Review Valkyrie Elysium: Demi Odin!
Terasa Seperti RPG Setengah Hati

Terlepas dari sistem pertarungan yang seru dan menyenangkan, sayangnya Valkyrie Elysium diterpa oleh masalah yang sepertinya mengitari banyak game-game RPG racikan Square Enix yang lain sejauh ini, bahwa ia datang dengan budget terbatas atau dikerjakan oleh tim yang kecil. Konsekuensinya adalah kenyataan pahit bahwa Anda tidak akan bertemu dengan pengalaman identik JRPG yang Anda inginkan hampir dari semua sektor yang ada.
Keluhan pertama kami datang dari fakta bahwa untuk sebuah kisah yang menjadikan mitologi Norse sebagai basis, yang notabene sudah mendekati akhir cerita Ragnarok yang seharusnya epik dan penuh kehancuran, Valkyrie Elysium justru terasa terlalu tenang. Bayangkan saja bahwa cerita katastropik yang bahkan mampu diwujudkan Valkyrie Profile masa lampau dengan lebih baik ini berakhir dengan Anda melakukan: eksplorasi di kota sepi, berbicara dengan hanya Odin dI Valhalla yang terlihat baik-baik saja, bertarung dengan monster yang tak terlihat cukup kuat untuk menghancurkan dunia, dan menikmati kisah-kisah sampingan dari bunga-bunga alih manusia. Ia tak terasa seperti sebuah kisah yang disiapkan untuk proporsi yang epik.


Keluhan kedua juga datang dari cara mereka menangani Einherjar yang notabene hanya berjumlah empat di sini. Dengan kuantitas yang lebih sedikit, Square Enix dan Soleil sebenarnya punya kesempatan besar untuk menggali peran mereka lebih dalam dan membuat mereka jauh lebih bermakna di sisi cerita. Yang terjadi? Keempat karakter ini ditangani dengan setengah hati. Bahkan harus diakui, tidak sedikit Einherjar di Valkyrie Profile yang datang dengan kepribadian dan motivasi lebih unik daripada keempat Einherjar di sini yang kesemuanya berjalan lurus dan eksis hanya untuk setia pada apapun misi yang diemban oleh si Valkyrie. Lebih parahnya lagi? Alih-alih dilebur ke dalam cerita utama, opsi untuk mengenal latar belakang tiap Einherjar ini justru dilakukan dengan audio drama berbasis teks dan tanpa dramatisasi yang harus Anda picu sendiri dari halaman Collection. Hal ini juga diperburuk dengan sistem perekrutan membosankan yang hanya meminta Anda mencari dan memicu item-item spesifik saat misi utama berjalan.
Seperti yang bisa diprediksi, keluhan tambahan juga datang dari cara mereka menangani misi sampingan dan sistem upgrade yang ada. Untuk misi sampingan, Anda biasanya akan berujung hanya menyentuh bola-bola sinar di sekitar area misi tanpa interaksi yang lebih dalam, yang kemudian membuka misi sampingan yang biasanya meminta Anda untuk kembali ke area yang sama. Interaksi minim ini membuat Anda sulit peduli soal cerita yang sebenarnya tengah Anda lalui, apalagi jika ia selalu berakhir dengan aksi membersihkan musuh hingga tuntas, apapun cerita yang ia bawa. Hal ini juga berlaku pada misi-misi sampingan para Einherjar yang bisa membuka skill baru. Pada akhirnya, misi-misi ini tak punya banyak makna, gagal membuat Anda peduli, dan berakhir dengan lebih banyak pertarungan juga,.


