuk menjamin jumlah pemain yang ramai dan komunitas yang aktif, yang kemudian terbukti dari keberhasilan menarik jumlah pemain hingga 25 juta user dalam waktu hanya 10 hari saja. Walaupun harus diakui, juga meninggalkan masalah spesifik, seperti ketidaksiapan server yang membuat jumlah antrian menembus puluhan ribu di hari-hari pertama rilis. Berita baiknya?Masalah yang satu ini bisa disimpulkan, sudah teratasi setidaknya di versi konsol.

Perubaha signifikan kedua tentu saja adalah perubahan format pertempuran dari 6 VS 6 menjadi 5 VS 5. Bahwa satu tim tidak lagi ditenagai oleh 2 peran Tank, komposisi tim di Overwatch 2 kini akan terdiri dari 1 Tank + 2 Damager + 2 Support yang tentu saja mengubah pace dan strategi bermain. Kami harus diakui merupakan gamer yang menerima dengan terbuka sistem yang baru ini.

Sebagai gamer yang senang berperan sebagai damager atau support, sistem 1 Tank ini membuat fokus serangan atau pertahanan menjadi sangat jelas. Bahwa jika Anda ingin tim Anda bertahan lebih lama saat bertukar serangan satu sama lain, maka Anda harus terus memerhatikan dimana satu-satunya tank di tim Anda dan satu-satunya tank di tim musuh Anda. Menghabisi tank musuh berarti membuka potensi untuk menghabisi sisa tim yang lain, sementara melindungi tank Anda berarti menjamin konsistensi pertukaran damage yang di satu titik selalu akan membuka tabir misteri siapa yang akhirnya memenangkan pertarungan. Apalagi sang solo tank juga biasanya diikuti oleh satu support berdedikasi tinggi yang bisa Anda jadikan target selanjutnya.

Overwatch 2 jagatplay 135
Kami termasuk gamer yang menyambut terbuka format 5 VS 5 di seri ini.
Overwatch 2 jagatplay 70
Berfokus pada tank atau support yang melindunginya kini menjadi strategi yang mumpuni alih-alih menunggu ultimate seperti di seri pertama.

Posisi 1 tank ini tentu saja membuat pertempuran terasa lebih cepat dan intens dibandingkan dengan sistem 2 tank yang membuat perhatian tidak hanya harus terbagi saja, tetapi membuat banyak pertempuran menjadi sangat mengandalkan serangan ultimate atas nama “membersihkan” anggota tim lawan untuk mencapai objektif apapun itu. Sistem 1 tank seperti ini membuat aksi menyerang biasa yang diikuti dengan komposisi tim ciamik cukup untuk membuat pertukaran posisi saat bertempur, baik untuk tim menyerang ataupun bertahan menjadi lebih sering terjadi. Walaupun harus diakui, gamer-gamer yang sering bermain Tank kini punya tanggung jawab moral yang lebih besar karena keberhasilan tim Anda akan sangat bergantung pada seberapa baik Anda memainkannya. Kami sempat bertemu dengan Roadhog yang bermain di belakang tim dengan hanya mengandalkan aksi tarik-menarik dan percayalah, itu jadi salah satu pengalaman Overwatch 2 dimana kami ingin berteriak sekencang-kencangnya.

Dari pengalaman bermain kami yang sempat mencicipi Overwatch pertama hingga ratusan match walaupun tak berdedikasi untuk terus memainkannya memasuki tahun-tahun selanjutnya, perubahan yang ditawarkan di format pertempuran menjadi 5 VS 5 di Overwatch 2 ini adalah sesuatu yang kami sambut dengan tangan terbuka.

Overwatch 2 jagatplay 139
POTG untuk karakter support healer? MIMPI!

Salah satu keluhan yang juga harus kami lemparkan terkait sistem baru ini? Bahwa masalah klasik yang sudah menimpa Overwatch pertama sejak tahun 2016 yang lalu masih terjadi di sini, yakni pemilihan “Play of the Game (POTG)” yang masih monoton dan tak adaptif. Bahwa terlepas dari fakta bahwa franchise ini sudah eksis selama 6 tahun lamanya, proses pemilihan POTG masih didasarkan pada seberapa banyak musuh yang berhasil dibunuh menggunakan satu kali Ultimate. Situasi yang membuat karakter seperti D.va atau Reaper atau karakter hero manapun yang punya akses ultimate untuk menghabisi banyak karakter sekaligus akan seringkai meraih POTG. Sementara karakter seperti Mercy yang mati-matian memastikan tim bertahan hidup seringkali tak mendapatkan apresiasi yang seharusnya. Sistem ini butuh berubah.

