Review The Callisto Protocol: Permulaan yang Menjanjikan!
Sempat mencapai masa keemasan di masa lampau, tenggelam, dan kemudian menemukan jejak kebangkitannya kembali, survival horror memang tengah menemukan momentum yang unik selama beberapa tahun terakhir ini. Kesuksesan yang berhasil diraih Capcom lewat Resident Evil, terutama remake seri keduanya sepertinya pantas untuk dinobatkan sebagai salah satu pemicu di balik keberanian banyak developer dan publisher untuk kembali mengeksplorasinya. Di antara begitu banyak proyek yang mengemuka, ada satu nama yang langsung mencuri perhatian. Berusaha mengisi kekosongan gaya survival horror luar angkasa yang ditinggalkan Dead Space, kita tentu tengah bicara soal The Callisto Protocol.
Di awal eksistensinya dimana ia berdiri di bawah bendera Krafton, The Callisto Protocol memang terhitung “unik”. Apa pasal? Karena Krafton di kala itu memperkenalkannya sebagai game survival horror luar angkasa yang akan berbagi semesta dengan game battle royale andalan mereka – PUBG. Untungnya, ide absurd tersebut dibuang dan The Callisto Protocol berujung berdiri sendiri sebagai sebuah semesta yang baru. Antisipasi pun meninggi setelah diketahui bahwa sang developer – The Striking Distance dikepalai oleh seorang Glen Schofield yang notabene merupakan otak yang melahirkan seri Dead Space yang kita kenal selama ini. Dengan aksi marketing yang cukup intens selama beberapa bulan terakhir, kesempatan untuk menjajal game ini akhirnya tiba.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Callisto Protocol ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game dengan permulaan yang menjanjikan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Mengambil setting jauh di masa depan ketika manusia sudah membangun koloni di planet lain, Anda berperan sebagai seorang pilot pesawat transport bernama Jacob Lee yang diminta untuk membawa sebuah kargo penting dari Europa ke Callisto, yang saat itu memang menjadi lokasi dari sebuah penjara interplanet dengan keamanan tinggi bernama Black Iron Prison. Sudah beberapa kali melakukannya dan siap untuk menikmati antaran terakhirnya, justru nasib malang yang harus dihadapi oleh Jacob.
Pesawatnya tiba-tiba diserang oleh sebuah kelompok teroris bernama TheOuter Way yang membuat pesawatnya harus jatuh ke permukaan Callisto. Lebih buruknya lagi? Alih-alih diselamatkan oleh pihak berwajib, Jacob justru diamankan, ditangkap, dan dijebloskan ke dalam Black Iron untuk alasan yang tak jelas terlepas dari usahanya untuk menjelaskan posisinya sebagai seorang pilot semata. Situasi tersebut kian buruk ketika tak lama setelah ia dijebloskan, Black Iron tiba-tiba berada dalam stiuasi penuh kekacauan dan kehancuran. Api, struktur yang luluh lantak, mayat bergelimpangan, dan ancaman mematikan pun mengintai.
Tak perlu waktu terlalu lama sebelum Jacob menemukan bahwa Black Iron kini diisi oleh monster-monster aneh nan super agresif yang sepertinya tak segan untuk membunuh dan membinasakan siapa saja. Sebegitu banyaknya monster ini, hingga sistem keamanan Black Iron yang dipersenjatai robot-robot raksasa dengan senjata berat pun harus tunduk dan kelabakan karenanya. Bermodalkan senjata melee di tangan, ia mulai harus mencari jalan keluar sekaligus jawaban soal apa yang terjadi. Jawaban yang sepertinya mengarah hanya pada satu solusi yang jelas – ia harus keluar dari Callisto secepatnya.
Lantas, apa yang sebenarnya terjai dengan Black Iron Prison ini? Apa pula monster-monster yang tiba-tiba muncul dan menghancurkannya? Mampukah Jacob selamat? Tantangan seperti apa yang harus ia hadapi? Semua jawaban tersebut bisa Anda temukan dengan memainkan The Callisto Protocol ini.