Sistem upgrade yang sempat kami ceritakan sebelumnya dimana ia berbasiskan sistem Gems yang jatuh dari ragam aktivitas juga membuat game ini semakin linear. Apa pasal? Kelangkaan varian Gems tertentu justru didesain sebagai tembok penghalang alih-alih sesuatu yang mendorong Anda untuk melakukan aksi eksplorasi lebih banyak. Tembok penghalang? Benar sekali. Akan ada beberapa gems yang baru pertama kali Anda buka ketika masuk ke chapter cerita tertentu dengan nihilnya opsi untuk mendapatkannya lebih awal dengan cara apapun. Ini berarti proses penguatan Valkyrie ataupun senjata yang ia gunakan pada akhirnya ditentukan oleh seberapa jauh cerita yang ada dan apakah si game sudah memperbolehkan Anda mengakses opsi tersebut atau tidak. Cukup mengecewakan.
Dengan sistem pertarungan yang di mata kami sudah berhasil mereka eksekusi manis, yang notabene bukan pekerjaan mudah untuk game seperti Valkyrie yang notabene menjadi karakter seperti Einherjar sebagai bagian integral yang tak terpisahkan, Square Enix sebenarnya sudah melakukan setengah tugas dari mereka dengan baik. Mengapa setengahnya lagi, yang notabene mendefinisikan sisi RPG-nya dan yang tak terelakkan, akan terus dibandingkan dengan Valkyrie Profile berujung tak dieksekusi dengan baik? Itu pertanyaan besarnya.
Kesimpulan

Menggembirakan sepertinya bukanlah reaksi yang berlebihan untuk melihat fakta bahwa Square Enix kembali menaruh perhatian untuk franchise legendaris yang sudah lama vakum seperti Valkyrie. Walaupun tidak hadir dengan seri utama dan lebih memilih melahirkannya dalam bentuk spin-off di tangah developer yang berbeda, ia tetap memicu harapan tersendiri bahwa ini akan menjadi awal yang baru. Apalagi Soleil mengeksekusinya dengan cukup baik, terutama caranya menerjemahkan sistem Einherjar yang legndaris ke dalam format action RPG yang ternyata berujung fantastis. Setiap pertarungan terasa cepat, seru, dan tetap butuh level strategi tersendiri untuk dieksekusi. Sayangnya, kekuatan tersebut tidak didukung oleh elemen yang lain.
Pada akhirnya, kekuatan sistem pertarungan tersebut dicederai oleh eksekusi elemen RPG lain yang terasa setengah hati. Fakta bahwa mereka memotret event sekelas Ragnarok sebagai event yang tenang alih-alih sesuatu yang penuh chaos dan kehancuran tentu saja membuat tone Valkyrie Elysium terasa absurd. Apalagi ketika sumber utama interaksi yang Anda dapatkan lebih banyak datang dari bunga-bunga berbicara yang mewakili karakter tertentu alih-alih misalnya, bertemu dengan arwah yang menyerupai sosok mereka misalnya. Misi sampingan dengan desain kuno, minimnya perhatian pada para Einherjar untukmelebur mereka ke cerita utama dengan cara yang lebih bermakna, hingga sistem upgrade yang terasa linear membuat pengalaman Valkyrie Elysium tak sebaik yang diharapkan.
Kekurangan-kekurangan ini memang tidak lantas membuat Valkyrie Elysium tak layak dimainkan. Ada daya tarik yang solid di sana, terutama untuk sistem pertarungan yang diusung. Namun dengan lemahnya sisi cerita yang diusung, kami lebih merekomendasikan Anda untuk menunggunya di harga yang Anda anggap rasional dan terjangkau.
Kelebihan

Pendekatan visual cukup unik
Sistem pertarungan yang ternyata seru dan strategis
Taika
OST yang lumayan epik
Multiple Endings tersedia
Kekurangan

Naruto-run? Naruto-run??!
Gagal memanfaatkan mitologi secara maksimal untuk ceritayang epik
Terlalu “tenang” untuk sebuah masa mendekati kiamat
Desain quest kuno yang selalu meminta Anda bertarung
Progress karakter dan senjata dibatasi progress cerita
Gagal mengintegrasikan para Einherjar dengan baik ke dalam cerita
Latar belakang Einherjar disajikan dalam bentuk audio drama
Ragam lokasi yang Anda kunjungi di Midgard berujung hambar
Cocok untuk gamer: penggemar berat seri Valkyrie, menginginkan action RPG yang seru
Tidak cocok untuk gamer: yang memimpikan cerita mitologi Norse yang epik, yang menginginkan kompleksitas cerita atau karakter sekelas Valkyrie Profile