Battle-Pass yang Tak Memuaskan

Overwatch 2 jagatplay 36
Ia datang dengan sistem Battle Pass yang mengecewakan.

Sepertinya sudah bukan rahasia lagi bahwa keputusan Blizzard untuk mengubah format Overwatch 2 menjadi game free to play sekaligus menghapus Overwatch 1 lewat sistem peleburan yang dipaksakan tentu saja jelas, untuk menyaring sebanyak mungkin fans sembarimemastikan komunitasnya tak terbagi. Pada akhirnya,sumber keuntungan akan datang proses monetisasi yang tidak lagi mengandalkan sistem lootbox, melainkan sistem Battle Pass atau aksi beli kosmetik secara langsung.

Sistem Battle Pass di atas kertas memang terdengar fantastis untuk Overwatch 2. Bayangkan saja, dengan semua reward yang bisa Anda dapatkan dari versi gratis ataupun Premium (berbayar), ia pasti akan berkontribusi untuk mendorong motivasi Anda untuk mencicipi satu pertempuran lagi, satu pertempuran lagi, dan satu pertempuran lagi. Namun sayangnya, implementasinya justru membuat kami tidak lagimemerhatikannya sama sekali dan melihatnya tak lebih dari sekadar mekanik ekstra yang menambahkan ekstra angka di setiap akhir pertempuran Anda selesai.

Permasalahannya? Setidaknya di versi gratis non-premium, Battle Pass ini datang dengan dua masalah: reward yang tak menggoda dan progress yang lambat. Untuk masalah reward, melihat bahwa aksi Anda bertarung selama berjam-jam (karena memang seru) berujung mendorong level baru di Battle Pass dengan hadiah yang memble yang tak menarik untuk Anda mau tidak mau, menghasilkan rasa kekecewaan tertentu terlepas dari apakah Anda mengharapkan sesuatu atau tidak. Melihat level Battle Pass Anda naik dengan kecepatan yang lambat setelah bonus login harian juga berkontribusi negatif pada keseluruhan pengalaman yang mengitari konsep ini.

Overwatch 2 jagatplay 123
Tak ada sedikit pun rasa puas ataupun bahagia saat melihat Battle Pass Anda naik level.
Overwatch 2 jagatplay 146
Bahkan aksi beli kosmetik langsung dengan uang nyata pun harus melewat UI yang sudah pasti membingungkan gamer pendatang baru.

Hingga pada tahap, membuat kami merindukan konsep lootbox dari Overwatch pertama. Setidaknya dengan lootbox, terlepas dari apakah ia berujung menawarkan Anda isi yang Anda inginkan atau tidak, selalu ada kegembiraan ketika Anda mendapatkannya, menabungnya, dan membukanya dengan sedikit ekstra harapan di sana. Tentu saja selalu ada kesempatan bagi Blizzard untuk belajar mengimplementasikan sistem ini dengan lebih baik di masa depan, namun pada saat berita ini ditulis, Battle Pass Overwatch 2 justru menjadi transisi sistem yang tak terasa sememuaskan lootbox di seri pertamanya.

Overwatch 2 jagatplay 124
Money! Money! Money!

Parahnya lagi, dengan UI yang juga harus diakui tak bersahabat untuk gamer-gamer pendatang baru, bahkan aksi untuk berupaya membeli kostum karakter tertentu secara langsung bisa berujung membingungkan. Alih-alih tersedia di sesi Store terpisah dengan list yang lengkap, Anda harus bergerak ke menu Heroes dan memeriksa setiap hero untuk menemukan daftar kosmetik yang ia miliki sebelum membelinya dengan mata uang yang tersedia. Ini juga ekstra perbaikan yang perlu dilakukan oleh Blizzard.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…